2. Mabuk-Mabukan ❎

31 7 4
                                    




Namjoon dengan cepat merebut segelas vodka yang ada ditangan Jimin sebelum Pria itu kembali meneguk cairan memabukkan itu kembali. Sebab kini Jimin sudah dalam keadaan mabuk berat.

"Dia sangat egois." ucap Jimin sembari menatap sahabatnya secara bergantian. Dengan mata merah karena terlalu lama menangis, Pria itu mencoba mencurahkan isi hatinya.

Sampai saat ini baik Namjoon maupun Yoongi tidak tahu apa alasan Jimin dan Keina sampai bisa putus. Padahal satu bulan lagi keduanya akan bertunangan.

"Kau itu laki-laki. Jangan jadi lemah hanya karena cinta." ucap Min Yoongi sembari menatap miris pada keadaan sahabatnya saat ini.

Tidak berkaca dari pengalamannya sendiri. Yoongi dengan begitu kurang ajarnya memaki Jimin seperti itu. Padahal Pria berkulit pucat itu juga seorang budak cinta. Wajahnya memang terlihat sekali datar dan terkesan tidak peduli. Namun siapa sangka jika Yoongi begitu mencintai kekasihnya dengan sepenuh hatinya.

"Semua orang akan menjadi lemah saat jatuh cinta, Hyung." ucap Namjoon yang mencoba untuk membela Jimin. Sebab baik Jimin maupun Yoongi keduanya sama-sama menjadi lemah ketika jatuh cinta.

"Padahal hiks aku ingin menikah dengannya."

"Lalu kenapa kau memutuskannya?" tanya Yoongi yang mulai merasa kesal.

Yoongi bahkan tidak tahu alasan Jimin memutuskan Han Keina. Pria itu juga tidak mau jujur kenapa bisa sampai memutuskan hubungan yang sudah terjalin selama enam tahun lamanya begitu saja.

"Aku masih sangat mencintainya, Hyung." ucap Jimin sembari menatap pada Yoongi.

Yoongi membuang putung rokok yang ada ditangannya ke lantai, lalu menginjaknya hingga nyala apinya mati, "Bicara dengan orang mabuk hanya membuat emosi saja." ucap Yoongi yang sudah merasa begitu kesal dengan sahabatnya.

Andai saja Jimin bukan sahabat baiknya. Pria berkulit pucat itu tidak akan mau menemaninya seperti ini. Bahkan ia sampai harus menemani Jimin menangis selama dua jam lamanya. Melihat Jimin yang menangis karena patah hati membuat Yoongi merasa geli. Bagaimana bisa Pria itu terlihat selemah itu hanya karena cinta. Ia juga begitu mencintai Sona. Tapi tidak selemah itu saat jatuh cinta.

"Dia sedang patah hati, Hyung. Kau juga harus memakluminya." ucap Namjoon pada Yoongi yang tingkat kesabarannya setipis tissue tersebut.

"Daripada aku tersulut emosi. Lebih baik kita antar dia pulang." ucap Min Yoongi.

Namjoon mengangguk. Mengantarkan Jimin pulang adalah jalan terbaik untuk saat ini. Sebab Namjoon sendiri juga sudah mengadakan janji untuk bertemu dengan kekasihnya malam ini. Ingin menghabiskan waktu berdua bersama di dalam apartemen milik sang kekasih. Memadu kasih bersama tanpa ada gangguan dari siapapun. Membayangkannya saja sudah membuat Namjoon ingin segera keluar dari dalam Club dan menemui sang pujaan hati.

"Aku akan mengantarmu pulang." ucap Namjoon sembari mencoba membantu Jimin untuk berdiri.

Namjoon memapah tubuh sahabatnya dan berjalan keluar dari dalam Club diikuti Yoongi yang berjalan dibelakangnya. Meskipun terlihat begitu dingin, nyatanya Yoongi juga masih peduli dengan Jimin. Pria itu merasa kasihan karena Jimin yang terlihat begitu hancur setelah memutuskan hubungannya dengan Han Keina. Sudah tahu masih cinta, tapi kenapa malah memutuskan hubungan. Padahal pertunangan keduanya hanya kurang satu bulan saja. Kalau sudah begini hubungan yang terjalin selama enam tahun lamanya hanya sia-sia belaka. Hanya menyisakan kenangan yang menyesakkan dada ketika diingat. Padahal Yoongi sendiri berharap jika saja hubungan keduanya bisa sampai ke jenjang pernikahan. Nyatanya malah kandas ditengah jalan.














🍁🍁🍁🍁


Kim Namjoon shock saat menatap keadaan kamar Jimin yang bagaikan kapal pecah. Banyak pecahan kaca dari bingkai foto yang tercecer di atas lantai. Banyak robekan foto yang berada di atas ranjang. Ada pecahan vas bunga yang tercecer di atas lantai. Pria berlesung pipit itu tidak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya ketika mengalami patah hati. Ia juga pernah patah hati karena cinta. Namun tidak berlebihan seperti Park Jimin. Pria harusnya terlihat kuat meskipun tengah dalam keadaan sakit hati.

"Awas kakimu menginjak pecahan kaca, Hyung." ucap Namjoon yang mencoba untuk memperingati sahabatnya.

"Aku menggunakan sepatu. Lagipula sepatuku mahal. Jadi aman meskipun menginjak pecahan kaca." ucap Yoongi.

"Tolong kau bersihkan ranjangnya, Hyung. Agar aku bisa merebahkan tubuh Jimin di atas ranjang."

Sebenarnya Namjoon merasa kesal dengan sahabat berkulit pucat nya itu. Yoongi sama sekali tidak mau memapah Jimin. Dari mulai berada di dalam Club. Sampai akhirnya sampai di apartemen Jimin, Pria berkulit pucat itu tidak mau sedikitpun membantunya. Hendak marah tapi Yoongi lebih tua darinya. Terlebih lagi Pria berkulit pucat itu mudah sekali tersulut emosi.

"Jimin terlalu berlebihan ketika patah hati." ucap Yoongi sembari menatap sekeliling kamar Jimin yang begitu berantakan.

Min Yoongi melangkahkan kakinya mendekat kearah ranjang. Tangannya terulur untuk mengambil robekan foto yang ada di atas ranjang Jimin. Mengumpulkannya lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada di samping pintu kamar Jimin. Ia sendiri masih tidak percaya dengan kelakuan sahabatnya ketika patah hati. Pun Yoongi juga sampai saat ini belum tau alasan apa yang membuat Jimin sampek putus dengan Keina. Padahal keduanya termasuk kategori pasangan teramat bucin.

"Setelah ini aku akan pergi menemui kekasihku. Bisa kau disini saja menemani Jimin?" tanya Namjoon pada Yoongi.

Ada rasa tidak tega yang Yoongi rasakan jika harus meninggalkan sahabatnya dalam keadaan seperti ini. Meskipun ia juga merasa kesal karena Jimin yang terlalu berlebihan ketika patah hati. Namun sebagai seorang sahabat masih ada rasa kepedulian yang Yoongi torehkan kepada Pria yang lebih muda darinya tersebut.

"Baiklah. Aku akan disini. Menemani dan membersihkan kamarnya yang seperti kapal pecah."

Namjoon dengan perlahan merebahkan tubuh Jimin di atas ranjang. Pria itu terlihat tak berdaya karena mabuk berat. Jika tidak ada janji untuk bertemu dengan kekasihnya. Mungkin saja Namjoon lebih memilih menemani Jimin yang dalam keadaan kacau karena putusnya hubungannya dengan Han Keina.

"Kalau begitu aku pergi dulu, Hyung." ucap Namjoon.

Yoongi mengangguk, "Pergilah. Temui kekasihmu sebelum dia mengamuk."

Namjoon tersenyum, "Kau tahu saja dia suka mengamuk."

"Bilang saja dia akan semakin pendek jika suka mengamuk." ucap Yoongi sembari terkekeh.

"Biarpun pendek aku mencintainya, Hyung."

"Pergilah. Kebucinan mu membuatku semakin kesal saja."

Namjoon terkekeh mendengar ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir sahabatnya. Padahal Yoongi sendiri juga tipe Pria yang bucin dalam mencintai kekasihnya. Meskipun terlihat datar akan tetapi rasa cintanya kepada Sona sangatlah besar.

"Aku pergi dulu."

Setelah mengatakan hal tersebut. Lantas Namjoon melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kamar Jimin. Meninggalkan kedua sahabatnya untuk pergi bertemu dengan kekasihnya.

Yoongi menatap Jimin yang kini tengah terbaring di atas ranjang. Tak habis pikir dengan kelakuan diluar nalar yang Jimin lakukan ketika patah hati. Haruskah Pria itu membanting bingkai foto dan merobek foto dirinya bersama dengan Keina. Padahal membuangnya ke tempat sampah saja sudah cukup. Agar tidak membuat kotor kamar Jimin seperti ini. Kalau sudah begini ia juga yang repot karena harus membersihkan kamar sahabatnya.

Proses Move On (END)Where stories live. Discover now