Chapter 19

2K 76 4
                                    


"Siapa Kim?" Tanya Belle.

Itt melirik Day sedikit sebelum melihat kue yang sedang dimakannya.

"Teman SMA-ku Belle." jawab Day dengan nada normal. Belle mengangguk tanpa berpikir.

"Dan berapa hari kau akan tinggal, Day?" Kata Belle lagi, agar pekerjaan bisa diatur.

"Itt, kapan kau ingin kembali?" tanya Day, beralih ke Itt, yang masih duduk diam.

"Itt..." Day memanggil dengan suara berat. Sosok ramping itu berbalik dengan bingung.

"Apa?" Itt bertanya.

"Kapan kau mau kembali ke Bangkok?" tanya Day pelan sambil menatap Itt.

"Huh...terserah kau, aku bisa kembali kapanpun kau mau." kata Itt, menawarkan Day senyum tipis untuk menghindari tatapan Day.

"Kau mau makan yang lain, Itt?" tanya Belle, Itt mengangguk dan memesan kue lagi untuk dimakan. Setelah selesai makan, Day membawanya kembali ke toko, sekaligus membelikan kue untuk karyawannya.

"Ikut aku ke kantor, Itt." kata Day pada Itt, yang sedang duduk di sofa di dalam toko, sosok kurus itu mengangkat alis.

"Apa?" Itt bertanya balik.

"Ikuti aku..." kata Day sebelum berjalan ke kantornya.

Itt merasa seperti akan dimarahi, tapi dia rela berdiri dan mengikuti Day. Begitu masuk kantor, Day menutup pintu, dan semua tirai kantor. Itt menatap Day dengan gugup.

"Ada apa, kenapa kau mengunci pintu kantor?" Itt bertanya, Day menatap tajam ke arahnya saat dia berdiri dengan tangan bersedekap dan menatap Itt tanpa berkedip.

"Jika kau masih merasa tidak nyaman dengan Kim... lalu kenapa kau membiarkan aku berbicara dengan Kim, padahal aku bilang aku tidak mau... tapi kau sendiri yang tetap menyuruhku bicara." kata Day dengan nada tegas, membuat Itt membeku, menyadari bahwa Day tahu segalanya tentang apa yang dia pikirkan dan rasakan.

"Aku tidak banyak berpikir...aku hanya..." kata Itt pelan, karena dia tidak bisa berbohong.

"Hanya apa?" Day bertanya dengan suara yang lebih tegas.

"Lalu kenapa kau harus berbicara denganku seperti itu? Kenapa kau memarahiku?" kata Itt sebelum duduk di sofa.

"Lalu, kenapa kau seperti itu? Aku tahu apa yang kau pikirkan tentang Kim. Kau juga tahu bagaimana aku tentangnya. Tidak ada apa-apa antara aku dan dia, kita hanya masa lalu, seperti kau dan Meen." kata Day sebagai contoh.

"Aku bilang aku tidak terlalu memikirkannya...Aku hanya cemburu pada Kim," bantah Itt.

"Apa yang membuatmu cemburu?" Itt bertanya.

"Yah, Kim terlihat sangat sempurna. Lagi pula, dia pria yang sangat tampan..." kata Itt dengan nada yang sedikit lebih lembut.

"Apa yang membuatmu cemburu? Apa kau ingin setampan dia?" Itt bertanya.

"Tidak...aku hanya sedikit takut." Itt memulai perlahan.

"Apa yang kau takutkan? Ceritakan semuanya," kata Day dengan suara berat.

"Meskipun kau dan Kim adalah masa lalu. Tapi aku tidak bisa menahan rasa takut... jika Kim terlalu dekat denganmu... dan jika kau secara tidak sengaja menyukainya atau terguncang olehnya... Lalu apa yang bisa ku lakukan?" Kata Itt.

Day duduk di lengan sofa, menggenggam tangan Itt untuk menenangkannya.

"Kau mungkin teralu memikirkannya...bagaimana menurutmu? Aku tidak akan dibuat bingung dengan keberadaan Kim. Jika aku akan terguncang olehnya, seharusnya aku sudah merasakannya sejak sekolah menengah," kata Day.

DAY ITT STORY (BOOK 2) - ENDWhere stories live. Discover now