VIII: Selkie

117 42 6
                                    

Untuk pacar yang belum pernah aku miliki dan untukku yang masih belum menyesalinya.

Untuk pacar yang belum pernah aku miliki dan untukku yang masih belum menyesalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilse tidak tahu, bagaimana dia tahu bahwa gadis itu adalah Selkie. Meski pada saat ini gadis itu tidak berada dalam wujud aslinya, hanya saja Ilse selalu tahu. Seolah itu sihir pribadinya. Setiap kali dia melihat fair folk dia tidak pernah mengalami kesulitan untuk mengetahui jenisnya.

Kedua goblin itu mendorong Selkie ke tengah aula sebelum memaksanya untuk berlutut. Ilse menarik napas terkejut, dia tidak tahu apa yang dia harapkan? Bahwa mereka akan bersikap lembut? Hanya karena mereka tidak memperlakukan dirinya dengan kasar bukan berarti fair folk adalah makhluk yang lembut. Pada dasarnya mereka adalah monster. Mereka muncul dari mimpi buruk terliar manusia. Dongeng yang ditakuti manusia pada masanya hingga kemudian tersingkir saat manusia sekarang lebih percaya pada teknologi. Melupakan setiap cerita yang diceritakan oleh leluhur mereka, atau setidaknya menolak untuk percaya bahwa itu nyata.

Selkie itu memiliki rambut hijau tebal yang mengingatkan Ilse pada rumput laut. Bibirnya merah pada kulit putih pucat seolah dia menghabiskan terlalu banyak waktu di dalam air. Mungkin memang begitu, karena Selkie tinggal di air. Mereka bukan makhluk yang baik, tapi Ilse masih bisa membayangkan yang lebih buruk.

"Kamu tidak seharusnya memasuki wilayahku, kamu tahu apa yang mampu kami lakukan pada Seelie fae yang berani melanggar perbatasan kami," ucap Raja Goblin, dia tidak perlu meninggikan suaranya untuk menarik perhatian ke arahnya.

Selkie itu sama seperti Ilse, ia tidak dapat mengalihkan matanya dari Raja Goblin. Mungkin itu memang sihir, pikir Ilse merasa lebih baik. Karena jika itu sihir maka semua yang dia rasakan hanya ilusi. Itu tidak nyata. Dia tidak benar-benar tertarik atau peduli dengan Raja Goblin.

Untuk satu detik Ilse berpikir Selkie itu akan memohon belas kasihan mengingat bagaimana posisinya saat ini. Jika Ilse yang ada di posisinya, dia pasti melakukan itu. Memohon untuk hidup dan kebebasannya. Tapi Selkie itu malah tertawa, suara serak kasar yang keluar dari tenggorokannya. Itu bukan tawa bahagia sama sekali, tawa itu dipenuhi kekerasan, dipenuhi penghinaan yang bahkan membuat punggung Ilse menggigil, tapi Raja Goblin tetap tenang dan bersandar di punggung takhtanya. Sama sekali tidak terpengaruh dengan tawa mengejek dari tahanannya.

"Apakah Ratu mengirimmu atau kamu tersesat? Aku tidak punya waktu untuk melakukan ini, jadi tolong bantu aku dan bicara," ucap Raja Goblin terdengar masuk akal, membujuk bahkan. Dia tidak benar-benar mengucapkan ancaman tapi semua orang tahu itu ada di sana.

Akan ada hukuman jika kata-katanya tidak dipatuhi. Ilse pikir Selkie itu juga merasakannya, Ilse tahu itu hanya dari bagaimana postur bahunya yang berubah menjadi lebih kaku dan lurus, bagaimana tawanya perlahan memudar saat dia memelototi Raja Goblin dengan marah.

"Kamu tidak memiliki kekuatan apa pun. Seorang Raja tanpa nama tidak seharusnya memiliki takhta. Kamu seharusnya menerima tawaran Ratuku dan mengambil namanya dalam pernikahan."

Goblin FruitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang