28. [Season2] Berlari ke Arahmu

347 41 25
                                    

****
*
*
HAPPY CHANBAEK DAY
walaopun telat BANGET hehe
sebenernya mau up di 614, tapi kegiatan aku di hari itu lumayan hectic buanget sampe sekarang pun! ga sempet buat buat nulis, jadi aku minta maaf kalau ada keterlambatan up.

Aku udah usahain buat nulis disetiap ada waktu luang, itu pun kadang ide ga selalu muncul.

🙏🏻

Seharusnya kan cerita ini up 3 hari sekali, jadi tolong pengertiannya ya readers kalo jadi  seminggu sekali atau bahkan lebih.

🙏🏻

*
*

SELAMAT MEMBACA :)

^

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hari yang sangat tidak di tunggu pun tiba, setidaknya itulah yang Chanyeol pikir. Berbeda dengan Salvis yang sudah mempersiapkan segalanya dengan sesempurna mungkin.

Bagi pasukan Balion, ini adalah cara mereka berlatih.

Para penonton yang diundang, juga para penduduk yang terpilih sudah datang. Kebanyakan mereka mendukung pasukan Balion—tentu saja. Namun tidak sedikit juga yang menyerukan pasukan Manhatan.

Jeino yang sudah duduk disinggasananya menatap para penduduk yang mendukung pasukan Manhatan itu dengan tajam. Ia akan mengingat wajah-wajah mereka.

Bagaimana bisa mereka mendukung Kerajaan lain daripada Kekaisarannya sendiri? menjijikan.

"Yang Mulia, pertarungannya harus segera dimulai." bisik Ian.

Jeino melirik ke samping, dimana singgasana milik Bada masih kosong.

"Beliau tidak datang."

"Tidak ada balasan dari surat yang Baginda kirim." jawab Ian.

"Mulai saja pertarungannya."

Ian langsung melirik salah satu pembawa acara, pertarungan itupun dimulai.

Pasukan Manhatan turun lebih dulu ke lapangan, tubuhnya besar dan tinggi dengan pedang yang bahkan panjangnya melebihi ukuran tangan Jeino.

"Dia Mariot, salah satu Ksatria Manhatan yang terkenal karena pernah membunuh satu monster. Dia menguasai ilmu sihir." jelas Ian. Jeino hanya mengangguk acuh tak acuh.

Lalu Jeino mengernyit ketika pasukan Balion menurunkan satu prajuritnya yang tubuhnya satu kali lipat dibawah Mariot.

"Dia bernama Louis." bisik Ian.

Jeino berdecih, sekarang pasti Salvis merasa di remehkan.

Benar saja, wajah Raja itu terlihat marah. Salvis duduk satu baris di bawah singgasana Jeino, dari jarak sedekat itu Jeino bisa melihat bahu tegang Salvis.

Light Out! [COMPLETED]Where stories live. Discover now