d

114 21 3
                                    

"pagi mom, hari ini Jay mau bekel dong, apa aja"

mommy Chang tersenyum membalas sapaan pagi Jay, tanpa bertanya lagi mommy Chang menyiapkan bekal yang diminta anaknya, sedangkan Jay duduk di kursi makan menikmati sarapan paginya.

"bekalnya banyak atau sedikit? mau dibagi ke temennya gak?" tanya mommy Chang.

"engg― eh, boleh deng!"

"okey"

rencana Jay akan membagikan bekalnya dengan Hanbin juga Kamden, itupun kalau nantinya Kamden mau. ya, walaupun gak mau juga, Jay akan menariknya agar ikut makan bersama.

"itu kotak bekal yang disamping kamu tolong kasih ke Hao ya, sekalian berangkat sekolah"

Jay melirik kotak bekal berwarna merah yang ada disampingnya, sudah rapih dan siap diantar, "siaapp!!", ujar Jay.

setelah menyiapkan semua keperluan sekolahnya dan tak lupa bekalnya juga, Jay pamit untuk berangkat sekolah. sesuai perintah mommy, Jay mampir ke rumah Zhang Hao, kebetulan banget kekasih sahabatnya tersebut sedang olahraga di depan rumahnya.

"kak Hao! pakett!!" ujar Jay sambil mengangkat kotak bekal ditangannya.

Zhang Hao menghampiri Jay, mengambil kotak bekalnya, "makasih Jay. oh ya, lo sore nanti ada waktu luang gak? temenin gue nyari alat lukis, mau gak?", tanya Zhang Hao.

Jay membuat pose berfikir, "hmmm...", tidak kunjung menjawab sampai kesabaran Zhang Hao menunggu habis, pemuda Zhang itu bahkan dengan entengnya melayangkan tangannya, dengan cekatan, Jay berhasil menghindarinya, "sensi banget kak, belum dapet pesan dari Hanbin apa?", ucap Jay.

"lo tinggal jawab doang susah banget, buruan!"

"hahaha, iya iya, bisa kok. nanti sore ya!"

setelahnya Jay meninggalkan pekarangan rumah Zhang Hao. ia berjalan santai ke halte terdekat, disaat halte sudah terlihat oleh matanya, Jay juga melihat Keita duduk disana, segera ia hampiri pemuda tersebut.

"Keita!!"

yang dipanggil menoleh, Keita melambaikan tangannya ke Jay yang berjalan ke arahnya, "kebetulan banget ketemu disini, rumah lo di sekitar sini?", tanya Keita saat Jay sudah duduk disampingnya.

Jay mengangguk mengiyakan pertanyaan Keita, "iya, gak jauh dari sini kok. sebelumnya gue gak pernah lihat lo disini, baru pindah apa??", tanya balik Jay.

"ngga, kemarin gue nginep di rumah sepupu, deket sini kok. untung dia kasih tau kalo sini ada halte, tadinya gue mau mesen ojek online, tapi gak jadi sih"

keduanya mengobrol sampai bis yang ditunggu datang, mereka duduk bersama, Keita di dekat jendela sedangkan Jay disampinya.

"lo gimana sama Kamden? ada kemajuan?" tanya Keita.

Jay mengangkat bahunya, "yah gitu deh, dia mau ngobrol sama gue aja itu udah kemajuan" ucap Jay.

"gimana ya, tuh anak emang kaku kalo di deketin orang, sumpah ya, lo bisa bertahan sejauh ini aja tuh udah bagus, asal lo tau, sebelumnya banyak yang deketin dia, tapi ya gitu, cuek anaknya, jadi pada mundur yang deketin juga, lo jangan ikutan mundur dong, gue dukung banget malah"

"buat sekarang sih, ngga ada niatan gitu, tapi gak tau deh nanti... bohong! gue gak akan mundur!!!"

Keita sempat lesu saat mendengar kalimat pertama Jay, pasalnya Keita juga menyukai Jay, bukan menyukai dalam arti perasaan, Keita menyukainya karena Jay terlihat sangat tulus. dalam beberapa kesempatan, Keita sering melihat kebaikan yang pemuda itu lakukan, entah itu membantu temannya, guru, bahkan membantu orang yang tak dikenal. Keita pernah melihat Jay memberikan topinya saat upacara kepada adik kelasnya, setelah Keita cari tau, adik kelas tersebut sedang sakit tapi kakak kelas yang berkeliling tidak percaya dan memaksanya agar tetap ikut upacara.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Jul 10, 2023 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

b. kamjayOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz