Chapter 6

460 43 19
                                    

[Hallo~!, Telat up gak nih? Kayak ny sie emang telat ya😇, jujur, kabar nya author ini sedang sedih, karna temen author ada yang putus, hati moengil ku tersakiti😢😢😢, buat kalian yang lagi ada masalah sama pasangan, ayo cepet baikan😠, author sendiri tuh suka gemes sama kisah cinta orang lain, jd kalo mereka ada masalah, kadang suka greget sendiri pls☺️] -Author

[Dah ya, nanti author curhat lagi dibawah, ini cerita nya mau dimulai dulu, babayy] -Author

***

Author POV

Yin mulai memberanikan diri menatap lurus kedepan kearah sang ayah. Membuat sang empu mati-matian menahan ketakutan yang menerjangnya saat ini. Silat kiluet dari yang ayah membuatnya makin ketakutan.

"Kenapa baru pulang?" Ujar sang ayah dengan penuh penekanan membuat suasana makin mencekam.

"Aku ada urusan dan masalah sebentar disekolah, ayah." Ujar Yin lancar, meski begitu ia masih ketakutan setengah mati pada ayahnya saat ini.

"Kamu buat masalah lagi disekolah? Lagian gak lihat ini jam berapa? KAMU ITU OMEGA, YIN. JANGAN SEMBARANGAN KELUYURAN GAK JELAS. TAU DIRI KAMU DISINI, GAK USAH NYUSAHIN ORANG BISA KAN?" Sang ayah kini berteriak keras membentak sang anak. Suara lantangnya kini terdengar keseluruh penjuru rumah.

Dengan emosi yang meledak-ledak, sang ayah mendekat kearah sang anak dan menamparnya keras. Suarah renyah terdengar yang mampu membuat ketiga insan itu meringis.

Yin tak menggubris, ia tetap menunduk menerima apa yang dilakukan terhadap ayahnya.

"Jawab, ngapain kamu dari tadi?" Tanya sang ayah. Terdengar nada marah didalam nya. Yin tak menggubris, dia tetap menunduk takut dihadapan ayahnya. "Heh... Jual diri ya kamu? Kecium banget bau pheromon alpha dari badan kamu. Tch, murahan." Ujar sang ayah lantang dihadapan anaknya. Lagi-lagi sang ayah menampar untuk yang kedua kalinya. Membuat sang anak meringis dan mengusap pipinya.

"KALAU ORANG LAGI BICARA TATAP MATANYA" Sang ayah berteriak lagi dihadapannya. Membuat Yin mau tak mau menatap ayahnya menahan ketakutan.

"Udah, yah. kasian Yin baru pulang, biarin dia istirahat dulu, Yin pasti cape apalagi pas pulang begini dia malah kena omelan gini. Mending kita selesaiin baik-baik dengan kepala dingin, jangan langsung emosi gini, ayah." Sela granger saat Yin hendak menjawab, ia tahu, pasti pipi adiknya sakit sekarang dan sulit untuk berbicara, ia tak ingin masalah ini terus berlanjut, walau terdengar mencampuri urusan, tapi yah.. ini kan urusan keluarganya, wajar dong?

Yin menoleh kearah kakaknya, tersenyum manis, dan mengucap terima kasih dengan gerakan mulutnya, karna telah mengeluarkan isi hati yang enggan dikeluarkan olehnya.

Martis berdecak tak suka. Meski begitu, ia tetap menuruti perkataan anak sulungnya tersebut.

Saat Yin hendak kekamarnya. Sang ayah berkata, "Ganti bajumu cepat, lalu turun kebawah setelahnya" Ujar sang ayah agar Yin kebawah setelah mengganti bajunya.

Yin segera ke kamarnya, ia dengan segara mengganti baju lalu menaruh tas disekitaran lemari buku-bukunya.

Setelahnya, ia segera turun dan keruang keluarganya, disana terlihat ayahnya sedang menunggu kehadiran dirinya.

Yin mulai gugup setelah melihat ayahnya, pikiran dan hatinya berada disatu jalur kali ini. Namun, ia enggan untuk melawan perintah sang ayah.

Saat hendak melangkah, sang kakak datang menepuk bahunya. "Udah gak usah dipikirin yang tadi, gak usah takut juga, nanti kalo ayah main tangan lagi, gue yang urus." Ujar sang kakak menenangkan Yin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Pair! [Xavier x Yin] (omegavers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang