01

301 12 0
                                    

Malam terasa dingin ketika hujan mulai turun kala itu. Seorang gadis tengah tertidur di ranjang berwarna serba pink itu, keringat mulai mengucur dari dahinya seolah memberi tahu bahwa si gadis sedang bermimpi buruk.

'Jangan kesana, jangan!' Racaunya, tangannya meremat kuat seprai hingga kusut.

'Jangan...!!' Ujar gadis itu terperanjat seraya menyeka keringat di dahi dan lehernya.

'Duh mimpi buruk lagi' gumamnya
'Semoga si Rezkia gak kenapa- kenapa.

**Bening POV**
Haii Kenalin namaku Bening..
Aku gadis gak biasa, sebut aja gitu. Karena aku punya sebuah kelebihan bisa sesekali melihat masa depan. Ya kenapa sesekali? Jawabannya adalah karena gak semua mimpiku ada artinya bisa aja cuma bunga tidur hehe.. 
Jadi kalau ada yang meleset ya maaf namamya juga sesekali ehe ..
**

Bening pun meraih handphonenya dan mengirim pesan pada kontak bernama "Rezkia cantik".

Merasa sudah lumayan tenang gadis itu mengambil gelas kosong di atas meja dan mulai beranjak ke arah dapur.
Dengan wajah yang masih mengantuk dan keringat dingin yang masih membasahi keningnya, ia pun menuruni tangga kayu perlahan sambil memegangi gelas kosongnya itu.

Setibanya di dapur, ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang membersihkan meja makan di dapur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setibanya di dapur, ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang membersihkan meja makan di dapur. Wanita paruh baya itu melihat gadis itu dan tersenyum

'Non Bening abis mimpi buruk lagi ya ?' Ujar si wanita paruh baya itu.

Bening hanya mengangguk pelan seraya mendekati wanita paruh baya itu dan meletakkan gelas kosongnya di pinggir meja makan.

'Kalau air Non Bening abis, kenapa gak telpon Bi Inah aja ? Kan bisa Bi Inah anterin ke kamar' ujar Bi Inah khawatir seraya mendekati Bening dan menyeka keringat yang ada di kening majikannya itu.

'Gak usah Bi Inah, Bening bisa ambil sendiri kok' Bening tersenyum melihat Bi Inah yang khawatir.

'Bi Inah gak tidur?' Bening melihat jam dinding yang menunjukkan jam 2 pagi.

'Bi Inah gak bisa tidur Non, bibi denger suara petir terus jadi susah tidurnya' Bi Inah tersenyum tipis melihat Bening duduk di kursi meja makan.

Bening memeluk Bi Inah hangat,
'Bi Inah udah kayak mamanya Bening, Bening sayaaang banget sama Bi Inah. Semenjak mama pergi, Bi Inah selalu jagain Bening kayak anaknya Bi Inah sendiri. Jangan tinggalin Bening ya Bi! Ujar Bening mengeratkan pelukkannya pada Bi Inah.

Bi Inah mengusap kepala Bening dengan lembut sembari menatap hujan dari jendela kaca dapur.

Waktu Menunjukkan Pukul 06.00 Pagi

In My DreamWhere stories live. Discover now