'Om'

6 0 0
                                    

Ku tatap kamar kosong itu, dengan tatapan penuh kerinduan. Kamar yang biasanya ramai kini menjadi sepi. Sprei tempat tidur yang biasanya berantakan, sekarang menjadi begitu rapih. Tempat tidur yang biasanya di dobel dengan perlak, kini hanya sprei yang dipasang. Dulu aku yang terkadang merasa kesal setiap melihat kamar yang berantakan itu, sekarang merindukan hal-hal berantakan. 

Kamar dengan banyak kenangan, yang semakin diingat, semakin terasa sakitnya. Walaupun itu merupakan kenangan yang indah. 

Aku teringat seseorang yang menempati kamar itu. Laki-laki berumur 40-an yang merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus. Beliau anggota keluargaku, beliau adalah om ku. Sosok yang selalu kubanggakan kepada orang-orang. 

Aku tersenyum miris. Mengingat dengan janji yang ku buat saat beliau sakit. 

"Kalau om sembuh, nanti aku beliin martabak deh! Aku ada uang lima puluh ribu nih," ucapku saat itu. 

Kupikir janjiku bisa ditepati dengan segera. Tapi, ternyata salah. Memang beliau sembuh, tapi beliau juga meninggalkan dunia. Beliau meninggal di hadapan ku, di pelukan kakak-kakaknya. 

Saat itu aku menyangkal kenyataan. Air mata tak bisa dibendung, ku tatap beliau yang memejamkan mata untuk selamanya. Aku marah, sedih, kecewa. 

"Paling engga udah makan martabak dulu lah, om. "


Aku menarik napas yang dalam, lalu tersenyum. Ku tatap lagi setiap bagian kamar. Mungkin itu memang menyakitkan, tapi kami akan bertemu lagi kan? 

Maafkan aku yang dulu selalu menyangkal kenyataan bahwa om telah pergi. 

Terimakasih sudah menjadi om ku... 

'Aku selalu menemukanmu di setiap lagu yang ku dengar. ' itu kata-kata yang cocok. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❬ ⸙: ✰❛ 𝐌𝐨𝐜𝐚 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲; Opre͏q͏❀❜ ❭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang