1. HELLO JAKARTA

190 6 0
                                    

Terima kasih sudah berkenan untuk mampir, jangan lupa untuk klik bintangnya!

Riuh gemuruh sebuah bangunan yang begitu luas menandakan banyak penghuni yang mondar-mandir dengan kesibukannya masing-masing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Riuh gemuruh sebuah bangunan yang begitu luas menandakan banyak penghuni yang mondar-mandir dengan kesibukannya masing-masing. Tak mau tertinggal untuk memberi pelukan terakhir pada orang tersayang, ataupun menjemput kebahagian yang disambut hangat dengan ucapan selamat datang.

Bandara Soekarno-Hatta, Bandara tersibuk di Indonesia menjadi saksi bisu seorang Davian kembali menginjakkan kaki, kembali ke tanah kelahirannya setelah hampir dua belas tahun mengejar karir dan pendidikan di New York.

Gesekan roda koper serta decitan sepatu yang menyentuh lantai menjadi perpaduan irama khas bagi setiap pengunjung. Jangan lupakan senyum manis seseorang berseragam yang menyambut para pengunjung di setiap pintu masuk.

Sedikit melonggarkan lengan kemejanya karena perbedaan cuaca antara Indonesia dengan New York, Davian berjalan melewati puluhan manusia yang berlalu lalang di sekitar, tangan kanannya yang sedang memegang handphone dan melakukan panggilan, sesekali menyeka peluh di kening agar tak turun terlalu jauh.

"Saya sedang menuju ke sana, tunggu sebentar, Pak." Setelah melontarkan kalimat penutup panggilan, Davian memasukkan handphonenya ke saku celana, bersamaan dengan langkah kakinya terhenti. Diliriknya sekeliling Bandara yang begitu dirindukan dengan bayangan yang memperlihatkan bagaimana tabahnya seorang Ibu menahan tangis saat anaknya harus pergi menyebrangi pulau demi pendidikan dan karir.

Pelukan paling nyaman diberikan sebagai salam perpisahan, diiringi pelafalan do'a keselamatan dan kesuksesan. Hingga akhirnya dengan berat hati, langkah kecil yang terasa lebar perlahan begitu cepat membawanya memasuki gate keberangkatan, meninggalkan orang tersayang untuk waktu yang lama.

"Bye, I promise to take care of myself, Mom!" Itu kalimat yang diucapkan sang empu sembari melambaikan tangan, hingga akhirnya tubuh remaja tersebut tertutup oleh kerumunan, meninggalkan rindu dan tangis berusaha menguatkan hati.

Ya, itu dirinya. Davian mengedipkan matanya, bersamaan dengan hilangnya bayangan dua belas tahun lalu. Dirinya yang pada saat itu baru lulus dari sekolah menengah pertama, dan menyandang status sebagai calon mahasiswa, remaja yang begitu keras mengejar dunia pendidikan dan bermimpi untuk berkarir menjadi seseorang berjasa bagian ribuan manusia. Dan kini, mimpi itu sudah terwujud.

Mengambil nafas lalu menghembuskannya, Davian kembali melanjutkan langkah dengan tempo berbeda, ingin segera bertemu dan memeluk erat tubuh sang pemilik surga di telapak kaki, juga seorang pahlawan yang mengajarkannya untuk menjadi pria sejati.

Sesampainya di pintu keluar Bandara, mata coklat Davian menjelajah mencari mobil milik keluarganya. Namun tak lama seorang laki-laki dewasa berkemeja rapi dengan cepat menghampiri. "Selamat sore, Tuan Davian. Saya supir pribadi Ibu Karina, mari saya antarkan, kopernya biar saya bawakan."

Evanescent [TERBIT]Where stories live. Discover now