Chapter 5

278 16 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

.

Pernikahan berdasarkan perjodohan adalah sebuah jalan yang dipilih oleh dua keluarga untuk menyatukan dua insan dalam ikatan sakral. Tidak ada cinta yang tumbuh di antara kedua mempelai. Mereka tidak mengenal satu sama lain, dan tidak ada perasaan yang terjalin sebelumnya.

Tiga bulan kemudian, tepatnya hari ini kedua mempelai Jeno dan Jaemin akan melakukan serta mengucapkan janji suci yang menurut banyak orang adalah tindakan sakral.

Pemuda bernama Jaemin itu melangkahkan kaki jenjangnya menuju altar yang sudah ditempati oleh sang calon suami, Jung Jeno. Pria berbadan gagah dengan balutan tuxedo hitam dan rambut yang ditata rapi memicu daya tarik yang begitu dalam.

Acara pernikahan itu sendiri berlangsung dengan tertutup namun meriah. Tamu yang hadir berasal dari kalangan atas, menunjukkan status sosial kedua keluarga. Namun, di balik kegembiraan dan keramaian itu, ada satu hati yang merasa cemas dan takut.

Jaemin merasa terpaksa untuk menjalani pernikahan ini. Dia menatap sang calon suami dari jarak jauh dengan ekspresi kosong. Tidak ada senyum, tidak ada kebahagiaan, hanya ada rasa penyesalan dan ketakutan.

 Tidak ada senyum, tidak ada kebahagiaan, hanya ada rasa penyesalan dan ketakutan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin melangkah bersama Yuta yang memegang serta mengelus tangannya, tersenyum manis yang membuat para pengunjung takjub

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin melangkah bersama Yuta yang memegang serta mengelus tangannya, tersenyum manis yang membuat para pengunjung takjub. Jeno ikut tersenyum namun, tentu saja, senyuman itu hanyalah ekspresi wajah yang akan lenyap setelah acara berakhir. Sang ayah membimbing Jaemin untuk berdiri di samping Jeno, mengucapkan sepenggal kalimat untuk menjaga sang anak tercinta, Jeno mengangguk kaku namun Yuta tetap tersenyum, langkahnya bergerak mundur kearah bangkunya bersama sang istri.

Pendeta dengan langkah tenang mendekati kedua calon pengantin, lalu memerintahkan Jaemin dan Jeno untuk berhadapan satu sama lain, maka terpampanglah ekspresi datar milik sang dominan. Meski sejatinya Jaemin sedikit merasa cemas dengan tatapan Jeno, ia tetap mempertahankan senyumnya, agar para tamu yang hadir tak mengintip ekspresi terpaksa darinya.

Pendeta kemudian memulai ritual suci ini.

Jeno mengucapkan janji suci yang kemudian disusul oleh janji suci jaemin.

Setelah serangkaian doa dan janji, mereka saling menukar cincin sebagai tanda bahwa mereka telah resmi menjadi suami istri. Semua orang bertepuk tangan dan sorak sorai menyambut pasangan baru ini

Kini waktunya berciuman, jaemin melihat wajah Jeno yang tidak berekspresi. Sorakan para tamu membuat jeno mendengus kesal dan terpaksa ia harus mencium Jaemin

Yang lebih muda terlihat merona kala merasakan Jeno yang mencondongkan badanya, Jaemin menutup mata bersiap merasakan ciuman pertamanya

Cup.

Tidak sesuai dengan ekspetasi Jaemin, Jeno bukan mencium bibirnya melainkan keningnya, kemudian Jeno menjauhkan badanya dari Jaemin dan kembali memasang wajah datarnya, bahkan ia enggan menyapa para tamu.

Acara pernikahan sudah selesai, orang tua dari kedua mempelai juga sudah pulang menyisakan sang pengantin baru.
Mobil yang ditumpangi Jeno dan Jaemin mulai melaju meninggalkan gedung pernikahan, sungguh Jaemin sangat lelah memasang topeng senyum sepanjang hari, itu sangat melelahkan.

Didalam mobil hanya ada keheningan, Jeno yang fokus menyetir dan Jaemin yang sibuk memijat kakinya yang pegal akibat beridiri terlalu lama.

Lima belas menit berlalau, mobil mereka berhenti di sebuah rumah bergaya klasik. Jaemin bingung, ia bukan di bawa ke Mansion keluarga Jung.

"Ini rumah mu?" tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh pria yang sekarang sudah menjadi suaminya.

Jeno dan Jaemin secara berurutan mengekspos diri mereka dari dalam mobil. Jeno, dengan langkah pasti, bergerak lebih dahulu, sedangkan Jaemin mengikuti jejak langkah sang suami dari belakang, mempertahankan jarak yang wajar antara mereka.

Dengan Jaemin yang masih mengikuti di belakangnya, Jeno melangkah mantap menuju kamar yang terletak di lantai dua bangunan.

"Kenapa mengikuti ku?" tanya Jeno, berbalik dan memandang Jaemin.

"Bukankah kita satu kamar ruangan yang sama?"

Jeno tertawa ringan mendengar penuturan istri barunya.

"Itu kamarmu," kata Jeno, menunjuk ke ruangan yang berada di samping ruangannya.

"Dengarlah, kita menikah karena dijodohkan, jadi jangan berharap aku akan berbagi tempat tidur yang sama denganmu!" ujar Jeno, lalu masuk dan menutup pintu ruangannya.

Jaemin menghela nafas, sudah ia duga pernikahannya akan seperti ini. Jaemin juga terlalu bodoh, apa yang ia harapkan dari perjodohan ini?

Jaemin memasuki kamarnya dengan langkah penuh arti, segera mengambil waktu untuk membersihkan diri. Setelah ritual mandinya selesai, Jaemin mengenakan piyama dengan penuh kesadaran akan tindakannya, kemudian dengan cermat ia menata pakaian yang tersimpan di dalam koper, menyusunnya rapi di dalam lemari. Tersembunyi di balik kesederhanaan itu, Jaemin membawa empat koper: tiga koper berisi pakaian dan satu koper berisi perlengkapan skincare dan barang-barang lainnya yang menjadi bagian penting dari dirinya.

Selesai mengatur barang-barangnya, Jaemin naik ke atas ranjang dan dengan bijak mematikan lampu utama, memilih hanya menyisakan cahaya lampu tidur yang lembut. Dalam keheningan malam, Jaemin merebahkan tubuhnya dengan kesadaran diri yang penuh akan kelelahan hari ini.

 Dalam keheningan malam, Jaemin merebahkan tubuhnya dengan kesadaran diri yang penuh akan kelelahan hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

.

TO BE CONTINUED

NEXT CHAOTER IS COMING SOON.

HERA: The Beginning Of The War Where stories live. Discover now