7. Siapa Kamu Sebenarnya?

369 76 37
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Kejadian hari itu tertanam kuat di benak Wang Yibo sehingga bukan perkara mudah untuk melupakan. Dia ingin mengabaikan, tetapi bayangan dua lelaki yang tersenyum cerah satu sama lain tiada henti menghantui. Seakan-akan terdapat titik-titik hitam yang menodai hati, lama-kelamaan menyebar luas, dan menggelapkan seluruh lapisan hati.

Dada Wang Yibo berdenyut nyeri kala mengingat lagi dan lagi. Dia tidak habis pikir kenapa dia merasa seperti seseorang yang baru saja dikhianati oleh kekasihnya. Tidak lama setelah itu, sebuah pikiran asing melintasi kepala, pikiran di mana dia adalah korban kecelakaan yang mungkin saja kehilangan beberapa memori penting. Namun, hal tersebut tampak tidak masuk akal sebab dia masih dapat mengingat peristiwa masa kecil. Lantas, siapakah Xiao Zhan sebenarnya? Kenapa mereka seperti memiliki ikatan yang kuat?

Helaan napas panjang menyebar di udara untuk yang kesekian kali, berhasil menghambat segala pergerakan Zhou Xun yang tengah membuat masakan untuk sang anak tercinta. Melirik sekilas ke arah pihak lain dan segera menemukan sosok Wang Yibo yang sedang asyik menyelami lamunan panjang. Netra lelaki tampan itu menatap pada sendok yang mematung di tempat, terlihat jelas seberapa rumit tali pikiran yang berusaha dia pecahkan. Berkali-kali Zhou Xun memanggil, tetapi selalu diabaikan. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mendekat sebentar demi menarik Wang Yibo dari dunia lamunan.

Membelai sedikit rambut Wang Yibo, Zhou Xun bertanya dengan penuh kelembutan, "Ada apa?"

Wang Yibo tampak linglung alih-alih terkejut. Gurat kebingungan menyambangi wajah seiring bibir terbuka untuk bergumam, "Huh?"

"Apa yang membuatmu kehilangan fokus?" Zhou Xun memberikan tatapan penuh selidik.

"Ma." Mulanya Wang Yibo agak ragu untuk menyuarakan isi pikiran. Namun, ketika mendapatkan dukungan dari sang ibu, dia seakan-akan tidak pernah mengenal kata ragu, "Apakah aku pernah mengalami amnesia? Seseorang yang aku temui hari ini terlihat sangat akrab. Dadaku berdebar setiap kali melihat senyumnya dan dadaku juga merasa sakit ketika melihatnya bersama dengan lelaki lain. Apakah dia adalah kekasih yang aku lupakan?"

Wang Yibo tampak sangat ekspresif ketika menjelaskan, hal yang tidak biasa terjadi. Zhou Xun menjadi gemas hanya karena menyadari sang anak sangat bodoh dalam hal percintaan. Itu sama persis seperti dirinya kala menginjak usia yang sama. Bisa dibilang dia tidak ingin mengaku cinta meski debaran jantung nyaris meledakkan bagian dada. Beruntung ayah Wang Yibo mau menunggu dengan sabar hingga penantian berjalan sampai kurang lebih lima tahun. Begitu tahu sang anak banyak mewarisi sifatnya, dia merasa seperti melihat dirinya saat masih remaja.

Zhou Xun tidak menanggapi pertanyaan naif Wang Yibo, dia justru memberi perintah yang berhasil membuat kecepatan detak jantung lelaki tampan itu melonjak tajam, "Bawa gadis itu kemari. Mama akan membuatkan makanan yang enak untuknya."

Ketika menyentuh kata gadis, kepeningan merambati kepala Wang Yibo. Meski dia tampak bodoh, tetapi dia tahu ke mana arah perbincangan tersebut. Dia menebak sang ibu menduga bahwa dia sedang jatuh cinta. Meski dia tidak benar-benar jatuh cinta kepada sosok yang dibicarakan, dia tidak berani mengungkapkan fakta jika sosok itu adalah laki-laki sebab Zhou Xun masuk dalam kategori orangtua yang berpikiran sempit.

Zhou Xun tidak sepenuhnya membenci kaum homoseksual, tetapi juga tidak mendukung. Dia tidak akan membiarkan keluarganya terjun ke dunia itu sebab tidak ingin tali keturunan terputus. Maka dari itu, Wang Yibo lebih memilih untuk menghindar dari pembicaraan yang agak sensitif. Lagi pula, dia adalah lelaki lurus yang sudah pasti akan menikah dengan wanita dan memiliki banyak keturunan.

I'LL BRING HAPPINESS TO YOU (YIZHAN)Where stories live. Discover now