First Meeting

211 46 18
                                    

“Yaak, kenapa tidak menghubungiku dari tadi kalau tak bisa menjemput!!” Teriak seorang siswa dari sambungan telepon.

Sudah 30 menit dia menunggu sang kakak, tapi nyatanya sang kakak batal untuk menjemputnya. Dia berlari keluar gerbang sekolah menuju halte dekat sekolah berharap bus terakhir belum berangkat. Namun sial, bus itu berangkat saat dia belum sampai di halte.

“Aaaakkhh, menyebalkan sekali” teriaknya dengan menendang angin.
Ini sudah pukul 6 sore. Dia pulang terlambat karena mengikuti kelas tambahan. Dan sang kakak berjanji untuk menjemputnya kali ini. Tapi nyatanya sang kakak berdusta untuk ke sekian kalinya.

“Bukankah bus terakhir berangkat 10 menit lalu” ucap seorang pria dewasa mengejutkan siswa itu.

Siswa tersebut menggeser duduknya karena terkejut. Dia memperhatikan pria dewasa yang baru saja mengejutkannya dari kepala hingga ujung kaki. Setelah melihat penampilan pria itu, siswa tersebut makin menjauhkan dirinya.

‘Menyeramkan’ ucapnya dalam hati.

Bagaimana tidak menyeramkan. Pria itu menggunakan setelan jas hitam dan juga menggunakan kacamata hitam tanpa ada kesan ramah di wajah pria itu.

“Oh Sehun” ucap pria itu menjulurkan tangannya, mengajak berkenalan.

Siswa itu makin menjauh, menyembunyikan tangannya dibalik tas yang entah sejak kapan berubah ke pangkuannya.

“Siapa namamu?” tanya pria yang bernama Oh Sehun itu.

“Jongin, Kim Jong In.” ucap siswa itu tanpa melihat kearah pria itu.

‘Menggemaskan’ ucap Sehun dalam hati.

Sehun tersenyum, senyum yang tak pernah dia tunjukkan kepada orang lain. Senyum yang memperlihatkan sebuah ketertarikan pada orang.

“Dimana rumahmu?” Jongin terkejut mendengar pertanyaan dari Sehun.

“Aku akan mengantarkanmu. Sepertinya kau tak dijemput, dan tertinggal oleh bus.” Lanjutnya.

Jongin terlihat menimbang tawaran pria dewasa di sampingnya itu. Dia ragu dan juga takut. Bagaimana jika pria itu adalah penculik yang ingin menjual organ tubuhnya. Jongin menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran itu.

Namun hal itu ditangkap berbeda oleh Sehun. Sehun mengira siswa manis itu menolak tawarannya.
“Baiklah jika kau tak mau” ucap Sehun dengan menjauh dari halte.
Jongin tersadar dari lamunannya. Dia menatap Sehun yang mulai berjalan menjauh dari halte.

“Yaa ahjussi!!” teriak Jongin.

Sehun menghentikan langkahnya. Sedikit terkejut mendengar panggilan Jongin yang lebih terdengar seperti bentakan. Dan apa-apaan itu? “AHJUSSI?!” apa dia terlihat setua itu. Sehun membalikkan tubuhnya, melihat Jongin yang berjalan sedikit berlari ke arahnya.

“Apa tawaranmu masih berlaku?” tanya Jongin sedikit ragu.

“Aku akan mengganti bahan bakarnya” ucap Jongin dengan sedikit rengekan.

“Apa kau pikir aku tak dapat mengisi bahan bakar? Dan lagi pula mobilku menggunakan tenaga listrik.” Ucap Sehun sedikit meninggikan suaranya.

Sehun terkejut dengan yang dia ucapkan. Dia berusaha bersikap lembut sedari tadi. Dia ingin mengambil hati siswa manis di hadapannya. Namun apalah daya, dia tak suka diremehkan. Dia tak pernah bersikap lembut kepada orang lain. Dan orang di sekitarnya selalu tunduk padanya.

Jongin sedikit memundurkan dirinya karena terkejut mendengar ucapan Sehun. Apa dia telah menyinggung perasaan pria dewasa di depannya?

“Aaakh maaf, a aku tak bermaksud membentak mu. Aku hanya terbiasa menggunakan nada tinggi saat berbicara.” Ucap Sehun sedikit terbata.

Sehun membuka pintu samping kemudi mempersilahkan Jongin untuk masuk. Jongin yang masih sedikit takut dengan bentakan Sehun tadi masih tak bergeming dari tempatnya berdiri.

“Aku tak akan menculik mu. Aku hanya ingin mengantarmu pulang.” Ucap Sehun saat melihat keterdiaman seorang Jongin.

Dengan sedikit rasa ragu di hatinya, Jongin masuk ke dalam mobil Sehun. Sehun menutup pintu itu dengan perlahan. Berusaha untuk tidak mengejutkan Jongin.

Sehun mulai melajukan mobilnya. 20 menit berlalu dan suasana masih sunyi. Kecanggungan menghinggapi dua manusia berbeda usia tersebut.

“Berapa usiamu?” tanya Sehun memecah kesunyian.

“17 tahun” jawab Jongin singkat.

“Berapa usia ahjussi?” tanya Jongin kemudian.

“Coba kau tebak” ucap Sehun setelahnya, dengan senyum yang sedikit dia paksakan. Dia masih belum terbiasanya dengan panggilan ahjussi yang Jongin berikan.
Jongin sedikit berpikir. Dia takut salah menjawab, takut menyinggung perasaan orang yang telah berbaik hati mengantarkan dirinya pulang.

“Euum.. 33?” jawab Jongin ragu.

Sehun menghentikan mobilnya mendadak membuat Jongin hampir saja terhantuk dasboard mobil karena tak memakai sabuk pengaman. Rahang Sehun mengeras, dia menatap Jongin dengan tatapan mengintimidasi.

“Apa aku terlihat setua itu? Tanya Sehun sedikit mendekatkan wajahnya pada Jongin.

Jongin yang ketakutan semakin memundurkan dirinya. Tapi pada kenyataannya dia telah tersudut di sudut mobil Sehun. Dia memegang tasnya dengan erat. Dengan Sehun yang terus menatapnya dengan intens.

Mata Jongin mulai mengabur karena air mata yang sudah berkumpul di pelupuk matanya. Hidungnya memerah karena menahan tangis. Bibirnya semakin melengkung ke bawah. Dia tak bisa menahan tangisnya lagi.

“Mamaaaaa!!!” tangis Jongin pecah memanggil sang mama.








To be continue..



Huwaaaa aku nulis apaan dah??
Aku nulis ini karena rindu sama Jongin yang lagi wamil. Dan sedikit ke trigger dengan Sehun yang lagi di toko furniture.

Bantu vote dan komen ya guys.
Sumpah aku gak percaya diri banget nulis ini. Bukan hanya karena ini first story aku. Tapi karena aku nulis cerita BxB.

Enjoy guys...

The Darkness Of The Oh Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang