MPB🚩 7

4.7K 115 0
                                    

Halohaa gaiss..
Lama gak sih gue ga up nya?

Apa kurang lama?
Akhir akhir ini sibuk sih, terus alur cerita pun ngalir kan jadi ya gimana sengalirnya aja sih.

Jadi gimana kesannya di chap ke 7 ini?
Udah dapet feel nya?

Oh yaa vote comment nya dongg!

Chap ini pendek sih wkwkw, ngasih tau aja gue mah.





🚩🚩🚩



Langit yang sudah berubah menjadi gelap seakan tidak menarik bagi Lili, bahkan harum semerbak sup ayam masakan Tante Andin sama sekali tidak menarik atensinya.

Sedari tadi Lili hanya melamun di dapur yang mengarah ke halaman belakang , memikirkan jika Ia di pecat dari pekerjaan ini apakah besok Lili harus jadi tukang parkir saja?

Sebenarnya tadi Lili mengikuti Bu Ajeng dan Izo ke kamarnya, tapi kehadiran Lili tak di anggap, keduanya nampak tak peduli akan Lili, itulah sebabnya Ia sedari tadi di sini.

"Dor!"

"AAAA!"

Lili yang sedang duduk itu terkaget.

"Ish Risya apaan sih lo?!"

Pelaku yang mengagetkan Lili itu tertawa.

"Lagian lo ngapain disini jir? Pindah profesi Lo jadi tukang kebun?"

Lili mendelik, sungguh ia tidak ada tenaga untuk meladeni Risya sekarang.

Risya kini ikut duduk di samping Lili, persis saat mereka pertama bertemu di depan supermarket kemarin.

"Lo napa Li? Ada masalah sama si ganteng?"

Lili menghela nafas berat."Iya, bodoh banget ya gue, baru sehari kerja aja udah buat masalah?"

"Kali ini sakit apa lagi tuh tuan muda?"

"Kali ini gimana maksud lo Sya?"

Risya sendiri terlihat tidak heran."Ya begitu, emang bukan lo doang kok baru beberapa hari udah buat masalah sama tu anak. Ada yang baru dua hari juga udah bikin si Izo benjol, ada yang baru lima hari tapi si Izo udah muntah muntah, ada yang seminggu udah bikin si Izo mimisan, paling sering sih di bikin kambuh alerginya. Terus kasus lo kali ini apaan Li?"

Bentar otak Lili sedang mencerna, jadi maksudnya tuh Izo memang rentan sakit apa pengasuh yang melamar sebelumnya memang rata rata teledor?

"Bentar Sya, jadi maksud lo Izo sakit karna pengasuhnya tuh udah biasa terjadi gitu?"

"Ya rata rata memang gitu semua, makanya gue bisa nebak. Oh iya pasti tu anak sekarang udah sama dokternya kan?"

Lagi Lili tercengang, kejadian ini sudah sangat biasa gitu?

"Em kayaknya sih iya."

Jujur saja Lili gatau Izo sudah bersama dokternya atau belum, tadi sebelum meninggalkan kamar Izo sih Lili dengar dokternya akan sedikit terlambat karna kendala.

"Nih ya Li, tuh si tuan muda mah emang begitu, jompo banget, ibarat kek kaca yang tipis gampang bet pecahnya. Makanya setiap pengasuh pasti punya pengalaman tu anak sakit. Jadi gausah terlalu di pikirinlah."

Masalahnya bagaimana tidak terlalu di pikirkan? Hari pertama bekerja sudah membuat anak itu sakit? Hari pertama loh ya harus di garis bawahi.

Rasanya Lili sangat sangat merasa bersalah.

"Tetep aja kepikiran Sya."

Risya berdecak."Ya kalau kepikiran Lo kenapa malah diem disini lah bego? Minta maaf kek sana, urus kek dia, apa kek. Kalau kepikiran doang tapi kagak di selesain yang ada lo yang selesai hari ini juga."

Lili membeku, benar juga kata Risya.

Tidak tunggu lama Lili langsung melangkah pergi, meninggalkan Risya yang menggeleng gelengkan kepalanya.

******

Lili melangkah dengan cepat namun Ia sama sekali tidak menemukan Bu Ajeng di setiap inci rumah besar ini.

Ya langkah pertama Lili memang meminta maaf kepada Bu Ajeng, karna pikir Lili hidupnya sekarang tergantung keputusan Bu Ajeng.

Namun entah Lili tak melihat Bu Ajeng di tempat tempat biasa Bu Ajeng berada, oh apa Bu Ajeng berada di kamar Izo?

Kamar anak itu memang belum Lili kunjungi.

Dengan cepat Lili menaiki tangga, pintu hitam bertema dinosaurus itu menyapa penglihatannya.

Belum sampai memegang kenop pintu itu, suara aneh sudah mengaya Lili.

"Ahh, Zoel in- ini bener bener gila."

Dengan gerakan perlahan Lili mendekat kearah pintu itu, yang ternyata tidak tertutup sepenuhnya.

"Ahhh.. Sayang please faster!"

"Ahhh, ahh aku bisa gila kalau ga ngerasain ini sehari aja. Kamu tau?"

Kedua kelopak mata Lili terbuka lebar, begitu pun dengan mulutnya.

Kaget, mungkin hal itu selalu akrab dengan Lili di akhir akhir ini.

Bagaimana tidak? Lili melihat dengan jelas seorang perempuan dengan setelan rapih dan kemeja dokternya yang sekarang sudah tidak bisa di bilang rapih lagi.

Bagian atas sudah terbuka, yang lebih parah bagian bawahnya sudah benar benar tidak terbalut apa pun, Lili memang tidak bisa melihat dengan jelas tentu karna terhalang bahu besar seseorang yang katanya sakit tadi.

Mata Lili rasanya panas, sangat sangat panas.

Dokter yang katanya bisa menyembuhkan Izo itu kini menekan kepala Izo ke arah bagian privasinya, sedangkan Izo? Ia sering kali terlihat ingin melepaskan diri tetapi tidak bisa.

Perempuan dengan setelah dokter itu menampilkan wajah penuh kenikmatan.

Sial Lili benar benar menangis sekarang.

Bukan karna mata Lili tercemari tapi Izo yang terlecehkan yang membuat hatinya sakit.

"Ahhh.. sayanggg this is really i miss!"

Lili tersadar, dengan cepat Ia menghapus air matanya. Tadinya niat awalnya Ia ingin memanggil Bu Ajeng namun teringat Bu Ajeng tidak ada dimana mana dengan cepat Lili mengeluarkan handphonenya.

Handphonenya memang tidak bagus tapi Lili yakin kejadian yang Ia rekam itu bisa menampilkan dengan jelas bahwa Izo yang berada di sana.

🚩🚩🚩

Kaget ga sih?
Ada yang bisa nebak gaa itu si Izo di apain?

Seminggu ini gue usahain up cepet deh kalau vote comment lancar, klo engga ya yasudah.

My Piercing BoyOnde histórias criam vida. Descubra agora