8 :: Dia siapa?

582 66 27
                                    

Euijoo pengen confess aja deh.

Sebagian besar orang menyatakan perasaan ke sang gebetan bukannya pengen romantis menye-menye di malam minggu kok. Mereka hanya capek aja menanggung gelisah nggak jelas seharian, bingung harus gimana.

Mau kangen tapi sehari-hari memang minim interaksi. Mau cemburu tapi bukan siapa-siapa. Mau dekat terus tapi nggak punya kepentingan. Orang sinting mana yang doyan memilih buat naksir orang yang mustahil didekati?

"Manager Byun, wajahmu merah. Are you okay?"

Sialan. Euijoo kebanyakan tersipu malu nggak jelas mirip remaja jatuh cinta karena terpesona sendiri lihat outfit santai Nicholas yang mengalungkan kamera.

Nicholas itu sexy saat diam, hot saat serius, manis saat tersenyum, ganteng setiap saat. Euijoo bingung harus gimana. Cium aja kali?

"A-Ahh... S-Saya baik-baik aja. Sampai mana tadi?"

Sang lawan bicara mengerutkan dahinya sepersekian detik sebelum kembali melanjutkan area hutan tempat mereka survei lokasi untuk proyek selanjutnya. Mereka harus shoot video iklan produk skincare bertema serba nature. Jangan bayangin ada Jang Wonyoung terbang di air terjun bawa serum Innisfree.

"Memangnya kita mau betulan shoot produk di hutan?" celetuk Euijoo.

"Coba aja. Kita bawa sample satu atau dua besok. Temani saya ya? Nggak akan ribet, saya hanya butuh bantuan kamu untuk saya mintai pendapat soal tata letak properti tambahan. Bisa?"

Euijoo menahan nafasnya. Ini kali pertama Nicholas bicara kalimat panjang dengan bahasa begitu. EUIJOO NGGAK NT DONG????

"Oh iya, kita kan di luar kantor. Nggak usah formal begitu nggak apa-apa. Anggap kita ini rekan kerja sekaligus teman." Pria Taiwan itu menambahkan, "Kita jadi partner cukup lama tapi saya belum pernah hangout sama kamu. I feel bad."

Rekan kerja. Teman.

"B-Baik." Euijoo gugup lagi. "Besok saya akan temani kamu."

Demi alam semesta dan segala isinya, Euijoo pengen nari tor-tor di depan istana presiden karena senyum Nicholas barusan manis banget. Pria 27an tahun itu membidik apa saja unggas yang melintasi atas mereka. Langit sedikit mendung, Euijoo khawatir akan turun hujan.

Bjir. Hujan beneran.

Di sini lah mereka sekarang. Di sebuah gubuk entah milik siapa, berteduh berdua, lembab, dan dingin.

Kalo ini sinetron harusnya bulan depan dia hamil.

"U-Umm... Manager Wang nggak kebasahan?"

"Hm? Saya lebih takut kameranya yang basah." Nicholas melepas jaketnya untuk membungkus kamera itu. Tunggu kalian dewasa nanti, kalian akan merasakan ironisnya ketika urusan kerjaan lebih dilindungi ketimbang badan sendiri. "Saya belum sempat amankan data barusan soalnya."

"Tapi Manager Wang pakai celana pendek, nanti masuk angin."

"Lalu? Kamu pun nggak pake jaket meski celanamu panjang."

Iya juga.

Euijoo merasa tolol nggak bisa ngasih saran berguna. Keduanya hanya duduk di balok kayu gubuk itu. Diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka jarang ngobrol begini sebelumnya. Wajar canggung sesekali. Nggak bohong jika otak Nicholas dari tadi kosong (sesekali mikirin Gaku udah makan atau belum) sedangkan Euijoo nggak tau harus mikirin apa selain persentase keduanya akan bercinta karena udara dingin banget.

"Kamu kenapa akhir-akhir ini canggung tiap ngobrol sama saya sih?" Nicholas berucap tiba-tiba. "Saya mengintimidasi kamu atau gimana?"

"Ahh, nggak gitu. Saya emang pemalu." Euijoo menggaruk tengkuknya yang cuma dibales anggukan sama Nicholas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

familhee; kseung ft. &auditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang