Duabelas

374 52 6
                                    

Taehyung terbangun setelah tidur panjang nya, mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk menusuk iris cokelat caramel nya.

Dia di bawa ke rumah sakit oleh Nyonya Lee dan juga Jika norma di cipta di dunia untuk mengingatkan garis batas dosa manusia, lalu untuk apa rasa dan asa di hamparkan pada seluruh umatnya.

Jika hal yang paling mendekati dosa yang berujung melawan norma adalah rasa dan asa. Kenapa harus ada cinta yang sengaja dicipta.

Bahkan ketika rasa datang dengan begitu sederhana nya, tetap saja rutuk dan kutuk turut ikut menyertai.

Jungkook tersenyum manis sembari terus menyeka pipi sembab dari milik Taehyung.

Airmatanya masih tak mau berhenti keluar, meski telah berkali-kali Jungkook mengatakan pada Taehyung bahwa bayinya baik-baik saja, bayi nya sudah terlahir ke dunia dan mungkin sekarang tengah menangis menyambut semesta indahnya.

Jungkook semakin mendekat, merekatkan jaraknya dan menautkan bibirnya. Berharap bisa meredam tangis Taehyung, yang jujur Jungkook kesal melihatnya.

Bibirpun saling bertaut dan samar-samar senyuman terukir dari wajah cantik Taehyung. Membuat Jungkook yang melirik ditengah cumbuan bibir itu menjadi gemas dan kesal.

Taehyung berjengit dengan lengkuhan reflek yang terjadi pada tubuhnya, bunyi decakan yang tercampur gerutuan pun tercipta tak lama setelahnya.

Rongga mulut terus didesak dan lidah pun dibelitkan kemudian, seiring dengan deru nafas yang semakin bersorak dalam cumbuan penuh hasrat syahwat.

Mendekati sekarat, Taehyung memohon pada lelaki nya untuk bersedia menyudahi pangutan yang telah membawa candu ini.

Permohonan pun di kabulkan, meski rasa tersengal dan terengah tentu tak kanlah pudar segampang itu, dan sialnya kenapa Jungkook malah tersenyum melihat Taehyung yang kepayahan.

Akhirnya Taehyung berhenti menangis dan kini beralih menatap lelakinya dengan berjuta tanya yang tersirat jelas dalam raut bingungnya seakan tak percaya.

Tentang ini dimana dan bagaimana dia bisa sampai di tempat ini ?

Perlahan Jungkook pun menjelaskan sembari melucuti satu persatu tautan yang masih membingkai tubuh elok Taehyung.

Jungkook sungguh sangat merindukan tubuh indah itu, dan Taehyung pun tak bisa pungkir pula jika ia juga merindukan jamahan dari lelaki Incubus nya itu.

Kali ini, untuk sekali ini, bahkan meskipun ini hanyalah mimpi ataupun delusi. Taehyung ingin ia yang bergerak, mendominasi, memonopoli apapun yang ada pada diri Jungkook, dan Jungkook mengi-iyakannya.

Langkah mereka maju teratur menuju tempat yang lebih nyaman dan hangat tentunya. Tubuh telah telanjang, tapi senggama belumlah dimulai. Tentu  hanya akan ada hawa dingin yang menerpa mereka.

Akan tetapi setelah kulit bertemu kulit, dimana hawa dan napsu dari masing-masing sudah saling beradu menggali birahi, panas pada suasana pun tak terhindarkan lagi.

Taehyung sangat menikmati kegiatannya, memanjat afeksi nya dengan menggerus penis milik Jungkook di dalam lubang anal nya. Mendesah dan melengkuh dengan sangat begitu nyatanya. Hingga rona bahagia pun terpancar nyata pada wajah cantiknya.

Jungkook menangkup pipi cuby Taehyung dan lalu mengelusnya lembut seraya memberikannya interuksi agar Taehyung mau merunduk sebab Jungkook ingin mencumbu bibir Taehyung kembali, dan Taehyung pun patuh.

Sesaat sebelum bibir itu benar-benar bertaut, dan melebur jadi satu dalam decak saliva. Samar-samar Jungkook berucap penuh seduktif, membuat gelenyar pada Taehyung reflek meningkat dua kali lipat, hanya sebab Jungkook yang memuji bahwa Taehyung terlihat sangat cantik ketika sedang dalam horny akut.

Room 27 [[ KookV ]]Where stories live. Discover now