10

119 109 29
                                    

Semenjak Dewa langit membawa Lulu ke dunia manusia, Raja Iblis sudah tidak mendengar berita apapun dari keduanya, keduanya bak ditelan bumi, tidak ada kabar apapun dari Dewa langit tentang Lulu. Setiap harinya Raja Iblis berharap mendapat kabar bahwa Lulu telah sampai di dunia manusia dengan selamat.

"Tempat ini masih sama." Dewa langit tersenyum di depan kediaman Raja Iblis.

"Dewa langit," kaget Raja Iblis.

Penampilan Dewa langit berubah drastis setelah sekian lama tak jumpa dengan raja Iblis. Rambut Dewa langit berubah menjadi warna putih, wajah Dewa langit pucat.

"Apa yang terjadi?" Raja Iblis mendekat.

Dewa langit hanya tersenyum seraya berkata bahwa dirinya telah berhasil membawa Lulu ke dunia manusia dua tahun yang lalu.

"Pasti gadis itu sekarang sudah tumbuh dewasa." Raja Iblis tersenyum.

"Ohok-ohok …." Mulut Dewa langit mengeluarkan darah.

"Dewa, apa yang sebenarnya terjadi antara kalian berdua? Tidak boleh membohongi saya!" Raja Iblis membawa Dewa langit masuk ke dalam.

Di dalam Dewa langit terpaksa harus berkata jujur pada Raja Iblis karena cepat atau lambat tubuh Dewa ini akan semakin rapuh.

"Terimakasih telah menolong gadis itu. Saya merasa gagal menjaga tubuh Dewa langit dan juga gadis itu. Andai saja saya bisa seperti kamu merelakan sebagian tubuh saya untuk gadis itu …," perkataan Raja Iblis terpotong.

"Apa kamu tidak lupa kamu pernah melakukan hal yang sama agar gadis itu bisa tetap hidup? Saya melakukan ini karena saya tahu kamu juga pernah melakukan hal yang sama agar gadis itu bisa tetap hidup di alam Dewa," ucap Dewa langit.

Dua laki-laki penguasa alam Dewa dan Iblis terus membicarakan Lulu di dalam kediaman Raja Iblis sampai larut malam.

"Lulu, akhirnya kita lulus. Dulu gue takut banget lo gak bisa balik lagi ke pelukan gue." Air mata Sisi mengalir deras.

"Ah, cengeng lo." Lulu mendorong tubuh Sisi.

Keduanya tertawa sembari melempar topi wisudanya ke atas langit. Ketika topi itu melayang ke udara tiba-tiba saja segerombolan burung gagak terbang di atas kepala Lulu, melihat segerombolan burung gagak itu terbang membuat Lulu jadi ingat kembali tentang pertemuan dirinya dan Raja Iblis di hutan kala ia tak sengaja melukai seekor burung gagak.

"Kemana ya burung itu?" Gumam Lulu.

"Burung apa?" Tanya Sisi.

"Eh enggak Si. Si, kita jalan-jalan yuk …." Lulu menarik Sisi pergi.

Keduanya pergi ke salah satu taman bermain yang letaknya tak jauh dari kediaman Sisi, keduanya kembali tertawa terbahak-bahak saat menaiki satu persatu wahana permainan yang ada sampai salah satu diantaranya merasa mual.

"Udah, Sisi. Udah ah gue mual …." Lulu menepuk dadanya di depan wahana roller coaster.

"Hahaha … lo yang ngajak lo juga yang tumbang." Sisi menjitak kepala Lulu.

"William." Lulu membelalakkan mata saat tak sengaja melihat sosok laki-laki yang pernah menemani dirinya dulu tengah berduaan dengan seorang gadis di tempat penjual aksesoris. Laki-laki itu mirip sekali dengan William, Siluman rubah merah.

Seperti mendengar suara Lulu, William pun langsung menatap ke arah Lulu, laki-laki itu tersenyum pada Lulu.

"Siapa dia?" Bingung Sisi.

"Mirip temen gue," bisik Lulu.

William datang menghampiri Lulu bersama dengan gadis yang tengah bersama dirinya. Ia menyapa Lulu dihadapan Sisi.

"Lo?" Lulu menunjuk William.

"Ratu …. " William membungkuk di hadapan Lulu.

"Hah?" Kaget Lulu.

Kenapa bisa Siluman rubah merah itu tinggal di dunia manusia? Kalau Siluman rubah merah bisa tinggal di dunia manusia, jangan-jangan...

"Gue pergi dulu yah, dahhh…." Gadis yang tengah bersama William pergi meninggalkan William.

"Siapa dia?" Tanya Lulu.

"Temen gue, baru kenal tadi terus gue ajak aja dia ke tempat aksesoris hahaha …." William tertawa.

Melihat laki-laki tampan ini sangat akrab membuat Sisi merasa iri pada Lulu, kenapa Lulu selalu bertemu dengan laki-laki tampan sedangkan dirinya selalu sial.

"Si, kenalin dia temen gue, namanya William." Lulu memperkenalkan William pada Sisi.

"Sisi ...."

Keduanya bersalaman di depan Lulu. "Gue harus bicara sama lo. Si, tolong beliin gue minuman, ini uangnya." Lulu memberikan tiga ratus ribu pada Sisi, ia sengaja memberikan uang yang lebih pada Sisi agar gadis itu bisa membeli makanan atau apapun itu, ia harus memanjakan Sisi mulai sekarang.

"Oke, bayyy …." Sisi pergi.

Saatnya menginterogasi William, si Rubah merah yang sempat ia selamatkan nyawanya di alam Dewa.

William mulai menjelaskan secara detail pada Lulu agar Lulu tidak bingung lagi. Lulu hanya bisa mengatakan 'wah' itu terus yang Lulu katakan sepanjang William menjelaskan sampai mulut William berbusa.

"Coba aja Raja Iblis punya darah gue …." Lulu mulai berandai-andai.

"Ratu, jangan. Saya takut dia akan berbuat onar di dunia manusia," ucap William.

"Lo tinggal dimana?" Tanya Lulu.

"Apartemen," jawab William dengan bangganya.

"Wow, keren banget. Kapan-kapan bawa gue ke apartemen lo ya, gue pengen tau di dalem apartemen ada apa aja," ucap Lulu.

"Mau tinggal di apartemen?" Tanya William.

"Mau, cuma gue gak ada uang, uang gue abis pake bayar ini kelulusan." Lulu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Siluman rubah merah mengedarkan pandangannya ke arah yang lain, tidak ada yang sadar dengan kehadiran dirinya dan juga Lulu, dengan cepat ia membawa Lulu pergi ke apartemen miliknya menggunakan ilmu sihir.

"Woy! Jangan gitu lagi ah!" Lulu mencubit pinggang William.

"Lihat, bagus tidak?" William membalikkan tubuh Lulu di depan apartemen miliknya, semua apartemen ini William beli menggunakan uangnya sendiri.

"Wahhh …," kagum Lulu.

"Jika Ratu ingin tinggal di sini, tinggal saja. Semua apartemen ini milik saya," ucap William yang membuat Lulu membelalakkan mata.

Seekor rubah kecil yang ia tolong sekarang sudah sesukses ini dunia manusia, sedangkan ia? Haduh ....

"William, makasih ya tapi gue harus hidup pake usaha gue sendiri, gue gak bisa ngambil ini," ucap Lulu.

William membungkuk di hadapan Lulu, ia tidak bermaksud merendahkan Ratu-nya.

Segerombolan gagak kembali beterbangan di atas kepala Lulu. Melihat segerombolan gagak terbang membuat William tersenyum, apa dia gagak yang Raja Iblis utus untuk memantau keadaan Ratu-nya di dunia manusia?

"Ko gue takut ya sama burung-burung itu." Bulu kuduk Lulu berdiri.

"Ratu, mereka semua utusan Raja Iblis. Ternyata Raja Iblis masih ingat dengan Ratu." William tersenyum.

"Hah?" Kaget Lulu.

"Ratu tidak tahu tentang Raja Iblis yang bisa mengontrol semua para hewan termasuk saya sendiri? Atau jangan-jangan Ratu juga tidak tahu Raja Iblis bisa berubah wujud menjadi seekor burung gagak hitam? Apa tidak ada orang yang membicarakan hal ini pada Ratu saat Ratu di alam Dewa? Padahal semua siluman saja tahu, masa seorang Ratu yang hidup bersama Raja Iblis tidak tahu." William geleng-geleng kepala.

Kepala Lulu mendadak pusing, apalagi ini? Kenapa banyak sekali plot twist di hidupnya bahkan hidup Raja Iblis.

GagakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang