11

45 4 0
                                    

Bening tengah tertidur di sofa ruang tamu. Keringatnya bercucuran seolah memberi tanda bahwa ia tengah bermimpi buruk. Sella mengusap kening adiknya yang tengah tidur itu. Bening yang merasakan sentuhan Sella langsung menahan tangan Sella.

Sella terkejut ketika tangannya di tahan oleh sang adik. Mata Bening terbuka perlahan. Ia terduduk lalu melepas gengaman tangan kakaknya itu. Tanpa kata sedikit pun ia meninggalkan Sella yang kebingungan di ruang tamu.

Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi. Cuaca sedikit mendung, matahari nampak malu di balik awan yang menutupi langit pagi itu.

Bening menghampiri Sella, seraya berkata 'Nanti Naka gak boleh emosi, dia harus menahan diri. Mimpi Bening semalam dia di hajar Jevan karena emosi, dia gak suka di katain sama Naka'. Sella ternganga mendengar penuturan adiknya.

'Jadi semalam kamu mimpiin ini?' Tanya Sella seraya menyentuh pipi lembut Bening.

'Iya, gue gak mau Naka luka gara-gara Jevan' Bening nampak sedih membayangkan jika sahabatnya itu terluka.

'Iya tenang aja, kita gak bakalan kenapa-kenapa kok. Ya udah yuk naik ke mobil. Rezkia udah di dalem mobil' ujar Sella membuka pintu mobil untuk Bening.

Di dalam mobil Sella memberitahukan Naka untuk menahan diri nanti di rumah Jevan. Naka menyetujui perkataan Sella untuk menghindari yang tidak-tidak nantinya.

Sesampainya di komplek perumahan Jati Diri yakni perumahan Bening dan juga Sella.
Mereka menghampiri rumah Jevan yang tak jauh dari rumah Bening. Yakni hanya selisih 4 rumah dari rumah Bening dan Sella.

Untungnya pagar rumah Jevan tinggi setinggi harapan orang halu, jadi para tetangga tidak bisa kepo satu sama lain meskipun mereka ingin.

Mereka pun memarkirkan mobil tepat di depan gerbang rumah Jevan. Sang security membuka sedikit gerbang dan mulai menghampiri mobil mereka.


'Maaf mas, lagi nyari siapa ya?' Tanya si security sopan pada Naka.

'Ini pak saya lagi nyari si Jevan, dia ada di rumah gak?' Balas Naka sopan.

'Ohh ada mas, sebentar ya saya bukain pintu. Silahkan masuk!!' Ujar si security sopan seraya mendorong pagar agar mobil Naka masuk ke pekarangan rumah Jevan.

'Makasih pak' ujar Naka sambil kembali mengemudikan mobilnya ke arah pekarangan rumah Jevan.

Ketiganya pun turun, karena Bening tidak di izinkan turun oleh Naka. Rezkia, Sella dan Naka memasuki rumah Jevan.

"Tok tok tok, permisi" Naka mengetuk pintu rumah Jevan.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita berambut ikal, matanya berwarna kecoklatan indah.

'Iya nak Naka, nyari Jevan ya?' Sapa wanita itu.

Naka tersenyum sambil mengangguk, 'Iya tante Irne, Si Jevan ada ?' Tanya Naka sopan.

'Oh ada, ada. Mari masuk dulu' ibu Irne mempersilahkan ketiganya masuk.

'Mari silahkan duduk, mau minum apa ? Biar tante buatin' tawar Ibu Irne mempersilahkan ketiganya untuk duduk.

'Gak usah repot-repot tante, begini kami kesini mau ngomong hal penting sama tante juga' ujar Naka sopan.

'Iya, cerita aja. Tante siap dengerin kok' Sahut Tante Irne kembali duduk menghadap ketiganya yang tegang.

'Begini tante kenalin saya Rezkia, saya selaku pacar Jevan mau minta pertanggung jawaban anak tante' ujar Rezkia pelan.

'Astaga, Jevan apain kamu sayang? Kok kamu sampe minta dia buat tanggung jawab' Ibu Irne mulai nampak terkejut mendengar perkataan Rezkia.

In My DreamWhere stories live. Discover now