3

184 24 0
                                    

Sungguh?

Mengapa tuhan sangat membenci Vanitas? Mengapa tuhan sangat membenci Noé bersama Vanitas?

Noé kira seiring berjalannya waktu, Vanitas akan membuka hatinya untuk Noé. Walau hanya sedikit, hanya sedikit.

Noé mendapat surat dari seseorang yang disebut "Mikhael", tidak butuh waktu yang lama untuk Noé langsung pergi ke lokasi yang telah dicantumkan.

Dan disinilah ia, bertarung dengan Vanitas.

Noé benci ini.

Wajah Vanitas yang frustasi, darah Vanitas dimana-mana, tubuh Vanitas yang terluka. Sungguh, tuhan benar-benar kejam.

"Vanitas! Sadarlah!" Teriak Noé dengan suara yang serak. Tidak ada yang lebih buruk daripada melihat Vanitas seperti ini.

"Noé aku akan membunuhmu!"

Vanitas mendorong tubuh Noé ke tanah dan mengangkat pisaunya kearah leher Noé. Noé memejamkan matanya hingga ia merasakan sesuatu yang hangat jatuh ke pipinya. Air mata.

Noé membuka matanya dan melihat Vanitas menangis.

"Kenapa..?" Suara Vanitas terdengar pecah dan serak. "Kenapa aku.. aku tidak bisa membunuhmu?.." Air mata Vanitas mengalir deras.

Noè merasa sesak di dadanya. Tak lama kemudian, ia pun ikut berbagi tangisannya bersama Vanitas. Hanya ada suara hujan dan nafas yang tersendat oleh tangisan.

"..Bunuh aku, Noé." Ucap Vanitas.

Noé membelalak matanya, ia melihat kearah Vanitas dimana Vanitas memiliki tanda hitam di lehernya. Tidak mungkin..

"Tidak.. Tidak!" Apa-apaan? Vanitas akan berubah menjadi kutukan? Apakah sudah waktunya Vanitas untuk pergi?

"Noé, tolong kabulkan permintaanku."

Vanitas mengulurkan pisaunya pada Noé dengan senyum yang sangat menyakitkan. Tidak, tidak boleh seperti ini.

"Vanitas.. Aku tidak mau bebas.. Jangan bebaskan aku.."

Vanitas hanya tersenyum.

"Ini menyakitkan.. Tolong bunuh aku selama aku masih manusia."

Noé menggigit bibirnya, dengan perlahan ia mengambil pisau Vanitas. Dengan tangan yang bergetar, pisau itu pun menancap di dada Vanitas.

Vanitas tertawa dengan darah di ujung bibirnya.

"Kau tidak bebas, Noé." Ucap Vanitas sambil menunjuk kearah dada Noé. "Aku akan menghantuimu disini, selamanya." Ucap Vanitas terakhir kali sebelum kehilangan kesadarannya.

Noé hanya menangis dalam diam. Ia telah kehilangan rekannya, sahabatnya, rivalnya.

Orang yang sangat ia cintai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Heart to heartWhere stories live. Discover now