empat

170 28 1
                                    

Minho sama sekali tak terganggu dengan petikan gitar yang di genjreng Jeongin selepas bel pulang berbunyi.

Hari ini memang dipulangkan lebih awal karena salah satu guru yang sudah pensiun beberapa bulan yang lalu dikabarkan meninggal dunia. Alasan itulah kenapa mereka dari berjam jam yang lalu berada di luar kelas.

Sekolah sudah sepi, hanya ada kegiatan ekstrakurikuler saja. Waktu yang tepat untuk berkumpul. Hanya berkumpul seru seruan, siapa yang bisa silahkan kemari, yang tak bisa tak ada paksaan untuk ikut.

Anak Black Moon yang ikut berkumpul hanyalah dua puluh tiga saja, memenuhi lapangan outdoor. Inti Black Moon berada di tengah tengah dan anggota lainnya melingkari mereka sembari bernyanyi dan menikmati petikan gitar dari Jeongin.

"Apa kurangnya aku di dalam hidupmu, hingga kau curangi aku" Changbin menyanyi paling lantang, menghayati tiap kalimat seolah ia tengah berasa diposisi itu.

"Lo kurang ganteng" celetuk Jeongin menyela membuat gelak tawa terdengar

"Apa sih, kutil anoa" Changbin hanya bisa merengut diejek oleh teman temannya.

"Apa tuh rame rame di depan" mata Seungmin memicing, posisinya tepat berada di garis lurus dengan gerbang depan. "kayak mau tawuran"

Satu motor masuk terlebih dahulu, lalu disusul beberapa motor.

"Geng ular" Jeongin memutar bola matanya malas, tak bosan kah mencari gara gara? Menang enggak, malu iya.

"Del, jaga jaga" peringati Changbin.

Anggota Black Moon langsung berdiri, Minho mencegah lebih banyak anggota Green Snake untuk masuk ke area sekolah

"Keluar dari sini, ini bukan ranah kalian" Minho berusaha untuk tetap tenang, namun matanya menyorot penuh emosi.

Black Moon memaksa agar tawuran terjadi di depan sekolah saja dan meminta salah satu anggotanya untuk menutup pagar. Biarpun sering tawuran, Minho tidak ingin pertempuran itu terjadi di dalam sekolah. Di sana ada hak semua siswa untuk menikmati fasilitas, kalau rusak, yang rugi mereka sendiri.

Sang ketua Green Snake turun dari motornya dan berdiri di depan Minho. Kalau kondisi sekolah masih banyak siswa siswi, mungkin anak cewek akan histeris melihat sesangar dan sekeren apa Minho sekarang.

"Oke juga nyali lo gak main kandang" si ketua Green Snake menepuk bahu Minho beberapa kali, lalu ditepis oleh si pemilk bahu tersebut.

"Kami bukan kalian yang kalah di kandang sendiri atau dikandang lawan"

Sang lawan nampak tersinggung, dibuktikannya dengan ancaman yang ia layangkan.

"See, geng ular lo emang pengecut. Kalau yang dikatakan ketua kami gak bener, kenapa marah?" Changbin tahu untuk membuat lawan semakin marah.

"Pengecut" ucap Minho tanpa takut.

Tangan sang lawan mengepal, emang kesabarannya tipis banget "Apa lo bilang?"

"Green Snake pengecut!" teriaknya di depan muka sang rival, dengan refleks lawannya menonjok pipi Minho dan mencekal tangannya.

"Coba bilang lagi"

Minho memegangi pipi bekas tonjokan itu, rasa ngilu bahkan tak terasa "GREEN SNAKE PENGECUT! LO SEMUA CUMA DIJADIKAN BABU DOANG SAMA NIH BOCAH" ia menunjuk anggota sang lawan satu satu, kemudian beralih menunjuk sang ketua "menang bacot doang, gak pernah menang masih aja nantangin Black Moon. Urat malu kalian dimana? Dipermalukan berkali kali masih aja belum kapok. Ingat, kalian cuma buang waktu untuk tawuran sama kami"

Bacotan panjang lebar itu hanya diremehkan lawan, pertempuran itu tetap berlangsung. Sialnya, belum berakhir sudah harus dibubarkan oleh ibu ibu warga sekitar sekolah beserta pak rt.

"MENCAR! JANGAN ADA YANG MASUK KE SEKOLAH" Changbin terus meneriaki, menghimbau agar anggotanya tak masuk ke sekolah lagi.

Baik anggota Black Moon atau Green Snake sama sama kocar kacir gak karuan, Minho dan Changbin terus berlari hingga sampai di jalan raya. Di seberang, ada sekolah kembarannya, lebih baik ia akan mengungsi ke sana

•••

"Kali ini lo tawuran sama siapa, Del"

Minho udah berhasil pulang ke rumah bersama anggota inti Loupnoir Gang, tadi waktu Minho bersembunyi di sekolah Lino, bertepatan dengan waktu pulang sekolah. Jangan lupakan juga Changbin yang main ke rumah si ketua.

Kondisi muka yang keunguan dan sudut bibir Minho yang berdarah, mau tak mau Lino harus mengobati kembarannya.

Minho meringis sedikit, kompresan air hangat mengenai lukanya menimbulkan rasa perih "Biasa, geng ular ijo"

"Ular ijo?" Hyunjin nampak berpikir, sedetik kemudian dia baru paham "ah maksudnya Green Snake?"

"Kami gak tahu motif mereka nyerang kami apa, tebakan gue mereka emang gak terima kalah tawuran tadi pagi" Changbin mengompres keningnya secara mandiri.

"Oh jadi bener ternyata kalau Black Moon tadi tawuran" Felix mencuri pandang ke Jeongin, saat Jeongin memergoki, ia akan berpura pura melihat ke arah lain.

"Kalian pernah kepikiran gak kalau suatu hari nanti Green Snake juga ikutan bermusuhan sama Loupnoir Gang?" semua pasang mata melihat ke arah Seungmin "maksud gue, bukan berarti gue takut atau ngerasa gimana gimana. Tapi kalau dinalar, bisa aja Green Snake gak ada angin gak ada hujan bakalan nyerang Loupnoir Gang"

"Gue jamin itu gak akan terjadi kalau kita gak kerja sama jadi partnership. Kita harus kayak gini terus biar Green Snake gak menyangkut pautin Loupnoir Gang juga. Yang gue tahu sedikit, Green Snake bakalan menghargai pengorbanan sekecil apapun itu, dan yang gue denger denger dari Rafel, anggota kalian terdahulu pernah mendonorkan salah satu ginjalnya. Gue rasa itu bukan pengorbanan kecil. Gue akan berusaha agar musuh Green Snake cuma Black Moon aja"

"Gila, ketua gue keren banget"

"Maaf, gara gara permusuhan dengan ular ijo, bikin dua geng kita gak bisa jadi partnership" Minho jelas merasa gak enak dengan Chan.

"Tenang, itu bukan salah lo, Del. Emang geng ular aja yang suka permasalahin hal kecil. Percintaan ketuanya yang bertepuk sebelah tangan aja dijadikan alasan buat cari musuh"

•••

tbc

16 Juni 2023

Twins • Hyunho ft MinsungNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