woojay

107 20 3
                                    

beberapa kelompok serentak berkumpul di area kosong belakang kampus, mereka semua tau, perkumpulan ini bukanlah hal yang baik, justru malah sebaliknya. beberapa sudah ada yang khawatir bagaimana nanti ketua akan memarahi semua kelompok yang di kumpulkan.

"kalian handle acara kecil begini aja gak bisa, kalo dari awal gak sanggup, bilang! jangan malah bikin kacau gini"

semuanya tutup mulut, tak ada yang berani buka suara, ketua di depan terlalu seram untuk dibalas ucapannya. setelah itu, yang dipanggil ketua memarahi setiap penanggung jawab acara, tapi yang paling fatal adalah penanggung jawab bagian konsumsi.

"mana bagian konsumsi?!"

tim konsumsi serentak mengangkat tangannya, "kenapa kalian bisa keteteran gini? ini bahkan belum siang tapi konsumsi kalian jelas kurang, kalian ada cek dulu gak? gak mungkin kekurangannya sebanyak ini"

Sung Hanbin sebagai ketua angkat bicara, "maaf kak, sebelumnya sudah kami cek tamu undangan yang datang, tapi kebanyakan bawa keluarganya yang lebih dari 3 orang, sedangkan konsumsi yang kami siapkan hanya untuk mahasiswanya saja," jelas Sung Hanbin.

Jongwoo memijat pangkal hidungnya, terlalu lelah dengan acara kampus seperti ini, sialnya malah dia yang ditunjuk untuk menggerakkan kelompok kelompok yang sudah dibentuk.

"ya kalian harusnya udah prediksi juga dong, kalian gak mikir, hah? masa kaya gini masih harus di kasih tau... kalau udah kaya gini harus gimana?? ini bahkan belum ada setengah tamu yang dateng"

disaat semua kebingungan, salah dari tim dokumentasi mengangkat tangannya, "izin kak, mommy saya buka toko roti, kalau memang dana konsumsi udah gak bisa nutupin kekurangan, mommy bisa bantu" jelas pemuda bersurai coklat tersebut dengan kartu nama Jay Chang dari jurusan seni musik.

setelah pertimbangan dari tim konsumsi serta Jongwoo, akhirnya mereka semua sepakat menerima bantuan dari Jay, bahkan Jongwoo sendiri yang berbicara ke mommy Jay tentang masalah yang baru saja terjadi yang mengharuskan merepotkan orang tua dari Jay tersebut.

semua serentak dibubarkan setelah Jongwoo memberi intrupsi, sebelum semuanya pergi, Jongwoo menarik tangan pemuda dari jurusan seni musik tersebut, dibawanya ke bawah pohon rindang yang ada di belakang kampus keduanya duduk dengan menyender di pohon tersebut.

"maaf ya sayang, jadi ngerepotin mommy kamu gini" ucap Jongwoo ke pemuda disampingnya. Jay Chang, kekasihnya.

"gak masalah, mommy malah seneng bisa bantu"

Jay memandang wajah pria di sampingnya, wajah tersebut tak bisa bohong kalau ia sungguh lelah, kantung mata yang menghitam sudah menunjukan bukti bahwa pemuda tersebut berusaha keras mengurus acara hari itu.

"kakak capek banget, ya??"

yang ditanya hanya mengangguk. tangan Jay bergerak memindahkan kepala Jongwoo yang semula menyender ke pohon ia senderkan ke pundaknya.

"semangat ya kak. aku tau kakak capek, tapi semua juga capek kok, gak ada yang santai santai, semuanya dari kemarin sibuk nyiapin acara ini semampu mereka, jangan marah marah lagi ya..."

tuturan halus Jay, Jongwoo dengan baik baik. saat kondisi begini, Jay bagaikan air yang memadamkan api amarah Jongwoo. dengar tuturan Jay, Jongwoo sedikit merasa bersalah telah memarahi semua tim penanggung jawab, tak bohong juga Jongwoo marah hanya untuk melampiaskan rasa lelahnya.

"maaf ya..."

Jongwoo berucap sambil bergerak memeluk pinggang Jay, menyamankan kepalanya di perpotongan leher yang lebih muda. tangan Jay juga memberi afeksi usapan halus di surai legam Jongwoo.

"nanti kalau acara udah selesai, ke rumah aku, ya? mau peluk"

"ini udah peluk??"

"ya emang, tapi ini kan ada tenggat waktunya, nanti kakak pasti dicariin sama tim kakak, kalo pelukannya di rumah aku kan, gak ada yang ganggu"

"bilang aja kangen..."

"emang iya, gitu aja gak peka"

Jongwoo mencubit gemas hidung Jay, yang di gemasin oleh Jongwoo malah balik memeluk Jongwoo, semakin erat pelukan mereka.

"nanti kakak main," bisik Jongwoo. hidungnya mengusap perpotongan leher Jay, memberikan kecupan singkat di kulit putih tersebut, "nanti pelukannya yang lama" ucapnya lagi.

Jay mengangguk, "iya iya, yang lama, lamaa bangettt", ucap Jay.

keduanya terkekeh. dengan begini, Jay yakin sudah menghilangkan setengah lelahnya Jongwoo. berharap pacarnya tersebut tidak berapi api seperti tadi. jujur saja, Jay pun takut melihat Jongwoo marah, walaupun Jay yakin, Jongwoo tak akan berbicara dengan nada tinggi ke dirinya seperti halnya tadi.

"lah ini dicariin malah pacaran disini, itu tuh ada mobil nganterin makanan, cepetan! anak anak yang lain udah bantuin"

Zhang Hao datang terengah engah karena mencari ketua acara tersebut, ternyata malah asik peluk pelukan di belakang pohon, Zhang Hao jadi menyesal menawarkan diri untuk mencari ketuanya.

"makasih ya kak Hao udah kasih tau. ayo kak, bantuin yang lain" ucap Jay.

Zhang Hao akhirnya pergi duluan untuk membantu yang lain, Jay dan Jongwoo juga ikut jalan di belakang Zhang Hao. sebelum keduanya sampai di area yang lebih ramai, tangan Jongwoo menarik rahang yang lebih muda, dengan cepat Jongwoo mengecup bibir ranum milik Jay.

"buat energi, kamu juga semangat ya"

ya, mau gimanapun Jay tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya.


thmatchly • aWhere stories live. Discover now