7

2 0 0
                                    

"Pokoknya, saya ga mau tau, mama dan papa ga boleh tau kalo kamu tidur di gudang." Ucap axel.

"Ya terus sekarang aku harus bagaimana? Tidur di sofa ruang tamu?" Tanya sekara.

"Kamu tidur di kamar saya, tapi kamu tidur di sofa atau pun di lantai. Saya ga sudi se ranjang sama kamu." Ucap sekara.

"Ok fine, tapi, saya mau tanya, orang tua anda tidur dimana?" Tanya sekara.

"Sekarang, bantu saya bereskan gudang, mumpung pasti mama dan papa lama di rumah sakit." Ucap axel.

"Y." Sekara segera masuk ke gudang tempat ia tidur, untung saja meskipun sempit barang di gudang ini tidak terlalu banyak.

"Pertanyaan saya, ini semua mau dibawa kemana pak?" Tanya sekara.

"Saya akan sewa 1 apart lagi, khsus buat naro barang ini selama mama dan papa disini." Ucap axel.

"Di kamar nomor berapa?" Tanya sekara.

"Lantai 2" jawab axel.

"What? Anda gila ya tuan? Kita ada di lantai 8, terus gotong beginian sampe ke lantai 2, are you oke?" Tanya sekara, suami nya ini benar-benar menyebalkan.

"Mau bagaimana lagi? Cepat!" Titah axel

"Tapi tuan?"

"Asisten ku akan kemari, kau tenang saja kemasi pakaian mu, pindahkan ke kamar ku." Ucap axel.

******

3 jam kemudian.....

"Memang dengan uang semua bisa terkendali." Lirih sekara.

"Bicara apa kau?" Tanya axel.

"Tidak ada." Ucap sekara.

"Dengar, aku tidak ingin orang tua ku tau tentang hal ini, dan jangan kau berbicara yang tidak-tidak." Ucap axel.

"Iya tuan." Ucap sekara sambil tersenyum paksa.

"Dan jangan panggil aku tuan." Ucap axel.

"Terus apa?babu?" Tanya sekara.

"Kau!!"

"Panggil aku Mas atau sayang, setidaknya itu akan menutupi hubungan kita yang sebenarnya." Ucap axel.

"Kau fikir aku akan setuju?" Tanya sekara.

"Kalo anda tidak mau, saya akan buat kel--"

"Iya saya mauuuuuuuuu tuaaaannnn eh massss" ucap sekara.

Perempuan itu langsung saja ke balkon, disana ia melihat indah nya langit malam. Axel yang melihat itu mencoba menghampiri sekara.

"Anda tau tidak? Dulu aku suka sekali bermain dibawah langit malam. Tapi aku bukan wanita malam!, ayah ku selalu mengajak aku dan juga Eje ke pasar malam, disana aku dan eje suka sekali bermain. Aku pernah berkeinginan untuk pergi ke pasar malam bersama pacar ku. Tapi, semua itu tidak terwujud karena pacar ku harus menyelesaikan kuliah nya di amerika. Dan juga kami memilih mengakhiri hubungan kami."

"Saat aku tau, ayah ku meminjam uang padamu, aku ragu apakah kau akan meminjanmkan nya, dan ternyata kau meminjam kan ayah ku, meski aku sebagai jaminan."

"Impian ku hanya satu, pergi ke pasar malam berasama suami ku. Dan aku tau hal itu tidak akan pernah terwujud, maybe selamanya."

"Dan bahkan jika nanti aku mati." Lirih sekara.

"Tidak perlu menceritakan keinginan yang tak akan pernah terwujud." Ucap axel.

"Keinginan ku memang tidak akan terwujud, tapi aku adalah seorang perempuan, aku hanya ingin bermimpi saja, meski aku tau mimpi ku adalah hal yang sia-sia. Tapi setidaknya, aku masih bisa bermimpi, sebelum suatu saat nanti mimpi ku tidak akan pernah ada, karna tidur ku yang lama." Ucap sekara.

"Dan tuan, sometimes when we like something, we have to be ready to sacrifice something."

****
Tengah malam axel terbangun, ia memimpikan sesuatu yang salah, ia bermimpi bercinta bersama sekara. Dan itu membuatnya ingin melampiaskan nya.

Ia melirik kearah sekara yang tertidur pulas di sebelahnya, "apa aku tiduri aja dia diam-diam?." Pikir axel.

"Lagi juga dia cuma pelayan, dan cm sekali ini sj, dia tidak akan hamil." Pikirnya lagi.

Dan axel memulai aksinya, dan malam itu pun ia menyentuh sekara lebih.

The Guaranteed MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang