•|| TYS - 01

3.6K 304 64
                                    

"Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah lah yang menjadi sutradara dalam perjalanan hidupmu."

• Az-Zahra Eka Mumtaza •

.
.
.

"Kenapa dari tadi diem mulu sih Val? Ada masalah?" tanya seorang pria berjubah putih yang saat ini tengah asyik menikmati seduhan kopi miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa dari tadi diem mulu sih Val? Ada masalah?" tanya seorang pria berjubah putih yang saat ini tengah asyik menikmati seduhan kopi miliknya.

Helaan napas panjang terdengar memenuhi sepenjuru kamar yang mereka berdua tempati dan Gus Reval lah pelakunya. Putra sulung dari keluarga Al Fatih yang saat ini tengah mengemban ilmu di negerinya para wali yaitu Tareem, Hadramaut, Yaman. Gus Reval tidak sendiri, karena di sana juga ada Gus Wildan salah satu sahabat masa kecilnya.

"Bukan masalah juga sebenernya, tapi Abah minta ana buat cepet pulang ke Indonesia," balas Gus Reval agak lesu.

Gus Wildan yang merasa kurang menangkap titik kelesuan sang sahabat hanya bisa memicingkan mata. "Maksudnya? Lah bukane seneng ya kalau pulang ke tanah air? Kenapa harus lesu? Aneh...!" timpal Gus Wildan seraya menggeleng-gelengkan kepala.

Gus Reval yang semula berdiri menghadap keluar jendela kamar mereka, sontak berbalik menghadap Gus Wildan sahabatnya. Helaan napas juga kembali terdengar, "Huuuhh.... Sebenarnya 2 tahun lalu ana sudah pernah meminta seseorang untuk menunggu ana. Tapi ana takut kalau saat tiba di Indonesia nanti, dia sudah menjadi milik orang lain."

"Kenapa harus takut? Jodoh sudah ada yang ngatur Val, hadapi yang harus dihadapi. Kalau memang dia masih ditakdirkan untukmu, pasti akan dijagakan oleh Allah. Tapi jika kalian gak berjodoh ya begitulah hahaha...," sambung Gus Wildan yang semakin membuat Gus Reval nampak begitu masam.

"Ck... Bukan solusi itu!"  sinis lelaki yang saat ini tepat berusia 25 tahun, yaps siapa lagi kalau bukan Gus Reval.

Sosok yang sedari tadi juga berada di sana dan tengah duduk anteng dengan kopi di tangannya, mulai beranjak dan berjalan ke arah sang sahabat. Ketika sosok tinggi tampan itu telah berada di hadapan Gus Reval, segera ditepuknya pundak sang sahabat beberapa kali.

"Val ini bukan masalah solusi atau bukan, tapi perlu kita ingat jika perempuan itu ketika sudah yakin dan percaya dengan pilihannya pasti akan selalu menunggu. Tinggal kitanya sebagai lelaki bisa dipercaya apa enggak perkataannya."

"Tapi kadangkala ada juga yang sebaliknya, seperti yang tengah menjadi kekhawatiranmu saat ini. Di sini sebenarnya ada ilmu dan hikmahnya, yang pada intinya kita tidak boleh terlalu percaya dengan manusia. Hati manusia itu milik Allah dan sifatnya suka berubah-ubah, jadi berdo'a saja untuk diberikan ketetapan hati," tambah Gus Wildan berusaha memberikan pengertian kepada Gus Reval.

×××

Suasana hari ahad di pondok pesantren Al Ikhlas memang tidak sesibuk hari-hari yang lain. Meskipun para santri dan santriwati masih melakukan kegiatan diniyah dan ngaji kitab seperti biasanya, tetapi saat pagi hari mereka free dari kegiatan sekolah umum.

Takdir Yang Salah (ON GOING)Where stories live. Discover now