04

258 37 2
                                    

•--------------•

typo ada dimana-mana!
jangan lupa vote and comen minnasan!

•--------------•

"Ha?! Apa yang aku lewatkan selama tidak dirumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ha?! Apa yang aku lewatkan selama tidak dirumah." Orang itu menatap tajam mengarah ke (name) tak suka.

Kini (name) menunduk kepala dan meremas haori yang ia pakai agar menahan ketakutan tatapan maut itu.

Dari sosok itu seperti duplikat dari Sae, namun hanya saja yang berbeda hanya gaya dan warna rambutnya. Apakah dia Rin? Pikir (name).

Sejujurnya dirinya terkejut dengan tampang yang berada di depan begitu tampan (name) akui, hanya saja tampangnya begitu seram. Tidak heran produk bibit unggul bermarga Itoshi, hingga lupa dirinya juga sebagian dari salah satunya.

Sosok itu bertanya lagi. "Apa yang kau lakukan?''

Begitu tidak ada balasan darinya sosok itu bertanya sekali lagi, kali ini lebih tepatnya membentak membuat (name) shock pertama kali dibentak.

"Jika orang sedang bertanya kau jawab, apa kau tuli ha?!"

Sebelum (name) mulutnya ingin mengeluarkan sesuatu namun bergetar tubuhku seakan mulai lemas. Saat ingin menjawab namun ada yang mencelanya.

"Begitukah caramu memperlakukan adikmu sendiri, terutama seorang perempuan?" Sahut Sae baru saja pulang dari latihan menghampiri kita berdua.

"Kau bahkan tak mau menyapa padahal sudah selama ini? Saudara sialan." Ujar Rin menahan amarahnya didepan Sae.

"Inget rumah rupanya, kupikir lupa." Sindir Sae menatap datar.

"Cih, bukan urusanmu kakak busuk." Jawab Rin menekan kata terakhir, pria yang menghalangi tangga dia Itoshi Rin.

"Adik yang sangat menjengkelkan." Sahut Sae tidak mau kalah ikut menekan kata dengan tatapan datarnya.

Melihat kedua kakaknya sepertinya sudah jelas kakak beradik itoshi sedang tidak dikatakan sehat, auranya sangat mencengkram membuat (name) tidak tau harus meleraikan mereka berdua.

"Ak.."

(name) mengeluarkan suara tak jadi, Rin pergi tak mengucapkan apapun dan keluar tidak lupa menutup pintu rumah begitu keras membuat (name) terkejut.

Rasanya ingin menangis sudah dibentak karena (name) pertama kali dibentak, walaupun keluarga dulu merawat (name) tak pernah memarahinya atau membentaknya.

Tiba-tiba ada sesuatu menarik ke tubuhnya kini wajah (name) berada di dada bidang Sae mengeratkan pelukannya dan mengelus kepalanya.

"Maaf ya, sudah melihat perdebatan saya dengan Rin. Jangan menangis." Sae memeluk menenangkan adiknnya ia tau bahwa tadi sebelum masuk rumah mendengar Rin membentak (name).

𝐀𝐒𝐓𝐑𝐎𝐏𝐇𝐈𝐋𝐄, ɪᴛᴏꜱʜɪ ꜱɪʙʟɪɴɢWhere stories live. Discover now