Part 30: Tugas Seumur Hidup Seorang Jenderal J

15.1K 1.6K 388
                                    

*Halo ^^ Mom sangat rindu kalian semua, mom harap keadaan kalian baik-baik saja ya. Kemudian, ceritanya ini mom bagi menjadi dua bagian, namun tetap dalam 1 part. Mereka beda vibes bagi mommy, kalian akan lihat nanti dibagian mana mom membagi ceritanya.

* Terima kasih sudah menyukai ceritanya, mommy berharap untuk selalu bisa memberikan yang terbaik ^^

* Jika ada Typo beritahu saja mommy ya^^

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Pasukan perang telah dibentuk, baik dari Maya maupun Pemerintahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasukan perang telah dibentuk, baik dari Maya maupun Pemerintahan. Berbagai persiapan disiapkan secara maksimal, demi kemenangan dan kehidupan yang damai yang sejak lama diimpi-impikan oleh masyarakat

Akankah peperangan kedua ini akan mencapai kemenangannya sama seperti peperangan pertama?

Siapa yang tau, sebab Maori masih menahan setengah segel King cacat dalam tubuhnya, dan Cerberus ada sebagai penambah kekuatan dari Negara Adidaya untuk peperangan kedua.

Apakah sang King Maya mampu menepati perjanjian Maya dan Pemerintahan dimasa silam? Apakah King ini mampu kembali menggemparkan tanah peperangan Victoria seperti saat ia di Rossenia?

Maka disinilah dua pemagang inti peperangan itu, berdiri di sisa-sisa kehancurannya medan perang pertama.

03:00

"Tiada perdamaian tanpa peperangan, paradoksnya tiada peperangan yang mengakhiri semua peperangan, Jenderal J."

Jaehyun perlahan mengangkat wajahnya, kedua kakinya berdiri dihadapan sosok yang selama ini berada di Adidaya itu.

Pertemuan mereka di perbatasan Rossenia terasa begitu hening. Angin dari laut yang kemarin menjadi tempat perang pertama ini masih bergejolak dengan sisa-sisa pertempuran yang merusak sang alam yang berduka.

"Jangan gentar, lanjutkan saja langkah mu di sana. Tentara sejati bertarung bukan karena dia membenci apa yang ada di depannya, tetapi karena dia mencintai apa yang ada di belakangnya." Suara Jaehyun rendah.

Sosok di depan sang Jenderal itu menghela nafas sejenak, jubah emas redup yang ia kenakan dihembus angin seolah menunjukan bahwa punggung yang biasanya kokoh telah melemah.

Ragu, ia ragu akan rencana perang kedua mereka nanti.

"Entah angin mana hingga aku merasa tidak akan ada perdamaian. Itu hanya mimpi yang diangkan-angankan dan dijanji-janjikan." Ucapnya sembari mengusap tanah tepi lautan Rossenia yang hancur dengan kakinya.

Jenderal .J. ✔️[Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang