[10]

30 3 0
                                    

Membosankan.

Perkuliahan yang dijalani Park Nara hampir sebulan ini.

Bahkan ketika berkumpul dengan ketiga sahabatnya, semangat gadis tanpa poni itu tidak bertambah sama sekali.

"Lo udah cobain kerumahnya Ra?"

Hanya gelengan putus asa yang dapat Myeongyeon dan Yedam terima disana.

"Asahi bukan tipe yang mendadak ilang tanpa kabar," sahut Yedam, "Tapi dulu pernah pas gak sengaja gue hapus instrument demo buatan dia."

Kalimat Yedam menarik perhatian Nara yang sedaritadi menjatuhkan kepalanya pada lipatan tangan diatas meja.

"Jadi maksud lo, dia menghilang kalau lagi marah?" Tanya Nara menarik diri.

Yedam mengangguk, disaat itu juga mendapat cubitan gemas dari Yeon. "Yedam kelakuan lo ya!"

"Awww! Sakit Yeon." Yedam meringis seraya mengusap pelan bekas cubitan yang semakin terasa panas, "Lagian kejadian udah lama, pas laptop Asahi di service."

Sorot tajam Yeon pada manik seperti rubah membuat sang pemilik menyunggingkan senyum tanpa dosa.

Mengabaikan kedua sahabatnya yang seperti pasangan kasmaran, Nara membuka ruang obrolannya bersama Asahi—hingga saat ini belum mendapati balasan.

Bahkan sudah menginjak tiga minggu semenjak kedatangannya kerumah kala itu.

'Lo kemana sih Sahi? Masa rela buang jatah absen lo kayak gini?'

Sibuk dengan urusan masing-masing, kedatangan seseorang mengembalikan antensi ketiganya.

"Hai, lagi ngapain?" Tanya Jihoon yang sudah mengambil tempat di sebelah kiri Yeon.

Yeon merotasikan mata malas pada kehadiran Jihoon dan seseorang tepat disebelah Nara.

"Kak Ji sama Kak Junkyu ngapain kesini? Masih banyak bangku kosong disana." Usir Yeon halus.

Mendengar langsung cerita sahabatnya setelah kepulangan dari Busan, membuat Myeongyeon merasa bersalah pada Nara sekaligus marah pada Junkyu.

Bagi Nara, ini pertama kali melihat presensi Junkyu setelah insiden di Apartemen.

Berbeda dari Yeon yang pendendam, Nara sudah melupakan apa yang terjadi pada saat itu—kesalahpahaman, berkat Junkyu yang berusaha menghubungi lewat sang adik.

"Gue...., ada yang mau diomongin berdua sama Nara, boleh?" Izin Junkyu menatap netra Nara dan Yeon secara bergantian.

"Disini aja sih kak." Jawab Yeon.

"Yaudah obrolin gih langsung berdua." Imbuh Jihoon bertentangan.

"Kak...., diem." geram Yeon tidak terima Jihoon mengambil alih izinnya.

Senyum Jihoon mengembang seiring matanya menjadi segaris sabit.

Yedam yang terhalang Yeon pun tidak bisa melihat apa yang terjadi antara gadis berponi itu dengan pria disebelah kirinya.

"Sorry." Junkyu bangkit dan mengulurkan tangan berbalut hoodie putih itu pada Nara, "Can we go, now?"

Bagaikan angin lalu, Tangan Junkyu dibiarkan mengambang tanpa gubrisan—Nara bangkit dalam diam.

"Kalau mau pulang, duluan aja. Gue ada urusan." Ujar Nara pada sepasang sahabatnya.

"Okay Nar, nanti gue coba hubungin Asahi ya sampai dia ada tanda-tanda."

Circles || TreasureWhere stories live. Discover now