KZO #05#

9.4K 615 10
                                    

Ceklek

PLAKK

Baru saja membuka pintu Khai sudah mendapat tamparan di pipinya, siapa lagi kalau bukan Luke yang memberikan tamparan itu.

"APA YANG KAU PERBUAT DI SEKOLAH HAH!? GURU MU MEMBERITAHU KALAU KAU BERTENGKAR DENGAN TEMAN SEKELAS MU ITU!!" bentak itu

"Ya," jawab Khai singkat

"Dasar sialan, kau memang tidak bisa di andalkan seperti Kakak mu itu. Asal kamu tahu, Papa malu punya anak seperti kamu."

Nyutt

Dada Khai tiba-tiba saja terasa nyeri, apakah ini perasaan asli Khai?

"Sebagai hukuman, kamu tidak boleh keluar kamar selama masa skors kamu itu. Dan sekarang ikut Papa." Di sana hanya ada dirinya dan juga Luke saja. Lana dan Zhai tidak ada.

Luke menyeret Khai ke gudang, tempat dimana dia selalu mendapatkan hadiah dari Papanya.

"Hitung,"

Luke mengambil cambuk dan mencambukkannya pada punggung Khai.

CTAS

"Satu,"

CTASS

"Dua,"

Luke terus mencambuk Khai sampai cambukan ke 35. Khai langsung ambruk ke lantai.

"Itulah akibat jika kamu membuat ulah." kata Luke setelah itu dia pergi keluar tanpa perlu repot-repot membantu Khai.

Khai meringis, "Dasar Bapak sialan, shh luka yang kemarin aja belum hilang sekarang malah di tambah lagi. Gue doain semoga lu nyungsep ke Got terus di seruduk sapi." ujarnya sebelum semua pandangan menjadi gelap.

Ceklek

2 orang bodyguard membawa Khai ke kamarnya dan juga mengobati luka anak itu.

~•KZO•~

Malamnya Luke, Lana, dan Zhai tengah melakukan makan malam tanpa memikirkan sesosok yang bahkan belum makan sedari pulang Sekolah.

"Ku dengar anak itu membuat ulah? apa yang kali ini Ayah lakukan pada anak itu?" tanya Zhai

"Papa mencambuknya dan tidak membiarkan dia keluar dari kamar selama 3 hari." jawab Luke

"Kenapa hanya 3 hari? harusnya 1 bulan saja." ujar Zhai tanpa memikirkan bagaimana kondisi adiknya

"Bagaimana pun Ayah tidak ingin nilai anak itu menurun dan membuat Ayah malu di hadapan teman-teman Ayah."

"Iya Zhai, Mama setuju dengan yang di katakan Papa mu itu. Mama tidak mau jika nanti Mama di ejek di arisan karena nilai anak itu menurun." tambah Lana

"Ya ya, baguslah. Dengan begitu aku akan membuat dia menderita di Sekolah." kata Zhai sambil memikirkan beberapa ide gila

"Bagus, buatlah anak itu jera hingga takut padamu. Jadi lebih mudah untuk mengendalikannya." ujar Luke mendukung. Mereka bertiga pun tertawa seolah yang di katakan mereka adalah sebuah lelucon.

Sedangkan di kamar Khai, anak itu baru saja bangun dan saat ini tengah mengumpulkan nyawanya.

Tok

Tok

"Tuan Muda, saya ingin memberikan Makan malam pada anda." ujar Maid

Khai membuka pintu dan mengambil makanannya setelah mengucapkan terima kasih. Dia mencuci muka dan tangannya dulu.

"Emang ngeselin banget itu bapak-bapak. Seenaknya aja cambuk punggung gue, terus sekarang malah gak ngebolehin gua keluar kamar." gerutu Khai sambil memakan makan malamnya

"Bisa aja sih gue kabur, tapi si Luke itu bakalan ngebuat tubuh ini luka bahkan lebih parah. Gue gak mau ya badan gue yang harusnya mulus ini malah banyak luka. Apa kata istri gue nanti kalau malam pertama." lanjutnya

"Hufft, gue ngapain ya habis ini." ujar Lhai setelah membereskan alat makannya tadi. Dia pergi ke balkon dan menatap pemandangan dari sana.

"Keadaan Keluarga gue gimana ya sekarang? mereka sedih atau gak pas gue udah mati. Tapi jiwanya malah nyasar ke sini."

Karena udara terasa semakin dingin Khai kembali masuk ke dalam kamar. Dia haus dan ingin minum.

"Anjing make di kunci dari luar segala sih." umpatnya ketika tahu jika pintu kamar terkunci dari luar. Khai langsung saja menggedor pintu kamar itu

"WOYY YANG DI LUAR TOLONG BUKAIN PINTUNYA WOYY!! GUE HAUS NIH PENGEN MINUMM!"

"WOYY ANJINGG!!"

ceklek

"Ada yang Tuan Muda inginkan?" tanya seorang maid

"Lama banget buka pintunya, gue haus tolong ambilin minum gue kan lagi di hukum gak di bolehin keluar kamar."

"Baik. Ada yang Tuan Muda inginkan lagi?"

Khai nampak berpikir, "Ohh ambilin gue cemilan yang banyak, terus ice cream. Pokoknya makanan yang enak deh bawain aja." jawabnya

"Baik Tuan Muda, kami permisi ingin membawakan apa yang Tuan Muda inginkan." Khai mengangguk

Setelah maid itu pergi Khai merebahkan tubuhnya di kasur.

"Enak banget punya babu. Walaupun ni Keluarga gak nganggep gue, tapi enaklah duit ngalir terus sama punya banyak babu lagi."

Khai pun akhirnya berguling-guling di kasur sambil menunggu makanannya datang.


















TBC

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Where stories live. Discover now