05 › perfect.

690 97 11
                                    

setelah setengah jam perjalanan pulang dari rumah Mavra, akhirnya mobil Marva memasuki garasi. Dominan itu mematikan mesin mobil kemudian menoleh kearah submissive yang ketiduran dengan sang putri juga tidur diatas pangkuan submissive itu.

tidak tega sih, Marva memutuskan turun lebih dulu dari mobil secara perlahan menutup pintu lalu berjalan menuju sisi pintu sang submissive. Marva membuka pelan lalu mengusap surai submissivenya sampai terbangun, "sudah sampai rumah.. sayang, bangun dulu." ujar Marva pelan ketika mendapati pergerakan dari sang submissive yang pada akhirnya terbangun.

"ungg,"

Marva mengambil alih tubuh Mavis dari pangkuan Rei yang sudah terbangun penuh. "Kamu langsung ke kamar aja, barang bawaannya biar aku bawa setelah taruh princess dikamarㅡ"

"nggak, kak.. aku aja, sekalian tata dibox makanan." tolak Rei yang pada akhirnya turun dari mobil.

"yakin? kalau kamu ngantuk lebih baik langsung ke kamar aja, sayang."

"yakin, kak.. tenang aja, princess langsung tidurin ya? tapi, gantiin baju tidur dulu."

Marva mengangguk, "aku masuk." pamitnya diangguki Rei yang kini berpindah membuka pintu mobil bagian belakang untuk mengambil dua paperbag berisi makanan yang diberikan Hessa tadi dan tidak lupa juga dengan paperbag berisi boneka Barbie milik Mavis.

setelah dirasa tidak ada yang tertinggal, Rei segera menutup pintu mobil dan segera memasuki rumah. Rei lebih dulu berjalan menuju playground Mavis yang berada didekat ruang tv untuk meletakkan paperbag berisi boneka barbieㅡbahkan submissive itu sempat-sempatnya menata beberapa mainan sang putri yang berantakan dan setelah rapi, submissive itu beranjak menuju dapur untuk memindahkan makanan pada toples makanan yang akan ia simpan didalam kulkas.

setelah selesai dengan urusan makanan yang mungkin akan menjadi menu sarapan pagi besok, Rei beranjak menuju kamar Mavis untuk memastikan daddy dari sang putri itu melaksanakan dengan benar perintahnya.

pintu kamar sedikit terbuka membuat Rei bisa mengintip aktifitas Marva yang berusaha menggantikan pakaian Mavis tanpa suara supaya tidak membangunkan gadis kecilnya itu, Rei tersenyum tipis sebelum memutuskan untuk memasuki kamar dan membantu dominannya itu.

"kakak mandi dulu, biar aku yang urus princess."

"eh? udah selesai, sayang."

"udah kasih minyak belum, kak?"

Marva mengangguk, "kamu nggak percaya sama aku ya..?" nadanya sedih membuat Rei rasanya ingin tertawa namun harus ia tahan supaya Mavis tidak terbangun.

"percaya, kak."

"yaudah ayo ke kamar, mandi dulu baru istirahat. Kamu ngantuk berat kan?" ujar Marva yang tanpa aba-aba menggendong tubuh Reiㅡnyaris membuat submissivenya itu berteriak sangking terkejutnya.

"kak, turunin ihh!" pinta Rei tepat ketika Marva berjalan keluar dan menutup pintu kamar Mavis.

mengabaikan permintaan Rei, Marva tetap menggendong submissivenya itu sampai memasuki kamar mereka. "Kakak mandi duluan sana." titah Rei yang langsung mendapatkan gelengan oleh Marva yang sudah menurunkan Rei dari gendongannya.

"aku ada berkas yang harus dicek dulu. Jadi, kamu duluan yang mandi ya, sayang."

"ini ciri-ciri kakak mau quality time sama laptop."

Marva tertawa pelan setelah mendengar hardikan Rei. "Ceritanya ini kamu cemburu sama laptopku?" godanya.

"sebenarnya kakak sadar nggak sih kalau aku lagi sarkasin kakak?" Rei melengang mengambil bathrobe yang ada didalam lemarinya sementara Marva masih berdiri ditempatnya; samping sofa yang ada dikamar mereka.

Perfectly (delayed)Where stories live. Discover now