26. DIA PEMBUNUH

439 44 162
                                    

Selamat membaca kisah milik Galang Reynandika dan Calithea Zevanya Aurora di "Sebelum 365 Hari."

Don't forget to tap the star and comment 🌟

Tandai kalau ada typo ya, love!

Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya.

Happy Reading, enjoy love 💗

Sabtu, 17 Juni 2023

26. DIA PEMBUNUH

🌻🌻🌻

"Bisa mati gue kalau orang rumah balik duluan tapi gak ada Thea."

"Bisa-bisanya gue salah ngunciin orang."

Theo kini sedang dalam perjalanan menuju kembali ke sekolah. Theo harus segera menjemput adik kembarnya dan membawa Thea pulang.

"Lo tau Thea dimana gak, Shi?"

Theo menghubungi Shira. Meksipun agak gengsi, tapi, ini demi Thea.

"Loh, dia belum pulang?"

"Belum. Tapi emang benar, tadi Thea ke sekolah?"

"Iya dia ke sekolah. Dia sempat telepon gue kok buat ngabarin. Katanya handphone dia ganti kan? Dan sempat ganti nomer, dia juga bilang kalau cuma punya nomer gue dari lo."

"Nah dari pagi sih, Thea gak masuk kelas. Dia cuma bilang ada di sekolah, tapi dia di hukum buat bersihin gudang belakang karena dia terlambat."

Theo mengingat semua perkataan Shira di telepon tadi.

"Thea bersihin gudang sekolah juga. Galang juga di hukum. Itu artinya sekarang mereka berdua ada di sana."

"Theo bego! Bisa-bisanya malah lo bikin mereka berduaan."

"Gue harus bawa Thea pulang. Gue takut Galang macem-macem sama dia di dalam sana. Awas aja, kalau sampai Thea kenapa-kenapa. Habis Galang sama gue," ucap Theo.

🌻🌻🌻

"Kok udah bangun?" tanya Galang ketika Thea tiba-tiba saja mengangkat kepalanya dari bahu Galang.

"Maaf, gue ketiduran ya?"

"Gak apa-apa. Tidur lagi aja kalau masih ngantuk. Gak masalah kok. Mau semalaman, seharian, sebulan, seribu tahun juga gak apa-apa senderan di sini," ucap Galang dengan nada tengil khas nya.

Thea terkekeh pelan. "Pundak lo miring sebelah kalau seribu tahun gue senderan di sana."

Galang ikut tertawa kecil mendengar nya.

"The?"

"Iya?"

Galang menyibakkan rambut Thea ke belakang telinganya. Memandangi wajah gadis itu. "Wajah lo pucat loh. Lo beneran gak apa-apa kalau harus nunggu sampai pagi?"

"Loh, emang iya? Padahal gelap, emang keliatan."

"Keliatan. Wajah lo lemes gitu. Jujur sama gue, yang lo rasain apa sekarang?"

"Lemes aja sih."

Gue harus apa ya? Thea juga belum makan dari pagi. Gue takut dia kenapa-kenapa, batin Galang.

Sebelum 365 Hari (End) Where stories live. Discover now