2. KUNTI BOGEL

287 143 656
                                    

Pertama dari bapa tercinta, beliau memesan nasi uduk bu Entin. Kedua ada dari negara tetangga, ia memesan 100 tusuk sate ayam kang Aduy. Ketiga datang dari si kakak, ia memesan cimol, cilok, cireng dan juga cilor dari mang Somad. Keempat datang dari horang khaya, ia ingin memesan nasi padang pakai lauk pauk yang paling best seller. Dan kelima pesanan dari anak punguet, Zaidan memesan es jeruk mang Somad.

Ingat, ingatkan itu kepada Aska dan Nazib nanti. Jangan sampe ada yang terlewatkan pesanannya!

Pertama, mereka sudah memesankan nasi uduk untuk Ebrahim. Jangan tanya kenapa Ebrahim ingin memesan nasi uduk ini, alasannya sudah pasti karena ia lapar. Nasi uduk bu Entin ini katanya sih langganan Ebrahim dari zaman ia SMA, sering disebut nasi uduk legend sih kata Ebrahim mah.

Kedua, mereka tengah mengantri memesankan sate 100 tusuk milik Kafeel. Sudah-sudah, kafeel ini biarpun badannya seksoy tapi makannya engga pernah sedikit. Walau banyak makan lemak, ia tetap kelihatan bugar.

Apa rahasianya sih bisa gitu? Yo olahraga, sampeyan suka olahraga ga? Pengen body bagus tapi kok makan micin mulu, ga olahraga pula!

"Kang Aduy! Sate ayam 100 tusuknya satu, pake pedes 2 sendok," ucap Aska kepada pedangan kaki lima itu.

"Siapp, Jang! Buat orang Malaysia itu, ya? Siapa namanya teh?"

"Kafeel, Kang," jawab Nazib.

"Nah itu. Hebat banget ya dia, suka pesen sate saya 100 tusuk mulu. Paling sedikit juga pesen 50 tusuk tuh," puji kang Aduy.

Sate kang Aduy kata Kafeel mah sate yang paling dejavu. Kenapa?? Ya karena sate ini mengingatkan ia pada sate dilestoran nya. Rasanya kaya ada mirip-mirip nya gitu, enak banget.

"Aneh sidikan, Kang. Dia teh gatau lagi cosplay jadi hantu Suzana atau lagi ngidam," ujar Aska.

Tiba-tiba Nazib teringat sesuatu, "Bukan ngidam atau cosplay jadi hantu Suzana, Ka. Kafeel iku ngomong karo aku, jarene yen mangan sate pitik Kang Aduy nganti 100 tusuk iku. Ategas Kafeel kangen karo negara kelahirane ing Malaysia," jelas Nazib.

Kang Aduy, dan Aska hanya bisa bengong. Kenapa?? Yo bahasanya Nazib.

"Lo ngomong apa, Zib?" tanya Aska.

Nazib pun menepuk jidat, "Haduh! Aku lali ora ana Zaidan ing kene."

"Dadi kaya iki. Kafeel iku kalo pesen  sate pitik Kang Aduy sampai 100 tusuk, berarti dia lagi kangen karo negara kelahirannya ing Malaysia. Sampeyan ngerti ora?"

Aska dan Mang Aduy hanya ber 'Ohh' ria mendengar penjelasan Nazib. Mungkin kata Nazib 'Aku wis nerangake yen jawabane oh doang.'

Sudah-sudah, pesan sate nya sudah beres. Kang Aduy mengantongi 2 kantung keresek agar satenya terkantongi. Yang bawa Aska, kedua keresek itu yang bawa Aska. Inget itu!

Setelah berpamitan sekaligus berterimakasih kepada kang Aduy, Nazib dan Aska kini menuju ke pesanan berikutnya. Disela-sela jalan, mereka teringat sesuatu dan menyadarinya.

"Zib, kita kok kaya abang-abang gofood, 'ya?"

"Loh iyo, aku mung ngerti yen kita kaya wong sing ngirim paket panganan. Sopo jenenge? Sing ... Go–" jawab Nazib.

Lagi-lagi bahasa Jawa, udah tau Aska ga ngerti bahasa itu. Ia pun hanya mengangguk-ngangguk saja dan pura-pura ngerti aja, "Gofood, Zib!"

"Nah, iya iku."

Oke, mereka sudah berjalan dari tempat sate kang Aduy ke sebuah ruko yang berisikan makanan-makanan enak nan lezat. Tempat apalagi itu? Yo tentu jawabane 'Rumah Makan Padang'

Diary Of 7 BujangWhere stories live. Discover now