Part 1: Dia, Rangga Aditya

28 2 0
                                    

Riau Tahun 2014, Di sebuah sekolah menengah Pertama, Lintang seorang siswi pendiam dan pemalu, bertemu dengan Rangga, seorang siswa tampan, populer dan karismatik.
Sejak pertama kali bertemu, Lintang terpesona oleh ketampanan dan kepribadian Rangga yang memikat. Ia diam-diam mencintainya dari kejauhan, menyimpan perasaannya dalam hati.
Lintang menjaga rahasia cintanya dengan hati-hati. Dia tidak mengungkapkannya kepada siapa pun, termasuk teman-teman dekatnya.

"Kamu sungguh mempesona. Setiap kali aku melihatmu, keindahanmu begitu memikat hatiku. Wajahmu yang tampan, senyummu yang memikat, dan pesonamu yang tak tergantikan membuatku tak bisa berhenti mengagumimu. Bagaimana bisa ada seseorang sekarang yang begitu sempurna seperti dirimu? Aku terpesona oleh kebaikanmu, ketegasanmu, dan kecerdasanmu. Sungguh, kamu adalah sosok yang luar biasa, dan aku merasa sangat beruntung bisa mengenalimu."

Itulah yang di rasakan Lintang terhadap Rangga, seorang pemuda tampan yang memikat hati banyak orang. Pesonanya yang menawan dan karismanya yang memancar membuat banyak orang terpikat padanya. Ia dikelilingi oleh teman-teman yang selalu ingin berada di dekatnya, dan kepopulerannya di sekolah membuatnya menjadi sorotan.

Namun, di balik kepopulerannya, Rangga memiliki sifat yang sangat cuek. Ia cenderung acuh terhadap perhatian yang diberikan padanya dan seringkali terlihat tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Rangga lebih memilih menjaga jarak dan menjalani hidupnya dengan gaya yang santai.

Banyak yang penasaran dengan kehidupan Rangga dan mencoba mendekatinya, namun sulit untuk benar-benar mengenalnya dengan baik. Ia terkadang terlihat misterius dan sulit ditebak, tetapi itulah yang menambah daya tariknya. Meskipun cuek, Rangga memiliki aura yang memikat dan membuat banyak orang tergila-gila padanya.

Bagi Lintang, memikat hati Rangga bukanlah tugas yang mudah. Ia memiliki standar yang tinggi dan sulit untuk menunjukkan emosi yang sebenarnya.
Lintang akan menunggu waktu yang tepat untuk mengejar sosok Rangga yang membuat mereka menjadi dekat, dan ia akan menemukan sosok yang lebih dalam dan memiliki banyak kejutan di balik sikap cuek Rangga.

Lintang cinta kepada Rangga, tetapi dia tidak berani mengambil langkah lebih lanjut untuk mendekatinya atau mengakui perasaannya. Dia memilih untuk mengamati Rangga dari kejauhan, menikmati momen-momen kecil di mana dia bisa melihatnya tanpa diketahui.

Setiap kali Rangga bermain basket di lapangan sekolah, Lintang diam-diam memperhatikannya dengan penuh kagum. Dia terpesona dengan keahlian dan semangat Rangga saat bermain, dan setiap kali melihatnya memukul bola ke keranjang, hati Lintang berdegup kencang.

Ketika sedang ada upacara di sekolah, Lintang sengaja mencari Rangga di antara barisan siswa yang berkumpul. Dia terpesona melihat Rangga dengan seragam sekolahnya, sikapnya yang tegap, dan senyumnya yang memikat. Melihatnya dari kejauhan membuat hati Lintang berbunga-bunga.

Bahkan ketika Lintang tidak memiliki alasan untuk melewati kelas Rangga, dia kadang-kadang memilih jalur yang melintasi ruangan tempat Rangga berada hanya untuk bisa melihat wajahnya. Meski hanya sesaat, namun melihat Rangga membuat hati Lintang berdesir dengan kegembiraan.

