regret 42

92 3 0
                                    

"plis bertahan untuk aku."

"Mahen, mama mohon bertahan ya nak,mama nggak mau kehilangan kamu," ujar Helena sambil terus menangis

"Lo harus kuat, selain lo siapa lagi yang bakal jagain Naya! Lo yang bisa bikin dia bahagia hen, Lo harus kuat!" Ucap Rendi

"Sakit!" Hanya itu yang mampu Mahen ucapkan sekarang

Naya memeluk Mahen dengan sangat erat, ia membisikkan sesuatu pada Mahen

"Mas pacar calon suami Kanaya zemira, saat ini aku melepaskan mu, mengizinkan mu untuk pergi. Bukan karna aku udah siap kehilangan kamu, tapi aku nggak mau kamu ngerasa sakit terlalu lama."

"Aku mau kamu bahagia, karna selama ini kamu mau ketemu papa kamu. Tapi nanti kalo udah pergi jangan lupa datang ke mimpi aku ya!" ujar Naya sambil terus menangis

"Jangan nangis! Nanti susah pergi nya." bisik Mahen dengan suara yang melemah, Naya menghapus air matanya

Mahen tersenyum, perlahan pelukannya melemah, pergi? Mahen sudah pergi? Apakah secepat ini? Tuhan sakit, hati Naya teramat sakit. Tolong biarkan Naya pergi sekarang agar ikut bersama Mahen

"Selamat tidur dalam keabadian calon suamiku." ucap Naya dengan suara parau

Mereka semua telah kehilangan sosok laki-laki baik, anak laki-laki yang menyesali perbuatannya hanya karna takdir yang telah merenggut nyawa ayahnya

Kini tak ada lagi laki-laki yang Naya sebut mas pacar, bahkan kenangan indah masih terus berputar dalam memorinya

Tak ada yang bisa memutar waktu untuk kembali ke masa lalu, jika ada Naya akan memutar waktu itu agar ia bisa lebih cepat bertemu dengan Mahendra laki-laki yang mampu membuat nya jatuh cinta

Mereka semua menangis, namun tak ada yang bisa mereka lakukan untuk membuat Mahen kembali

"Nggak!" tiba-tiba Naya menangis histeris

"Mahen aku cabut kata-kata aku, aku nggak izinin kamu pergi sekarang! Tolong bangun! AKU BILANG BANGUN!" Naya berteriak sambil terus menggoyangkan tubuh Mahen

"Aku bohong! Aku nggak bisa ngelepas kamu sekarang! Aku tau aku egois, tapi aku mohon sama kamu bangun! Bangun sekarang Mahen."

Naya terus berteriak, memohon agar mahen bangun. Semua memang telah kehilangan Mahen, tapi Naya telah kehilangan separuh jiwanya. Bagaimana ia akan menjalankan hidupnya tanpa ada Mahen disampingnya

"Yang sabar nay! Jangan kaya gini, pasti Mahen sedih liat lo kaya gini," ujar Rendi berusaha menenangkan Naya

Dia telah pergi, namun cintanya masih abadi di dalam hati Naya. Kisah cinta sepasang kekasih yang akan terabadikan dalam bingkai memori indah dalam kenangan Kanaya

Sepanjang perjalanan Naya terus menangis, tatapannya tak lepas dari tubuh Mahen yang sudah terbujur kaku

***

Setelah selesai, Mahen di bawa menuju ke peristirahatan terakhirnya. Helena bahkan tak sadarkan diri saat tubuh Mahen akan di masukkan ke liang lahat

Sedangkan Kanaya, dia tak ikut dalam acara pemakaman. Naya tak sanggup untuk melepaskan Mahen, dia terus mengurung diri dalam kamar

Semua pelayat nampak satu persatu pergi meninggalkan pemakaman, dan sekarang hanya tinggal keluarga Mahen saja yang masih berada disana

"Kenapa lo pergi secepat ini hen! Maafin gue udah jadi Abang yang jahat selama ini sama lo!"

"Aargghh semua ini salah kalian! Kalo aja kalian nggak jahat sama bang Mahen, nggak mungkin dia jadi seperti ini!" Haikal berteriak histeris

"Bangun lo bang! Lo pernah janji ke gue kalo lo nggak akan pernah ninggalin gue kan! Gue mohon tepatin janji itu, sekarang juga lo bangun!" ujar Mahen sambil terus mengais tanah makam Mahen

Regret [MARK LEE] EndWhere stories live. Discover now