WWL23

700 68 2
                                    

Hari ini tepat 1 minggu sebelum pertunangan LianKuea.

"Nhu, hari ini kita ke makam orangtuamu." ujar Lian dan Kuea pun tersenyum dan membelalakkan matanya.

"Benarkah Hia?" ujar Kuea dengan wajah bahagia.

"Uhmm." gumam Lian.

"Kita bersiap dan segera ke sana, na!" ujar Lian lagi dan Kuea pun mengangguk dan segera berjalan cepat ke kamarnya untuk bersiap.
Lian pun tersenyum melihat Kuea yang bersemangat.

Setelah beberapa saat Kuea pun keluar dari kamarnya dan menghampiri kamar Lian lalu mengetuk pintunya.

"Hia, Nhu sudah siap." teriak Kuea.

"Khaa." balas Lian.
Kuea pun tersenyum senang bercampur malu mendengar jawaban Lian.

Akhirnya mereka pun berangkat ke makan orangtua Kuea.

Sesampainya di sana Lian Kuea pun menghampiri 2 makam kembar dengan 2 nama yang berbeda dan Kuea pun berjongkok dan menyimpan bunga2 di atas tanah kuburan itu.

"Pho, Mae, ini Kuea datang berkunjung. Pho, Mae, Kuea rindu." ujar Kuea dengan mata yang berkaca2.

Lian pun melihat ke 2 makam itu lalu berjongkok di samping Kuea dan Kuea pun menatap Lian.

"Pho, Mae Kuea, perkenalkan nama saya Lian Panich. Saya datang kemari hari ini ingin meminta ijin untuk meminta anak kalian Kuea untuk menjadi pasangan hidup saya. Saya berjanji akan selalu menjaga dan merawat anak kalian. Terima kasih Pho dan Mae Kuea yang sudah melahirkan dan membesarkan kebahagiaan saya." ujar Lian dan akhirnya Kuea pun meneteskan airmata mendengarkan perkataan Lian.

Lian pun menatap Kuea dan tersenyum lalu mengelus kepala Kuea dan Kuea pun tersenyum.

"Pho, Mae. Kuea minta restu untuk menjalani hidup Kuea yang baru bersama Hia Lian. Semoga Pho dan Mae merestui dan memberkati pertunangan Kuea dengan Hia Lian. Pho dan Mae sekarang tidak usah khawatir lagi na! Kuea sekarang sudah mempunyai seseorang yang akan mengurus dan menjaga Kuea." ujar Kuea.

Mereka pun saling bertatapan dan mereka memandang makam itu untuk waktu yang cukup lama.
Setelah berdoa dan meminta ijin akhirnya mereka pun pergi dari makam itu.
.
.

3 hari sebelum pertunangan mereka, LianKuea pun segera berangkat ke Chiang Rai dimana acara pertunangan akan di adakan.

Lian dan Kuea pun sampai di sebuah rumah yang sangat besar dan megah yang merupakan mansion kediaman Lian.
Mereka akan mengadakan acara pertunangan di mansion Lian.

Kuea menatap mansion besar itu tanpa mengatakan apa2 setelah Kuea keluar dari mobil.
Lian pun tersenyum melihat Kuea.

"Kenapa Nhu?" tanya Lian dan akhirnya Kuea pun melihat pada Lian.

"Ini rumah Hia dan Mae?" tanya Kuea dan kembali melihat ke rumah besar itu.

"Hmm. Ini bukan rumah Hia dan Mae, tapi rumah kita Nhu." ujar Lian dan Kuea pun bergantian melihat pada Lian dan rumah itu.

Lian pun menggenggam tangan Kuea lalu berjalan masuk ke dalam mansion itu.

Ketika mereka masuk beberapa pelayan yang ada di sana segera menyambut Lian dan Kuea.

"Selamat datang Tuan Lian." ujar para pelayan itu dan Lian pun menganggukkan kepalanya sambil terus berjalan ke belakang mansion itu.

Setibanya di halaman belakang mansion itu, Kuea tambah terpana melihat pemandangan halaman belakang yang berubah menjadi tempat diadakannya acara pertunangan.

Kuea melihat betapa mewah dan bagusnya tempat pertunangannya dengan Lian.
Beberapa orang masih terlihat mondar mandir mempersiapkan acara yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.

"Nhu, Nhu mau mandi dan istirahat dulu atau kita mau ke makam Mae dan Pho Hia dulu?" tanya Lian dan Kuea pun kembali tersenyum.

"Ke makan Mae dulu Hia. Kuea rindu pada Mae." ujar Kuea sambil memegang lengan Lian dan Lian pun menganggukkan kepalanya.

Mereka pun kembali keluar dan masuki mobil lagi lalu berangkat ke pemakaman dimana orangtua Lian di makamkan.

Sesampainya disana Kuea melihat nama Mae disebuah nisan mewah dan segera berlari lalu berjongkok dan memegang nisan bertuliskan nama Mae.

"Mae, ini Kuea datang mengunjungi Mae." ujar Kuea dan menangis.
Lian yang berjalan pelan pun akhirnya sampai dan berjongkok lalu menyimpan beberapa bunga di tanah yang mengubur Mae dan Phonya.

"Mae, Pho, hari ini Lian membawa Kuea bersama Lian. Apa Mae rindu pada Kuea? Dan Pho kenalkan ini Kuea calonnya Lian." ujar Lian sambil memegang kedua nisan orangtuanya.

"Pho, Lian ingin minta ijin untuk melaksanakan pertunangan dengan Kuea, dan Mae, Mae pasti bahagia kan disana? Kuea akhirnya akan menjadi anak menantu Mae." ujar Lian sambil tersenyum.

"Pho, Lian akan menjadi laki2 yang seperti Pho selalu ajarkan pada Lian, untuk menjadi laki2 yang bertanggung jawab dan mengurus keluarga. Mae, Pho, Lian akan menjaga Kuea yang menjadi pilihan Lian untuk Lian lindungi dan sayangi." ujar Lian dan Kuea pun tersenyum sambil menatap nisan Mae.

"Mae terima kasih na! Karena Mae, Kuea bisa bertemu dengan Hia dan merasakan kebahagiaan seperti ini. Mae sudah memberi Kuea kebahagiaan dengan menyayangi Kuea seperti anak Mae sendiri dan juga memberikan anak Mae untuk Kuea. Terima kasih Mae, Kuea sayang dan rindu pada Mae." ujar Kuea sambil terisak.

Lian pun menatap Kuea lalu merangkul bahunya dan mengelus kepala Kuea.

"4 hari lagi, kita akan mengikat janji untuk saling setia dan menjaga sampai hari dimana kita menjadi satu di hari pernikahan kita Nhu." ujar Lian dan Kuea pun mengangguk lalu memeluk Lian.

Lian pun membalas pelukan Kuea dan mencium kening dan rambut Kuea.











TBC

𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)Where stories live. Discover now