Meski Lintang hanya memperhatikan Rangga dari kejauhan, kehadiran dan wajahnya memberikan keceriaan dalam hidup Lintang. Meskipun dia belum berani mengungkapkan perasaannya, hanya melihat Rangga memberinya kebahagiaan yang tak tergantikan. Lintang berharap suatu hari nanti dia bisa mengatasi ketakutannya dan menemukan keberanian untuk mengakui perasaannya kepada Rangga.

Saat tiba waktunya untuk lulus dari sekolah menengah, Lintang merasa campur aduk. Di satu sisi, dia senang bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya, tetapi di sisi lain, dia merasa kehilangan dengan berakhirnya kesempatan untuk lebih dekat dengan Rangga. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap mengingat kenangan-kenangan indah di sekolah.

Lintang telah menyembunyikan perasaan cintanya terhadap Rangga selama delapan tahun lamanya. Saat ini, ia sudah menjadi mahasiswa semester 6 di Universitas Negeri Jakarta. Meskipun telah berlalu begitu lama sejak mereka lulus dari sekolah menengah pertama, Lintang tidak pernah mendengar kabar tentang Rangga.

Setiap hari, Lintang tetap membawa perasaan cintanya yang terpendam di dalam hati. Meskipun sudah tumbuh menjadi dewasa dan menghadapi kehidupan perkuliahan, Rangga masih ada di pikiran dan hatinya. Lintang sering kali berimajinasi tentang bagaimana hidupnya akan berjalan jika dia berani mengungkapkan perasaannya pada saat itu.

Namun, tanpa adanya kabar tentang Rangga selama delapan tahun, Lintang mulai merasa khawatir dan ragu apakah dia akan pernah bertemu dengannya lagi. Ketidaktahuan tentang nasib Rangga membuat Lintang merasa sedih dan kehilangan. Dia bertanya-tanya apa yang terjadi padanya dan apakah dia baik-baik saja.

Meskipun begitu, Lintang tetap melanjutkan hidupnya dan fokus pada studinya di universitas. Dia berusaha untuk mengesampingkan perasaan cintanya yang terpendam dan fokus pada masa depannya. Namun, dalam lubuk hatinya, harapan untuk bertemu kembali dengan Rangga tetap ada.

Saat sedang asik menggulir akun instagramnya, Lintang melihat postingan di Instastory temannya yang menunjukkan bahwa Rangga sedang merayakan ulang tahun. Ingatannya seketika teringat bahwa hari ini adalah tanggal 3 Juli, hari ulang tahun Rangga. Dengan hati yang berdebar, Lintang memutuskan untuk mengirim pesan ucapan selamat ulang tahun kepada Rangga melalui Instagram Direct Message dengan fake Account instagram.

Lintang duduk dengan gelisah sambil memandangi layar ponselnya yang tidak menunjukkan tanda-tanda pesan balasan dari Rangga. Meskipun dia telah mengirim ucapan ulang tahun dengan hati-hati melalui akun palsu di Instagram, tetapi 3 jam sudah berlalu tanpa ada jawaban.

Rasa kesal dan kekecewaan mulai menyelimuti hati Lintang.
"Ahhh kenapa chat aku ga dibales sih?? Sombong banget!"

Lintang menggelamkan wajahnya ke bantal dengan frustrasi. Rasanya kesal dan kecewa memenuhi hatinya. Ia merasakan beban emosi yang begitu besar sehingga tidak bisa menahan air matanya yang mulai mengalir hingga dia tertidur.

11 jam sudah berlalu, tapi pesannya belum juga mendapat balasan. Lintang memutuskan untuk mengambil inisiatif dan mengirim pesan ulang kepada Rangga. Dia berpikir bahwa mungkin Rangga melewatkan pesan sebelumnya karena banyaknya pesan yang masuk atau sibuk dengan hal lain.

Dengan mengirim pesan tersebut, Lintang berharap agar Rangga bisa merespon pesan darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan mengirim pesan tersebut, Lintang berharap agar Rangga bisa merespon pesan darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rangga My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang