ajak bertemu

2.3K 251 16
                                    

Rencana Jean ingin memperkenalkan Miss Nadina dengan Papa nya ternyata gagal karena Nadina ada urusan mendadak katanya. Mau gak mau Jean harus membuat planning baru.

"Kamu ini kenapa? Sepulang les keliatan murung sekali sih?"tanya Jendro sebelum setelahnya meneguk air mineral yang ia punya hingga tandas.

"Papa, tadinya Jean mau kenalin papa sama Miss Dina, tapi ternyata Miss Dina gak bisa."murung Jean mulai mengadu pada Jendro yang mengerutkan kening bingung.

Tumben? Pasalnya, putranya ini tidak biasanya seperti ini. Jean termasuk anak yang tidak sembarang bisa dekat dengan orang hanya dalam waktu kurang dari 1 bulan.

"Miss Dina? Siapa dia?"

"Dia salah satu guru les nya Jean. Miss Dina baik banget, Miss Dina juga cantik dan mukanya gak asing bagi Jean."

"Tapikan dia guru les mu, pasti tidak akan asing Jean."

"Mungkin? Tapi Jean rasa tidak."

Jendro menggelengkan kepalanya pelan.
"Oh ya?"

Jean mengangguk antusias.
"Jean jadi berharap kalau Miss Dina itu Buna nya Jean. Papa, kenapa Buna pergi? Jean pengen kaya teman Jean yang lain. Mereka selalu diantar dan dijemput papa mama nya. Tapi, kenapa Jean hanya punya Papa? Buna kemana?"

"Sini. Mau Papa ceritakan soal Buna?"ucap Jendro membawa Jean kepangkuannya.

Lengannya mengelus lembut surai kecoklatan milik sang putra.

"Buna Jean tidak pergi, dia hanya sedang menghukum Papa. Jean tahu? Buna itu sangat cantik. Buna nya Jean itu seperti malaikat, dia wanita yang baik. Saat itu Jean baru berusia 1 tahun, dan Papa melakukan satu kesalahan. Maaf ya karena Papa, Buna pergi ninggalin kita. Jangan pernah benci Buna, ya? Papa yang salah sudah menuduh Buna. Jean harus tetap sayang sama Buna, oke? Suatu saat nanti, Jean akan bertemu Buna kembali. Papa janji. Papa janji akan bawa Buna kembali secepatnya."ucap Jendro diselingi kecupan sayang pada pucuk kepala Jean.

Ada rasa sesak saat menceritakannya.

Andai saat itu ia mau mendengarkan cerita Nadina, andai saat itu dirinya tidak diliputi rasa cemburu, mungkin saat ini keluarganya masih utuh.

"Nadina, maaf. Tolong maafkan aku. Aku masih mencintai kamu Nadina."lirih Jendro sangat pelan.

....

Nadina menghela nafas lega. Dirinya tiba-tiba mendapatkan telepon darurat dari rumah sakit yang mengatakan ada pasien anak yang sangat membutuhkan penanganan secepatnya sedangkan dokter anak yang lain di sana kebetulan malah terjebak macet di jalan lain. Entahlah sangat kebetulan.

Nadina menggantungkan sneli nya di lengan kanan setelah membereskan meja ruangannya. Huh, Nadina ingin segera pulang ke rumah.

Tapi tunggu-

Ah Jean ternyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah Jean ternyata...
Nadina tersenyum menatap potret wajah Jean yang anak itu kirim padanya.

Nadina tersenyum menatap potret wajah Jean yang anak itu kirim padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadina memasukan ponselnya ke dalam sling bag miliknya dan berjalan meninggalkan ruangan untuk bersiap kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadina memasukan ponselnya ke dalam sling bag miliknya dan berjalan meninggalkan ruangan untuk bersiap kembali. Sepertinya, Nadina akan menuruti permintaan Jean tadi?


Ya, Nadina akan menuruti kemauan anak itu. Tidak masalah kan?

...
TBC

Satu chapter lagi sebelum end😅 see you the next chapter👋🏻

[END] Sorry and I Miss You |NOMIN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang