1- Gue, Sagara.

81 6 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

1. Utamakan Al-Qur'an sebagai bacaan yang paling utama. Jika wattpad bisa mengubah moodmu, maka Al-Qur'an bisa merubah hidupmu.

2. Utamakan sholat terlebih dahulu daripada membaca wattpad, sholat jangan buru-buru hanya karena penasaran bab selanjutnya, jangan lupa dzikir, berdoa, dan bersholawat kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.

3.silahkan diberi dukungan dan vote apabila cerita ini sefrekuensi dengan anda. Saya hanyalah author pemula, bisa panggil saya Syraa? Syukron jazakillah khair

                   (^^)(^^)(^^)(^^)

                 ‹ 1- Gue, Sagara. ›

-A third night's prayer for sagara

        " Jaga aurat lo, gue gamau sampe aurat lo dilihat oleh lelaki yang bukan mahram lo. Rambut lo, terlalu indah buat dilihat secara gratis."

‹Sagara Adhitya Hasbibullah Ar-rayyan

                        ——————

Langkah kaki siswa maupun siswi menggema di koridor sekolah, dikarenakan kini sudah waktunya untuk istirahat.

Disaat semua Murid berhora-hora untuk berlari sana-sini. Ada Seorang Siswi yang kini tengah panik karena ia belum melaksanakan sholat Dzuhur. Saking paniknya hijabnya terlepas dari kepalanya.

       Degh!

" Astaghfirullah , " Alifia menoleh kesana kemari. Dengan panik menggenakan hijabnya kembali , ia masih menggunakan Ciput. Setidaknya, rambutnya tidak jelas terlihat. Ini gara gara tempat wudhu khusus wanita diperbarui.

        Fyuh~

Helaan nafas lega terdengar  dari bibirnya . Dengan cepat Alifia berlari kearah masjid Ar-rayyan school

Selesai sholat Dzuhur Alifia menghela nafas lega , kewajibannya telah selesai . Hingga saat ia ingin kembali ke kelas . . .

    Brugh!

" Eh," Alifia mengangkat wajahnya.

     Duar!

" Astaghfirullah, m-maaf kak." Alifia beristighfar didalam hatinya, ia langsung menunduk dan menjaga jarak dengan pria didepannya itu.

" Lain kali, hati hati." Pria itu melengos pergi dengan wajah memerah bak kepiting rebus.

" Oh ya, Jaga aurat lo, gue gamau sampe aurat lo dilihat oleh lelaki yang bukan mahram lo. Rambut lo, terlalu indah buat dilihat secara gratis." Ujar pria itu tanpa menatap Alifia

" Tapi, kenapa? Bukankah kita tidak saling kenal?"

" Apa menurut Lo, baik memajang berlian di pinggir jalan?"

  Degh!

" B-baiklah, Syukron kak," Alifia menatap punggung itu dari pantulan lantai masjid yang mengkilat.

    " Sekali lagi, jangan ceroboh Fia. Wallahi gue gamau ," gumam pria itu .

" Tunggu!" Pria itu tidak berbalik dan malah berhenti.

" Kenapa?"

" Nama kakak siapa?"

  " Hmm, Gue , Sagara."

" Masyaa Allah, Syukron sekali lagi kak Sagara." Alifia tersenyum memandang punggung tegap itu dari lantai. Ia benar benar tidak berani menatap langsung.

Dia Sagara Adithya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang