; 01 - WORD OF AFFIRMATION ;

78 15 0
                                    

"Kalau aku memilihmu, berarti memang kau yang terbaik untukku. Titik."

-----

Lagi dan lagi. Kamu menangis di dalam kamar sendirian, memeluk kedua lutut sembari terisak pilu dengan rambut yang telah berantakan ke mana-mana. Ketidak percayaan dirimu- atau bahasa kerennya, insecure, kembali menguasai pikiranmu, membuatmu terjatuh dalam fase sialan bernama overthinking. Adapun insecure milikmu yang semua hanya di bidang akademik, perlahan merambat hingga penampilan.

Tiba-tiba saja, handphone mu berbunyi nyaring. Suara ringtone khasnya yang merupakan lagu dari Arctic Monkey mengalun dengan nyaring ke seluruh penjuru kamar. Tanpa basa-basi, kamu mengangkat telepon itu. Tertulis dengan jelas, di atas layar handphone berwarna hitam gelap itu.

Alhaitham, kekasihmu.

Kamu segera menghapus air matamu dengan buru-buru, tak ingin membuat laki-laki itu menunggu sebelum mengangkatnya. "Halo, Alhaitham?" Kamu bertanya, memanipulasi nada suaramu supaya terdengar ceria seperti biasa. Namun, suara sumbang nan serak setelah menangis itu tak bisa kamu hindari, membuatmu sedikit merutuk di dalam hati.

"Kau baik-baik saja?"

Itu pertanyaan pertama yang keluar dari mulutnya. Suaranya terdengar sedikit lebih berat jika didengar lewat handphone. Tapi, naas, pertanyaan itu yang membuat dinding pertahananmu kembali rubuh, berhamburan tanpa bisa kamu cegah.

"Haitham..., rasanya lelah...."

"Lelah kenapa? Terjebak dalam ekspetasi dan standar orang-orang?"

Spontan, kamu menganggukkan kepalamu beberapa. Meski kamu tahu, Alhaitham tak bisa melihatmu dari ujung telepon. Kemudian, helaan napas terdengar dari mulutnya.

"Tentang apa?"

"Semuanya."

Kamu menjawab dengan suara yang bergetar, terisak kembali di antara kedua lutut, sebelum kekasihmu kembali angkat bicara. "Menyerah saja. Kalau kau terlalu menyesuaikan diri dengan "standar sempurna" mereka, itu hanya akan jadi sia-sia." Sakit, tapi apa yang dia katakan adalah benar. Itu sia-sia, karena kamu hanya akan jadi orang bawah yang selalu kurang dan kurang.

"Jangan salah sangka dulu. Aku bilang begini bukan untuk menjatuhkanmu. Apa yang aku maksud, adalah buat standarmu sendiri. Kau itu sudah cukup. Tidak perlu mencoba untuk memenuhi "standar sempurna". Kau selalu sempurna, [Name]."

Suaranya melembut. Kamu bisa merasakan bahwa ia tersenyum tipis dari balik telepon. "Di mataku, kau selalu sempuna. Jangan berpikir kenapa aku memilihmu. Kalau aku memilihmu, berarti memang kau yang terbaik untukku. Titik." Kamu mengusap air matamu dengan lengan baju.

"Memangnya tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa bagaimana?"

"Untuk tidak jadi sempurna seperti mereka?"

Alhaitham terkekeh kecil, rasa kasih mengalun indah lewat kekehan yang jarang terjadi itu. Kemudian, masih dengan nada penuh kasih sayang miliknya, Alhaitham kembali berucap lewat telepon. Suaranya selalu mampu menghipnotis pikiranmu.

"Sayang."

Ia memanggil dengan lembut. "Kalau aku memilihmu, artinya apa? Kau yang sempurna di mataku. Mungkin, menurutmu, mereka lebih cantik. Wajah mereka lebih putih, lebih langsing. Tapi, apa kau yakin, mereka bisa memasak seenak masakanmu?" Kamu bisa mendengar nada menggoda dari nada suaranya melalui handphone yang sedang kamu pegang erat.

"T-Tidak, sih...."

"Kalau begitu, berhentilah merasa lebih rendah. Lagi pula, istri yang aku cari untuk menjadi ibu dari anak-anakku adalah perempuan yang pandai memasak dan penuh sayang."

Ah, sapu ijuk satu ini. Memang, dia jarang berbicara dengan halus seperti ini. Namun, percayalah, sekali ia melakukannya, kamu akan merasakan efeknya dalam seminggu dengan merasa terbang melayang-layang di angkasa karena salah tingkah.

"Dasar sapu ijuk."

"Sapu ijuk begini, kamu juga jatuh cinta, 'kan? Ngomong-ngomong, buka pintumu. Aku di depan."

"Hah? Untuk apa?"

"Mau peluk."

"Dasar manja."

[ WORDS OF AFFIRMATION — END ]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Language ; AlhaithamWhere stories live. Discover now