Yoojin - Serangga Besar

1.5K 106 1
                                    

"Hai."

Mata [Name] bersinar ketika melihat orang yang tak asing berdiri jauh di parkiran, dengan mobil Lamborghini di sampingnya.

"Yoojin!"

Gadis itu langsung menghampirinya dengan berlari kecil, lalu memeluk pria itu.

"Hai," balas [Name] sesudah melepas pelukannya pada Yoojin. "Tumben sekali."

Wajah Yoojin yang tadinya tampak tenang kini berubah menjadi sedikit kesal, "kau mengatakan itu seperti aku tidak pernah peduli padamu sama sekali?"

[Name] tertawa kecil lalu menggeleng, "tidak-tidak, bukan begitu maksudku."

Yoojin hanya menatapnya dengan tatapan datar melihat gadisnya tertawa seperti itu.

"Ada apa?" tanya [Name].

"Ayo menginap. Besok kan kau libur."

"Hmmm..." [Name] tampak berpikir.

"Yang tadi itu pernyataan bukan pertanyaan, ayo!" Yoojin langsung menarik tangan gadis itu masuk ke dalam mobilnya, membuat [Name] terkejut namun tidak menolaknya juga.

Mereka berdua berada di dalam mobil, mendengarkan musik yang suaranya tak terlalu besar itu. Yoojin dan [Name] sama-sama masih memakai pakaian sekolah mereka masing-masing, sayangnya mereka berbeda sekolah, padahal Yoojin sudah mengajak gadis itu agar pindah bersamanya namun gadis itu menolak karena merasa nyaman dengan sekolahnya sekarang.

"Bagaimana harimu?" tanya Yoojin dengan pandangan ke depan, karena menyetir.

"Baik! Bagaimana denganmu?"

"Baik juga setelah bertemu denganmu," jawab Yoojin yang membuat [Name] terkekeh mendengarnya.

"Malam ini mau menonton?"

"Boleh, nonton apa?"

"The Exorcist, temanku bilang filmnya bagus!"

[Name] melihat ekspresi tak suka dari kekasihnya, ia tahu bahwa Yoojin memang tak suka film horor karena tak percaya dengan hal seperti itu, tetapi ia ingin sekali menontonnya.

"Baiklah, kita nonton yang lain saja," ucap [Name].

"Tidak, kita nonton itu saja."

"Tapi memangnya kau suka?"

"Kan aku belum menontonnya, jadi aku tidak bisa menentukannya."

[Name] tahu bahwa Yoojin hanya berniat untuk menemaninya menonton, tidak masalah, toh pria itu tak keberatan.

Tak lama kemudian mereka pun sampai pada mansion mewah milik Yoojin, [Name] pernah beberapa kali ke sini karena diajak oleh kekasihnya untuk menghabiskan waktu bersama, seperti belajar, memasak, dan menonton film, hanya itu.

Sampai di dalam mansion, [Name] menaruh tasnya pada sofa, lalu ia berbalik menatap Yoojin yang baru saja menelpon seseorang.

"Kau ganti baju saja duluan, aku akan menyusul nanti."

Setelah mengatakan itu Yoojin masuk ke ruang baca yang penuh dengan buku, [Name] hanya bisa mendengus, kekasihnya itu memang sibuk sekali.

Kini [Name] sudah mengganti bajunya menjadi baju tidur, ia tengah sibuk di dapur memotong buah untuk di makan bersama saat menonton.

"Loh?"

[Name] mengangkat wajahnya saat mendengar suara itu, dan mendapati Yoojin yang sudah mengganti bajunya dengan pakaian santai, pria itu berjalan menuju ke arahnya.

"Tidak snack saja?"

"Kau kan tidak suka snack," ucap [Name].

"Tidak apa-apa, aku tidak perlu makan."

"Diam! Kau sudah mengalah tentang masalah menonton, kini aku yang harus mengalah. Lagipula buah-buah terasa lebih segar dan nikmat di makan," jelas [Name].

Yoojin yang mendengarnya pun hanya tersenyum, ia berjalan ke arah lemari es untuk mengambil botol minuman.

"Akh!"

Prak!

Mendengar itu Yoojin langsung berbalik dan menghampiri [Name], kekasihnya itu memegang perutnya yang terasa begitu sakit.

"[Name] ada apa?!"

"Perutku sakit sekali karena haid."

Yoojin langsung mengangkat tubuh [Name] dan membaringkannya di kasur.



.

.

.

"Padahal rasa sakitnya sudah aku tahan, tapi itu ternyata sakit sekali."

Yoojin hanya bisa mengehembuskan napasnya dengan berat, "untuk apa kau menahannya, kenapa tidak memberitahukan aku?"

"Rasa sakitnya baru terasa saat sampai di masion," jawab [Name].

"Ya sudah, kau tidur terlebih dahulu, aku akan menyusul nanti."

"Tapi kita akan menonton--"

"Tidak, lebih baik kau istirahat," tegas Yoojin dan [Name] hanya diam tak berkutik.

Pria itu membantu [Name] merebahkan dirinya, menarik selimut hingga perutnya.

"Panggil aku jika kau butuh apa pun."

"Hm." [Name] hanya menjawab seperti itu saja, dan Yoojin pun pergi meninggalkan kamar.

Perutnya masih terasa sakit, daripada hanya melamun saja lebih baik ia tidur agar rasa sakitnya tidak terasa. [Name] memejamkan matanya, dan tak lama kemudian ia pun sudah tertidur dengan pulas.


*****



Hari ini [Name] benar-benar badmood karena ini adalah hari pertamanya datang bulan. Apalagi mengingat kejadian semalam, movie date-nya gagal karena perutnya terasa begitu sakit. Ia berjalan menuju cermin untuk melihat bagaimana dirinya pagi ini, ya seperti biasanya, rambut yang berantakan, wajah yang cukup berminyak dan tampak lelah tapi bila kekasihnya melihat penampilannya seperti ini, ia akan mengatakan bahwa [Name] tetap terlihat cantik.

Terlalu fokus pada penampilannya, tiba-tiba dahi [Name] mengernyit bingung melihat ke arah lehernya, seperti luka memar berwarna merah. Ia segera berjalan menuruni tangga untuk bertemu Yoojin yang sedang membaca buku, pakaiannya tampak santai tidak formal seperti biasanya.

"Yoojin, ini apa?" ucap [Name] sembari menunjuk tanda merah di lehernya.

"Apa?" Pria itu justru bertanya balik sembari menatap kekasihnya.

"Bukan kau ya? Terus siapa? Serangga?"

Serangganya pasti besar, yang benar saja rumah besar nan mewah seperti ini ada serangga. Pikir [Name].

Tapi bukankah serangga bisa masuk lewat mana saja jika ada celah?

"Memangnya kenapa?" tanya Yoojin saat [Name] mulai berjalan untuk kembali menuju kamarnya.

"Aku harus pergi hari ini, ada janji dengan temanku," jawab [Name] yanng menghentikkan langkahnya.

"Aku tahu cara menghilangkannya."

Dia tahu? Tanya [Name] dalam hati.

"Apa?"

"Kemari," ucap Yoojin membuat [Name] akhirnya berjalan ke arahnya dan duduk di sampingnya.

Yoojin tiba-tiba mendekat, membuat tubuh [Name] semakin mundur tapi tangan pria itu yang berada di pinggang kekasihnya menahannya. Yoojin mulai mendekati leher [Name], dan bersiap membuka mulutnya.

[Name] diam, masih memproses apa yang sedang dilakukan oleh pria ini. Saat tersadar ia segera mendorong tubuhnya menjauh.

Dia dibodohi oleh Yoojin!

"Kau bohong?" Lebih bodohnya [Name] masih mencoba bertanya.

"Kau pikir ada serangga di rumah mewah seperti ini?"

"YOOJINNN!"









Note :

[Name] yang satu ini agak-agak ya, wkwk

Yoojin gak usah brutal-brutal, dia kan masih kecik

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Oneshot | LookismWhere stories live. Discover now