50. Perlawanan Jaehyun

25 9 2
                                    

Jaehyun tersenyum penuh menatap bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya. Akhirnya, setelah menunggu selama satu bulan lamanya, Jaehyun bisa bernapas dengan tenang.

Setelah puas menyaksikan orang-orang yang terus mencemooh dan berteriak di depan bangunan tersebut, Jaehyun melangkah—menerobos kerumunan orang-orang yang ada di sana.

Tujuan Jaehyun untuk menjatuhkan Perusahaan kakeknya, City Group telah tercapai sepenuhnya. Dan disaat itu pula, Jaehyun berhasil kembali ke perusahaan sebagai pemilik saham tertinggi. Tentu saja, itu berkat bantuan dari Papa, Yerin, Yoobin, dan juga saham milik Jaehyun sendiri yang nyaris jatuh ke tangan Suho. Andai kata Jaehyun tidak dapat menjaga Jiho dengan baik.

"Akhirnya kamu datang juga."

Langkah Jaehyun terhenti sewaktu Yerin tiba-tiba saja menghadang jalannya.

"Lama ga jumpa, Kak," sapa Jaehyun seraya melambaikan tangannya pada Yerin.

Yerin berdecih. Entah sejak kapan, adiknya yang super kaku itu berubah seperti ini.

Namun, Jaehyun sama sekali tak acuh. Jaehyun malah menggandeng lengan Yerin, dan kembali beranjak. "Belakangan ini aku terus kepikiran, kalau Kakek udah ga ada lagi, kira-kira dihari itu aku bakalan nangis ga, ya?"

Yerin tak menyahut. Sejujurnya, Yerin sendiri pernah memikirkan hal tersebut.

"Kakek pernah siksa aku, pernah siksa Kak Yerin juga ... jadi buat orang yang kayak gitu, apa kita bisa nangis?"

"Faktanya, kondisi Kakek sekarang masih baik-baik aja, tuh. Padahal udah sehancur ini perusahaan Kakek, tapi Kakek masih bertahan," kata Yerin.

Jaehyun melepas gandengannya. Lalu berhenti dan menatap Yerin. "Sampe sini aja. Aku bakalan ke ruangan Kakek sendiri."

Yerin mengangguk. "Jae, City Group ini ibarat nyawa Kakek. Jadi—ehm, apa yang bakalan kamu lakuin?"

Jaehyun tersenyum. "Apapun."

Tanpa menunda waktu lebih lama lagi, Jaehyun langsung bergegas. Tidak hanya di luar Perusahaan, keadaan di dalam Perusahaan pun sama kacaunya. Di tempat manapun yang dilewati, Jaehyun terus mendengar para karyawan yang terus bergosip.

Sembari berjalan, Jaehyun terus membayangkan bagaimana ekspresi sang Kakek sekarang ini. Bagaimana reaksi Kakek, serta apa yang akan dilakukan Kakek.

Jaehyun menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembusnya perlahan sewaktu ia tiba di depan ruangan Kakek. Ia tidak yakin dengan hal yang lainnya, tapi soal apa yang akan dilakukan Kakek ... ia dapat meyakini satu hal.

"Dasar anak hina!!!"

Sesuai dugaan, Jaehyun pasti akan mendapat pukulan terlebih dahulu. Namun bukannya merintih kesakitan akibat pukulan tongkat golf yang mendarat di pahanya, Jaehyun malah tersenyum puas melihat betapa marahnya sang Kakek sekarang.

"Selain Kakek, saya juga bisa memberi peringatan yang seperti ini. Saya sudah pernah mengatakan, hentikan perjodohan konyol itu. Dan berhenti ikut campur urusan keluarga saya," ucap Jaehyun.

Rahang Kakek tampak mengatup. Tepat setelah mendengar ucapan Jaehyun, Kakek kembali memukul paha Jaehyun. Suaranya terdengar cukup keras. Setelah itu, Kakek membuang tongkat golf tersebut dan mengambil cambuk yang ada di meja.

Kakek benar-benar tidak menyangka, anak yang biasanya selalu meringkuk tiap kali diberi hukuman, kini malah menatap langsung ke wajahnya. Itulah mengapa, garis keturunan itu sangat penting. Dari awal, semenjak anaknya ingin menikah dengan wanita yang tidak jelas asal-usulnya, Kakek sudah tidak setuju. Tapi, anak sulungnya itu malah membangkang. Alhasil, keluarganya yang hebat malah tercoreng dengan keberadaan wanita rendahan dan kedua anak dari wanita itu.

HURT; (Don't) Make Me Feel Better (Completed)Where stories live. Discover now