17

10 9 3
                                    

Alfian menatap lekat Vania yang terlihat menggemaskan . Wajahnya sangat merah , tamgannya saling meremas satu sama lain dan matanya yang tak mau menatap Alfian . Kekehan lolos dari Alfian , ia menyentuh kedua tangan Vania dengan sangat lembut . Digenggamnya kedua tangan gadis itu hingga akhirnya Vania memberanikan diri menatap wajah Alfian . Astaga , tolongah! Kenapa sih makhluk yang satu ini sekali senyum manis banget? Teriak Vania dalam hati

" Kak , makasih ya udah nerima dan ngasih gue kesempatan . Gue gak bisa janjiin apapun , tapi lo harus tau takhta tertinggi di hati gue saat ini adalah elo . Gue gak akan menghakimi lo dengan segala masalalu lo , gue akan selalu lindungin lo , mulai sekarang lo gak boleh sungkan sama gue , kalau sebelumnya gue hanya adik kelas yang nolong lo secara gak sengaja , sekarang gue adalah tempat lo mencurahkan segala isi hati lo . Baik buruknya lo dimata orang lain , gak bakal merubah fakta kalau lo adalah kesayangan gue yang akan selalu gue lindungin . Lo boleh percaya sama gue kalau lo mau " ucap Alfian lembut , ia menatap Vania lekat , dielusnya surai Vania penuh kasih sayang .

Tes

Sebulir air mata lolos dari pelupuk mata Vania . Ia benar benar merasa dicintai oleh Alfian . Cowok ini memperlakukannya berbeda saat orang yang seharusnya ia percaya malah memilih menghancurkan dia . Vania dapat melihat cinta yang sangat besar dan tulus dimata Alfian . Cowok ini bersungguh sungguh dengannya .

" Sstt .. gak boleh nangis ya sayang . Air mata lo gak boleh jatuh lagi , lo berharga bagi gue " ucap Alfian lagi sambil mendekap Vania menenangkan .

" Gu.. gue , makasih Alfian . Gue gak nyangka masih ada yang mau nerima gue apa adanya saat orang lain mandang gue rendah tanpa gue tau apa salah gue " Vania membalas pelukan Alfian erat . Ia bisa merasakan sepercik kebahagiaan mulai mendatangi hidupnya yang abu abu sejak kejadian itu .

Alfian melepas dekapannya , ia menangkup wajah Vania dan berucap

" Sekarang , jangan panggil pake gue-lo lagi ya , aku-kamu aja biar lebih enak di dengar "

Vania mengangguk . Alfian mendekati telinga gadis itu lalu berbisik

" Now , you're mine . Gak ada yang boleh ganggu milik Alfian Rasyid Bagaskara "

Sementara tak jauh dari mobil Alfian , Seorang gadis berkacamata melihat dan mendengar semua . Tangannya terkepal kuat

" Enjoy your time , little bitch . Gue gak bakal biarin lo bahagia setelah ini " batinnya penuh dendam .

Skip time

Alfian mengantarkan Vania pulang sementara mobil milik Vania dibawa oleh kedua teman Alfian atas perintahnya . Mereka sampai di rumah Vania setelah 25 menit di jalan , Alfian turun dari kursi kemudi dan membukakan pintu agar Vania bisa turun dari mobilnya . Vania tersenyum , ia berjalan memasuki halaman rumahnya ditemani Alfian . Saat sudah di depan pintu rumah , Alfian akhirnya bersuara

" Kamu langsung istrahat ya habis ini , pasti capek banget , kan? Aku pulang dulu , kalau ada apa apa telfon aja , ya? " pamit Alfian sambil mengelus rambut Vania sayang

Vania mengangguk , sebuah senyum terbit di wajahnya .

" Oke , hati hati ya " balas Vania sambil melambaikan tangan .

Vania masuk ke dalam rumahnya yang nampak sepi . Bundanya pasti masih di kantor . Bella memang sangat sibuk mengingat mendiang suaminya adalah seorang pengusaha sukses , setelah sang suami berpulang dia lah yang meneruskan memimpin perusahaan itu . Bella hanya akan punya waktu banyak jika akhir pekan , sedangkan Alden semenjak memasuki SMA memilih berlainan sekolah dengan Vania , dan dari sanalah ia mulai membenci kakaknya sendiri , entah karena apa Vania masih belum bisa mengingatnya sampai sekarang .

Vania segera mengganti seragam sekolahnya dengan setelan sederhana , ketika ingin merebahkan dirinya di kasur , ia mendengar bel rumahnya berbunyi .Vania mendengus , ia berjalan dengan malas untuk membuka pintu . Kurir? Vania bingung sepertinya ia tidak memesan apapun , namun ucapan kurir selanjutnya membuat Vania tersenyum ,

" Dari Alfian Rasyid Bagaskara. Kak Vania kan ? " tanya kurir itu membuat Vania mengangguk . Ia mengambil makanan yang ada di tangan sang kurir cepat lalu menutup pintu .

Ting!

Notifikasi chat masuk ke ponsel milik Vania . itu Alfian .

💜
online

Gimana ? suka gak? maaf ya , aku gak tau kamu sukanya makan apa , jadi ngasal aja tadi . tapi semoga kamu suka ya😚

Vania blushing . Sialan sekali Alfian ini!

Tangannya bergerak membuka makanan itu . Sekotak pizza , sekotak nasi lengkap dengan lauk pauknya , beberapa bungkus ice cream dan tak lupa minuman susu botolan . Sungguh lengkap . Vania tersenyum , matanya berkaca kaca , ia terharu

" Makasih , gue sampe lupa kapan terakhir ada orang yang seperhatian elo ke gue , Alfian " gumam Vania .





































Haii , jejaknyaa ya , dear

see u on next chapter

withlove , purpleukhty

My Traumatic GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang