1🦊

11 1 0
                                    

"Ma, aku pulangg !!" Ini aku, Dee. Si bungsu yang penuh derita. Aku sungguh berbeda dengan anak bungsu yang lain. Biasanya, anak bungsu selalu dimanjakan oleh kedua orang tua, benar ? Namun aku tidak, aku selalu disuruh seperti pelayan.

"Cuci semua pakaian ini" ucap Mama Dee. "Tapi, aku kan baru pulang sekolah ma" balas Dee. "KAMU PIKIR KAMU PULANG SEKOLAH TERUS BARING DI KASUR ? MAMA MAU KAMU CUCI INI SEMUA. KAMU JANGAN BERANI BANTAH MAMA" tegas Mama Dee.

Dee pun mengangguk lalu mengambil pakaian yang mama nya buang di lantai. "Jangan cuci pakai mesin basuh, harus cuci pakai tangan. Mesin basuh rusak"

Dee yang mendengar ucapan mama nya pun bingung padahal papa nya baru saja beli mesin basuh itu kemarin, masa udah rusak.

Tapi, Dee tidak berani membantah arahan mama nya.

Ia pun kemudian mencuci pakaian tersebut pakai tangan walaupun tangan nya masih sakit. Sakit karna apa ?

FLASHBACK ON

"Na, jangan, na.. Sakit.."

Siapa lagi kalau bukan Dee. Ia di sekolah memang selalu dibully. Kenapa tidak ada yang berani beritahu hal ini ke kepala sekolah ? Beritahu juga tidak guna karna kepala sekolah mereka adalah ayah kepada pembully nya dan sudah pasti lah ayah nya berada di pihak anaknya.

"Apa ? Aku ga denger, coba ngomong lagi" ucap si pembully. "Sakit nana.." ucap Dee.

"Sakit katanya wow. Kamu belum tau betapa sakit nya ini" ucap Nana lalu sengaja memijak tangan Dee. Semua orang yang melihat kejadian itu menjadi kasihan dengan Dee manakala teman Nana hanya tertawa melihat Dee kesakitan.

"NANA, HENTIKAN" ucap salah satu pria di situ. "Apa yang kamu lakuin ? Kamu nyakitin anak orang. Anak orang, Nana.." tanya pria itu kepada Nana. "Oh, Ren.. Kamu jangan sok pahlawan deh" ucap Nana.

"Berhenti, Nana." tegas pria itu, Ren. Nana pun berhenti memijak tangan Dee lalu Dee pun dibawa pergi.

FLASHBACK OFF

"Ma, aku pulang" ucap kakak Dee. "Kamu baru pulang ? Sini duduk, kamu pasti cape kan ? Ayo duduk. DEE !! BAWA AIR HANGAT KE SINI" teriak Mama Dee.

Dee pun keluar dari kamar mandi lalu mengambil air hangat untuk kakak nya. "Ini, ma" ucap Dee. Dee ingin mengambil tas kakak nya namun kakak nya menahan tangan nya. " Tidak usah, nanti kakak bawa sendiri ke atas"

"Baiklah"

Dee kemudian menyambung kegiatannya. "Ma, tangan ade kenapa ? Kok kayak bekas dipijak ?" tanya kakak Dee. "Mama tidak tau, mama ga perasan tangan nya tadi. Biarin aja, lagipun dia tuh ga penting sama sekali"

Dee yang mendengar ucapan mama nya pun menghentikan kegiataan nya.

"Ga penting sama sekali"

"Ga penting sama sekali"

"Ternyata begitu.. Ga heran kenapa aku ga dimanjain seperti kakak.."

Dee pun keluar dari kamar mandi. "Ma, pakaian nya sudah Dee cuci semua" ucap Dee. "Dee, biasanya kalau sudah dicuci diapain pakaian nya ?" tanya Mama Dee. "Disidai, ma" balas Dee.

"UDAH TAU DISIDAI, KENAPA PAKAIAN NYA DIBIARIN DI KAMAR MANDI ?!"

"Maaf, ma" balas Dee. Ia kemudian mengambil pakaian yang ia cuci tadi keluar lalu sidai di luar rumah.

"Ma, kakak naik ke kamar dulu" ucap kakak Dee. Ia pun pergi ke kamar nya lalu mengunci pintu kamarnya. Ia melihat ade nya yang berada di luar, menyidai pakaian.

Ia ingat Dee tidak tahan berada di bawah sinaran cahaya matahari. Dulu bahkan Dee sering pingsan kalau lama-lama kena sinaran cahaya matahari. Tapi sekarang, kelihatan sudah tidak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DERITA BUNGSU || HUANG RENJUNWhere stories live. Discover now