Jakarta #1

143 10 1
                                    


Happy reading!

****************

Hari ini, tibanya keluarga Trevash di Jakarta, Mansion megah bak istana menjulang tinggi itu terlihat luas disertai air mancur di halaman depannya, rumput kecil hijau yang tumbuh menghiasi seluruh halaman mansion megah itu, terlihat seperti taman sebuah istana kerajaan.

"Vera besok mulai sekolah lagi kan mah?" tanya Vera tiba-tiba pada mamahnya.
pasalnya besok hari pertamanya bersekolah di Jakarta.

"Iya sayang, nanti berangkat sama abang jangan nakal disekolah nanti ya?" jawab Leressa Trevash selaku mama Vera.
Ressa mengelus lembut kepala putri bungsunya itu.

"Aku ga akan nakal kok mah, paling abang yang bakalan bikin onar di sekolah." ucapnya dengan santai sambil memakan cheesecake kesukaannya. pasalnya ia tau kalau kedua kakaknya itu akan berulah kembali.
Mengingat Varen yang tidak bisa diam dan Varo yang gampang bertindak jika bertemu hama yang mengusik ketenangannya.

"Hushh, ga boleh gitu." peringat Ressa.
"Hehe iya mah." Vera menunjukkan kedua tangannya membentuk lambang peace.

"Udah disiapin belum, peralatan buat sekolah besok hm?" Algra datang menghampiri mereka dan mengelus lembut kepala putri bungsunya itu.
"udah semua kok pah, dijamin gaada yang bakal ketinggalan!" seru Vera.

"Baguslah klo begitu, tapi kamu yakin mau sekolah di sana?" tanya Algra lagi.
"Yakin kok pah, yakin banget malah lagian juga bang Varo sama bang Varen kan satu sekolah sama Vera." ujarnya lagi, berusaha menyakinkan papahnya.

"Kenapa ga di sekolah lain aja sayang?" Algra menatap putri bungsunya itu dengan khawatir. "papa khawatir sama kalian, disana ada geng yang terkenal berbahaya dan sering tawuran." lanjut Algra mencoba menjelaskan mengapa ia ragu anak-anaknya akan bersekolah disana. pasalnya ia sangat membenci geng motor karena kejadian masa lalu yang membuatnya semakin benci jika mengingatnya.

"Pah, Vera tau papa khawatir, tapi disana aku ga sendirian ada abang juga yang bakal jagain, aku juga bakal jaga diri baik-baik kok, janji." Vera mengulurkan jari kelingkingnya pada Algra.

Algra menghela napas pasrah dan mengaitkan jari kelingking besarnya pada jari kelingking mungil Vera. "Bener janji ya? jangan sampai terlibat dengan geng motor oke?"
"Oke pah! siap 86!" Vera mengangkat tangannya hormat.
Algra terkekeh melihatnya, lucu sekali anak perempuannya ini.

Seorang laki-laki tegap dilengkapi dengan jas kantor yang rapi menghampiri Algra.

"Permisi tuan, motor tuan muda sudah sampai di depan." ucapnya sopan.
Algra pun menoleh dan mengangguk.
"Terimakasih Thomas, saya berhutang budi banyak padamu" balasnya pada Thomas dan tersenyum ramah.

"Itu sudah menjadi tugas saya tuan, jikalau berkenan saya pamit pulang ke LA sore ini, bolehkah tuan?" tanya Thomas lagi merasa tidak enak pada Algra.
"Boleh, baiklah kalau begitu hati-hatilah, kabari saya jika sudah sampai disana." Algra sangat mengerti mengenai Thomas buru-buru kembali ke LA dikarenakan mengurus masalah perusahaan dan rumahnya yang berada disana.

"terimakasih tuan, apakah tuan Fero sudah sampai tuan?" tanyanya lagi pasalnya Fero lah yang akan menggantikan tugasnya selama Algra berada di Jakarta.

"Dia akan sampai malam ini, dia bilang akan datang terlambat karena mengurus hal di kantor." ucap Algra lagi.
"Baiklah kalau begitu saya lega tuan, salam untuk yang lain, saya pamit." Pamit Thomas sebelum melangkah pergi. Algra pun mengangguk dan tersenyum.

Setelah kepergian Thomas, Algra kembali masuk ke ruang kerjanya.



Kira-kira alasan apa yang buat Algra benci sama geng motor? hayoo penasarankan?

Jangan lupa vote dan komennya ya!
See you in the next part!


ALDREGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang