7

14 1 0
                                    

Sudah 3 hari ini aku tidak bertemu eun woo karena kami berbeda hari jaga, malam ini adalah jadwal pergantian shift ku dengan eunwoo.

Sekarang sedang musim banjir, air sungai sangat dalam, sehingga jalanan sebagian banjir.

Aku bingung, dimana menitipkan sepeda motorku, karena tempat bibi hoya terendam banjir

Aku tersenyum, aku membalas pesan eun woo, kebetulan model sepeda motor kami sama, dan aku hari ini diantar oleh adikku.

Bagaimana kalau aku yang bawa sepeda motormu, jadi besok pulang, kau bisa ke rumah mengambilnya.

Tidak lama ada balasan eun woo.

Jangan, kopling kendaraanku keras, takutnya kau tak bisa karena tidak terbiasa.

Aku menambahkan lelucon garing di pesanku

Bagaimana kalau kau presto dulu supaya koplingnya lunak😅

Balasan eun woo mengakhiri kegiatan kami, aku bersiap melaporkan untuk serah terima catatan, aku bergegas karena adikku bilang dia sudah menunggu.

Ku lihat eun woo sudah di feri yang akan merapat. Ia turun dan aku bergagas naik.

"Eoh hei jihyo ya, kenapa kau ingin cepat cepat pulang, aku kan merindukanmu" ucapnya sambil tersenyum.

Ku lihat hoya tertawa mendengar kalimat eun woo. Aku hanya tertawa dan melanjutkan perjalanan ku.

Saat di feri minah menatapku "emm jihyo ya, kau kenalkan dengan yuri dari puskesmas tetangga" aku menatap minah dan mengangguk.

"Ku dengar dulu dia dan eun woo cukup dekat, coba kau tanya" pinta minah padaku.

"Eiii kalau eonni penasaran, tanya saja pada eun woo" ucapku sambil menatapnya.

Minah tampak menggeleng " kau saja,  dia tak akan marah jika kau yang bertanya" ucap minah penuh harap.

Aku tertawa, "baiklah"aku hanya tersenyum.

Yuri adalah bidan yang bekerja di puskes tetangga, sampai sekarang dia masih melajang.

Yang ku tau dia adalah bidan koordinator yang cukup tegas, meski kami berasal dari kampung yang sama aku kurang mengenalnya dengan dekat.

Sesampai di rumah, aku melepas sepatuku, " hyo ya siapa temanmu yang memakai kendaraan jenis xxx, dia tadi ku suruh adzan" ucap ayahku.

Kegiatanku terhenti. Aku menormalkan ekspresiku " oh itu cha eun woo seniorku"ucapku dan mulai masuk ke dalam rumah.

"Oh apakah dia perawat yang dulu tinggal di kontrakkan tantemu sun hwa, kau tau dulu ibu berharap dia bertemu denganmu dan melamarmu, ah ibu akan menerimanya dengan senang hati" ucap ibuku

Aku hanya berlalu dan melanjutkan masuk ke kamar mandi dan mandi, setelah selesai dengan semua kegiatanku. Aku mengecek ponselku, sebuah pesan dari eun woo.

Yoo ya.. Kau tau aku sangat gugup, ayahmu tadi menyuruhku untuk adzan magrib.

Aku teringat pertanyaan minah eonni, ku beranikan diriku untuk bertanya.

Emm oppa, apakah benar kau dan yuri dulu pernah berpacaran

Kkke.. Ah itu, yuri yang menyukaiku, tapi aku tidak membalas perasaanya, karena itu setiap jaga malam, teman temanku dari puskesmas yuri selalu meledek, liat sampai sekarang yuri tidak menikah, karena ulahmu.
Apa kau cemburu
Bisakah kau cemburu sekali saja

Aku teringat perkataan minah eonni.

Oppa, apa kau menyukaiku

Ya jihyo ya aku mencintaimu

Don't Wake Me UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang