Chapter 8

243 30 4
                                    

"Jawab aku, Tsukishima. Sejak kapan Kuroo mulai bermain tangan?" tanya Oikawa. Kini ia dan Tsukishima berada di dalam kamarnya. Tsukishima tidak langsung menjawab, dari raut wajahnya ia masih bimbang apakah ia perlu mengatakannya pada Oikawa atau tidak,"Tsukishima, aku tidak akan tahu masalahmu jika kau tidak mengatakannya padaku." Oikawa menyentuh kedua pipi Tsukishima yang kini begitu pucat dan tidak ada rona merah yang dulu selalu ada,"Seminggu setelah kami resmi bertunangan." Gumam Tsukishima begitu pelan namun Oikawa masih mendengarnya dengan jelas,"Ceritakan padaku semuanya." Tsukishima menatap wajah Oikawa yang menatapnya serius. Ia lalu mengambil nafas, siap untuk menceritakan semuanya.

"Seminggu setelah kami resmi bertunangan Kuroo menjadi lebih pencemburu, ia selalu marah ketika aku berbicara dengan pria lain. Dia membentakku, menamparku, memukuliku bahkan mencambukku." Tsukishima menghapus air matanya yang kembali membasahi pipinya,"Dan bayi yang ada di kandunganmu?"

"Dia tidak selamat." Tsukishima menyentuh perutnya yang sudah kosong tanpa ada buah hatinya dengan Kuroo. "Kuroo tidak sengaja mendorongku dari tangga ketika ia marah dan membuatku keguguran."

"Lalu bagaimana bisa kau ada di Jepang, Tsukishima? Kau kabur darinya?" Tsukishima mengangguk. "Aku sudah tidak sanggup lagi, Oikawa. Dia berbeda dan aku takut. Aku takut padanya, Oikawa." Oikawa membawa tubuh Tsukishima kedalam pelukannya dan kembali menenangkan mantan kekasihnya itu. "Tidak apa-apa, aku disini Tsukishima. Kau aman bersamaku."

"Kuroo pasti tahu aku bersamamu, Oikawa." Ucap Tsukishima dalam pelukan Oikawa.

"Aku tidak akan membiarkannya membawamu pergi."

..........

"Kenapa kau belum tidur?" tanya Oikawa pada Iwaizumi yang duduk di meja makan sambil memegang gelas berisi teh. Ia ke dapur untuk mengambilkan air buat Tsukishima,"Aku tidak bisa tidur." Ujar Iwaizumi dengan suara yang pelan,"Hm." Balas Oikawa dan mengambil gelas dan menuangkan air putih,"Siapa dia, Oikawa-san." Entah keberanian dari mana Iwaizumi akhirnya bertanya pada suaminya,"Namanya Tsukishima Kei, dia mantan pacarku."

"Kalian berpisah?"

"Begitulah."

"Kenapa?"

Oikawa membalikkan badannya dan menatap tepat pada mata Iwaizumi. "Dia hamil bersama pria lain dan memilih pria itu. Aku tidak memiliki pilihan lain selain membiarkannya pergi dan bertunangan dengan pria itu."

"Lalu mengapa ia ada disini, bagaimana dengan tunangannya?"

"Aku tidak peduli dengan tunangannya yang aku pedulikan hanya Tsukishima." Setelah mengatakan itu Oikawa langsung keluar dari dapur. Malam itu, Iwaizumi tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia sudah mencoba untuk menutup matanya namun setiap kali ia menutup mata bayangbayang sosok bernama Tsukishima selalu hadir dalam pikirannya. Sosok Tsukishima Kei yang membawa pergi Oikawa darinya.

..........

"Selamat pagi." Iwaizumi tengah mencuci piring ketika sebuah suara memasuki gendang telinganya. Ia dengan segera membalikkan badannya dan terkejut bukan main ketika Tsukishima kini berada didepannya. "Se-selamat pagi juga."

"Oikawa sudah berangkat kerja?"

"Iya. Oikawa-san sudah berangkat kerja satu jam yang lalu." Balas Iwaizumi. Tsukishima mengangguk mengerti. "Namaku Kuroo, ah bukan. Tsukishima. Tsukishima Kei."

"Iwaizumi Hajime."

"Senang bertemu denganmu Iwaizumi. Ngomong-ngomong aku tidak tahu jika Oikawa memiliki sepupu selain Osamu, atau jangan-jangan kau sepupunya Suna tapi tinggal di rumah Oikawa, yah?" Iwaizumi sebenarnya ingin membantah tapi yang keluar dari mulutnya adalah mengiyakan ucapan Tsukishima. "Iya." Namun mata Tsukishima menatap jari manis Iwaizumi yang mengenakan cincin pernikahan yang sama persis seperti cincin yang ada di laci lemari Oikawa,"Apa kau tengah mengandung?"Mata Iwaizumi terbelalak mendengar ucapan Tsukishima. "Bagaimana kau tahu, Tsukishima-san?"

Hello StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang