A L D E V A N O - 26

187 14 0
                                    

.•♫•♬• HAPPY READING •♬•♫•.
:)

26- ✐ Ikara mengaku salah

***
Malam nya. Akira menscrool ponselnya yang tidak ia buka seminggu terakhir ini. Dan banyak sekali ribuan pesan dan telfonan.

Akira tersenyum. Ternyata masih ada yang peduli padanya walaupun ia sedikit cerewet.

Pintu kamar terbuka.

"Belom tidur? " Akira mendongak menemukan  Devan yang membawa sesuatu. Sepertinya makanan.

Dirinya sendirian. "Belom, Akira belom ngantuk. " Sahutnya.

Devan mengambil kursi untuk duduk di dekat brankas milik Akira.
"Keadaan lo gimana? "

"Baik. Cuman agak masih teras pening dikit?! " Keluhnya memijat pelipisnya.

Akira menatap lekat Devan yang telaten membuka bungkusan itu. Memperlihatkan sebuah bubur ayam.

"Kenapa beli bubur, Kira nggak suka bubur! Beliin aja lalapan? " Devan mendongak.

"Gue tau, tapi sekarang makan dulu bubur nya! Nanti gue beliin! Aaaa. Buka mulut. " Akira pun membuka mulut menerima suapan pertama dari Devan.

Devan tersenyum. Besok Akira sudah dizinkan pulang. dan gadis ini belum tau. Karena kalau dia sampai tau malam ini.

Bisa-bisa akan merengek akan pulang.

"Pipi Kak Devan kenapa? " Telunjuk Akira menyentuh pipi Devan yang terbalut plaster.

Devan kembali mengingat saat dia bertengkar pura pura dengan Satya. Nggak sengaja disitu Satya mendorongnya dan alhasil pipi mulus nya kena area sudut pinggir meja.

"Bangsat nih yang lakuin! Pipi gue kena goresan! " Decak nya. Satya memang sialan.

Akira cukup tersejut. " Lucu lo Kak, Pipi kakak jadi lebih Cute. " Devan mengerutkan keningnya.

"Mungkin dari efek lo kepentok lantai! Jadi kepala lo ikutan rusak! cute-cute apaan coba. " Decak Devan. Namun masih menyuapi Akira.

Akira terkekeh. " Kak Devan lucu banget, Akira jadi makin suka. " Bilangnya sambil mereok reokan tubuhnya.

Devan menggeleng. Memeriksa kening Akira. "Nggak panas, Apa mungkin Neraka datang kesini! " Akira mengangguk setuju.

Orang orang yang kenal dengan dirinya luar dalam bakalan memanggilnya Neraka.

Padahal namanya sudah bagus.
"Dia ngapain kesini? "

"Cuman tengok keadaan Akira, katanya dia bakalan kerumah Abang Nathan. " Devan mengangguk.

Taukan, kalau Nathan ketua dan Naraka adalah Wakilnya.

"Sebenarnya sih gue mau kumpul juga bareng mereka. Tapi, nggak ada yang jagain lo? "

Akira tersenyum manis. "Emangnya bakalan kumpul dimana? "

"Kumpul di rumah Bang Nathan. Tadi gue nelfon Kak Clara. Tanyain bang Nathan, "
Akira hanya mengangguk tidak mengerti juga sih.

ALDEVANOWhere stories live. Discover now