'home'9

15 5 0
                                    

Setelah pulang sekolah, mereka memutuskan pergi ke rumah soobin untuk melanjutkan berlatih, karena waktu yang cukup mepet mau gak mau mereka harus latihan agar tampil dengan baik sebagai perwakilan kelas mereka. Latihannya dirumah soobin karena dialah satu-satunya yang punya perlengkapan alat musik dan ruang khusus dirumahnya. Orang kayamah beda.

Tapi beomgyu memutuskan untuk pulang terlebih dahulu baru menyusul mereka kerumah soobin. Katanya masih ada urusan, tapi sampai sekarang dia belum datang. Taehyun beberapa kali menghubungi lelaki itu, tapi tidak diangkat-angkat, begitupun yang lain. Mereka jadi sedikit cemas. Tapi kemudian..

"Halo gyuu, Lo di mana? Kita lagi nungguin Lo nih" mendengar suara soobin, membuat yang lainnya menoleh dan mendekat kearahnya.

"Halo bin, gue udah sampai rumah Lo. Sebentar.." telpon langsung dimatikan sepihak oleh beomgyu.

"Lah malah dimatikan"-soobin

"Apa katanya?"-yeonjun

"Katanya, dia udah sampai-" belum selesai soobin berkata, sosok yang mereka bicarakan langsung datang dengan nafas yang tak beraturan.

"Eh habis ngapain Lo, muka pucet, baju berantakan, ngos-ngosan. Udah kaya gembel aja" -yeonjun.

"Heh ngomongnya"-hueningkai.

"Nih minum dulu" ucap sang tuan rumah sambil memberikan segelas air putih pada beomgyu, Membuat lelaki itu meneguk habis air minum tersebut.

"Habis ngapain nyampe kaya gembel begitu?"

"Jun.. gue sumpelin kaos kaki yee mulut lu!!" ucap beomgyu tak terima dikatain gembel dari tadi.

"Ya lagian lunya juga, noh lihat! Belum ganti baju juga Lo? Katanya tadi pulang dulu" ucap yeonjun sambil menunjuk nunjuk seragam sekolah yang masih di kenakan beomgyu.

"Gak sempet. Udah langsung latihan aja yok"

"Yakin Lo? Gak istirahat dulu?"-taehyun

"Iya, waktu kalian pasti kebuang gara-gara nungguin gue"

"Enggak juga sih, gue mah santai. Mau gue gak pulang pun orang tua gue gak bakal nyariin"-yeonjun

"Yaa deh serah lu, buruan latihan. Entar gue ada urusan lagi" -beomgyu

Semuanya kecuali beomgyu hanya mengangguk, dan memulai latihan mereka.

.
.
.
.
.
 
+62**********

- beomgyu, saya mohon sama kamu untuk tidak mengganggu saya dan keluarga baru saya lagi
- saya gak mau keluarga baru saya hancur cuman gara-gara kamu datang ke kehidupan saya lagi
- gak usah tanya saya dapat nomor kamu dari mana, yang pasti ingat kata-kata saya!

Me

Maaf-
Beomgyu cuman kangen sama- bunda

Bunda tercinta

-saya gak peduli
-pokoknya jangan temui saya dan keluarga saya lagi!
-ingat itu!!

Me

Iya bun-
Maaf-

M

alam ini setelah latihan dari rumah soobin, beomgyu mengecek hpnya yang terus bergetar. Entah harus senang karena sang bunda mengechatnya atau sedih karena sang bunda mengechatnya hanya untuk memberitahukan hal tersebut tanpa bertanya kabar beomgyu sekarang.

Hari ini sangat melelahkan, setelah dihajar habis-habisan oleh ayahnya dan tak sengaja bertemu sang bunda dan keluarga barunya untuk yang kedua kalinya, tapi malah di tolak oleh sang bunda. Lagi-lagi wanita paruh baya itu tak mengakui bahwa beomgyu adalah anaknya.

Di kamar yang gelap milik beomgyu, lelaki itu menangis tanpa suara. Dia benar-benar merindukan sosok bundanya dulu, dia rindu pelukan hangat  yang diberikan oleh wanita itu dulu, dia rindu keluarganya yang hampir sempurna dulu.

.
.
.
.
.

"Papa mau kemana?" Tanya yeonjun yang heran. Pulang dari rumah soobin, yeonjun langsung di perlihatkan dengan isi rumah yang berantakan, kemudian sang papa yang tiba-tiba keluar sambil membawa koper besar miliknya.

"Tanya aja sama mamamu itu, saya udah capek sama tingkahnya"

"Ma.. jelasin kalian kenapa?"

"Mama sama papa mau cerai" bak di sambar petir, ucapan mamanya barusan adalah hal yang paling dia takuti selama ini.

"Haha Mama ngomong apaan sih? Kalian gak boleh bercanda begini doang"

"Kami gak bercanda, sekarang kamu harus pilih, mau ikut papa atau mama? Papa bakal kasih kamu waktu tinggal disini buat mikirin ini, nanti kalau kamu mau ikut papa, papa bakal jemput kamu. Sekarang-"

"Gak.. yeonjun gak mau ikut siapa-siapa, gak ada yang pergi dari rumah ini titik!!"

"Yeonjun-" sentuhan tangan sang mama langsung ditepis kasar oleh anak lelaki itu.

Yeonjun lari keluar rumah, gak sanggup lagi dengan suasana yang buruk di dalamnya. Yeonjun menangis disertai dengan hujan yang tiba-tiba saja turun dari langit.

"Kalau dari awal mereka bakal pisah, kenapa tuhan pertemukan mereka?!! Kenapa tuhan satukan mereka sampai aku ada?!!"

Di derasnya hujan yang mengguyur bumi kala itu, yeonjun berteriak mengeluarkan isi hatinya. Tak ada seorang pun di tempat itu, hanya dia seorang yang tengah menangis tanpa henti. Biarlah hujan yang menyembunyikan tangisnya kala itu.

.
.
.
.
.

Soobin mengangkat telepon dari seorang temannya. Dari sebrang terdengar Isak tangis pilu dari sang teman, soobin yang mendengar itu seketika hatinya ikut teriris.

"Bin.. yang gue takutin beneran terjadi, gue takut"

"Lu dimana sekarang?"

Setelah mengetahui dimana posisi temannya berada, soobin langsung beranjak turun dan mengambil kontak mobilnya.

"Loh den soobin mau kemana?" Tanya bi Inah heran melihat anak majikannya itu buru buru sambil membawa kunci mobil

"Soobin mau pergi keluar dulu ya bi, ada urusan"

"Eh iya hati-hati" setelah berpamitan pada bi Inah, soobin langsung pergi menaiki mobilnya dan meninggalkan rumah besar tersebut.

____________

"Yeonjun, Lo ngapain bego hujan hujanan begini? Entar Lo sakit gimana goblok " Ucap soobin dengan kata kata umpatan yang terselip sembari menghampiri temannya tersebut di tengah derasnya hujan.

"Binn, gue harus apa?? Mereka.. mereka mau pisah, gue.. gue belum siap.. guee gak bisaa"

Soobin mendekap tubuh basah temannya tersebut, gak peduli jika dirinya harus ikut hujan-hujanan.

Yeonjun menangis dalam dekapan temannya, dirinya gak peduli jika nanti dia bakal malu.

Malam ini, hujanlah yang menjadi saksi terlukanya seorang Choi yeonjun kala itu..







+×+

Haii

Gimna nih??

Masih pengen lanjut??

Tungguin ya di part selanjutnya

Babay

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang