4. Melepas

337 67 4
                                    

Matahari terbit membuat mereka terbangun. Panas yang menyapa tidak main-main. Yang pertama bangun adalah Seungdae, mungkin? Dia juga orang pertama yang menyadari kalau orang disana berkurang.

"Kita cuma berempat? Yang lain udah bangun duluan?" tanya Seungdae

Hanya ada Davin, Gyumin, Hyunsik dan Seungdae.

"Woy anjing! Lu kata kaya nangkep kucing apa! Pake tangan dua lah!"

Terdengar suara Sing yang tak jauh dari sana.

Saat Hyunsik dan yang lain mendekat kearah suara ternyata Sing dan Zayyan sedang bermain di air, mungkin sedang cari ikan?

"Heh! Lo pikir di pinggir pantai gini ada ikan?" teriak Hyunsik

"Ga ada salahnya usaha hyun!" sahut Zayyan

Tak jauh dari tempat Hyunsik berdiri, ada Beomsoo yang berusaha menyalakan api dengan dua kayu yang digosok, Wain pun ikut nimbrung.

"Emang kalian pikir kita bisa bertahan setiap hari kaya gini?" tanya Hyunsik pada Beomsoo dan Wain

Wain menatap Hyunsik lama.

"Kenapa?" tanya Hyunsik yang ditatap oleh Wain

"Ga usah pikirin besok, hari ini ya hari ini. Dan satu lagi, disaat kaya gini seharusnya kita engga mikirin diri sendiri, tapi pikirin yang lain juga. Gyumin sakitnya makin parah, dia demam," jelas Wain

Hyunsik tak bisa menjawab apa-apa. Ia memegang kepala karena penyesalan kembali datang menyelimuti pikirannya.

"Beom, gua ke tempat kemarin, jaga yang lain ya.." Hyunsik langsung berlalu tanpa mempedulikan teriakan kawannya

"Hyun! Lo ga boleh pergi sendirian!! Kalo lo kenapa-kenapa gimana!!!" teriak Beomsoo

Hyunsik kembali melewati tempat dimana ia meninggalkan Lex terakhir kali. Namun, jasad Lex sudah tidak ada disana. "Siapa yang nyingkirin Lex dari sini?" monolognya

Sesaat kemudian Hyunsik melawan pikirannya sendiri. "Ini didalem utan hyun! Mungkin hewan buas ga berakhlak yang- ahk udahlah hyun pliss.." ucapnya sambil berlalu dari sana

Hyunsik benar-benar sampai di tempat kemarin ia mencari sinyal. Ia melihat batrai ponselnya yang sudah sekarat, ini harapan terakhirnya. Ia sudah mengirim beberapa pesan di kakao untuk orang rumahnya, jadi begitu sinyal masuk pesan tersebut langsung terkirim. Ia mengangkat tinggi-tinggi ponselnya, walau mungkin tidak akan berpengaruh.

Tiba-tiba Hyunsik teringat kalau semalam ia diberikan cutter mini oleh Seungdae. Ia tidak bertanya untuk apa, tapi mungkin itu akan berguna.

"Hyunsik awas!!!"

Tubuh Hyunsik terdorong begitu keras, sampai ia terjatuh dari tebing tersebut dengan membentur bebatuan dibawahnya. "Apa ini akhir hidupnya?" batin Hyunsik

Beomsoo. Ia yang mendorong Hyunsik, tapi ia tak menyangka kalau Hyunsik akan serapuh itu saat didorong. Bukan, bukan karena ia ingin membunuh Hyunsik. Tapi karena ada seseorang yang membawa senjata api ingin menembaknya.

"Siapa lo?" tanya Beomsoo disela-sela menahan sakit

Orang tersebut tertawa jahat. "Gua? Gua pemberantas suku-suku ga berguna. Tapi pas gua makan daging mereka, ternyata alot. Eh terus gua nemuin ada jasad orang dibawah sana, lumayan, kayanya satu rombongan sama lo,"

"Stress!!" sahut Beomsoo

"Kemarin juga gua ketemu oranglain disini, gua kasih makan aja daging buruan gua, eh katanya enak loh,"

Beomsoo langsung mengingat Davin. 'Jadi Davin makan daging? Daging manusia??' batin Beomsoo, ia sudah merasa mual dan lemas

"Bajingan keparat!!" umpat Beomsoo

"Oh ya? Apa kata lo? Gua keren? Wah.. Ternyata fans gua nambah terus ya,"

"Ada kata terakhir?"

Beomsoo tidak menjawab tapi dengan sekuat tenaga ia bangkit dan menendang bagian vital lelaki yang ada dihadapannya lalu membalikkan posisi senjata yang si brengsek itu pegang.

Beomsoo tersenyum menang. "Ada kata terakhir?"

"Bajingan!!" umpatnya

"Lo yang bajingan!!!" Beomsoo menarik pelatuk senjatanya, tapi tidak mempan, sepertinya si brengsek mengenakan anti peluru. "Sialan!!"

Mata Beomsoo melihat sesuatu dibawah yang tak jauh darinya. Cutter mini Hyunsik ternyata ada disana. Tanpa aba-aba Beomsoo melempar senjata sejauh mungkin lalu mengambil cutter tersebut.

Terjadilah aksi kejar-kejaran karena si brengsek berlari menghindar.

"Sini lo pengecut, bajingan, brengsek, sialan!!" segala sumpah serapah Beomsoo keluarkan, ia berlari tanpa mempedulikan luka tembakan ditangannya

Akhirnya Beomsoo bisa menindih tubuh lawannya. Disaat seperti ini ia menjadi orang paling menyeramkan.

"Bajingan gila!!!"

Dengan brutal Beomsoo menusuk daerah-daerah yang sekiranya jalur peredaran darah paling kencang. Yaitu di nadi tangan dan bawah rahang, itu hanya tebakan Beomsoo saja kalau titik tercepat untuk membuat seseorang kehilangan banyak darah.

Beomsoo bangkit meninggalkan si brengsek yang menggerang kesakitan, lama kelamaan suaranya tak terdengar di telinga Beomsoo.

"Kita harus cepet pergi dari sini!!" titah Beomsoo memecah keributan yang diciptakan Sing dan Zayyan yang masih mencari ikan

"Beomsoo!! Astagaa!! Lo kenapa bedarah-darah gitu?" tanya Zayyan yang langsung loncat dari air ke daratan

Reaksi yang lain pun sama kagetnya.

"Davin, heli yang kemaren lo bilang ada dimana?" tanya Beomsoo tanpa mempedulikan tatapan bingung dari teman-temannya

"D-di, dis-disana," Davin masih terkejut dengan apa yang ia lihat

"Lo ikut, lo yang bawa heli nya," ucap Beomsoo sambil menarik Davin dan Seungdae untuk jalan lebih dulu

"Tapi Gyumin masih sakit beom," ucap Sing yang belum beranjak dari tempatnya sama sekali

"Biar gua yang bantu dia jalan," sahut Wain

Mereka semua benar-benar pergi dari sana. Hanya bertujuh. Beomsoo melupakan Hyunsik!

"Yang lain gimana?" tanya Sing khawatir

"Engga ada yang lain selain kita!" sahut Beomsoo

"Hyunsik? Dia kemana? Leo juga, kita belum nemuin jasadnya! Gua ga akan percaya dia mati sebelum gua liat pake mata kepala gua sendiri," ujar Zayyan

"Kadang kita harus jadi orang egois jay! Kita harus peduliin orang yang pasti ada didepan mata kita dulu." ujar Beomsoo sambil melihat Gyumin yang sudah berpindah digendongan Wain

"Kalo gitu gua ga ikut!!" Zayyan tiba-tiba berhenti jalan

Beomsoo pun berbalik kemudian menatap Zayyan. "Peduliin diri lo sendiri jay! Pliss.. Gua ga mau keilangan lagi!! Gua tau ini berat buat lo, tapi pliiss kalahin ego lu buat saat ini aja. Gua juga ga mau pergi dari sini tanpa Leo, Lex, Hyunsik!" ujar Beomsoo dengan nada suara membujuk

~~~

Hyunsik merasakan kepalanya dibanjiri sesuatu yang sangat kental, tubuhnya pun terasa perih karena luka dimana-mana. Ditambah lagi dirinya berada tepat dipinggir pantai yang airnya terus naik turun membasahi tubuhnya.

Sebelum kesadarannya benar-benar hilang, ia melihat sosok yang tak asing. Ia berfikir kalau sudah waktunya ia pulang, pulang ke yang Maha Kuasa.

"Hyunsik!! Bangun Hyunsik!!" panggil seseorang sambil menepuk-nepuk pipi Hyunsik, sayangnya Hyunsik terlanjur tak sadarkan diri

"Gimana ini om? Ini temen saya,"

"Bawa dia Leo!"

~~~

To be continued.
Voment!

Have a nice day soblis!💚

That Day || Xodiac [Publish Ulang]Where stories live. Discover now