pt 13; jeongri [step brother] 1

1.2K 118 12
                                    

Happy reading and jangan lupa untuk tinggalin jejak baca kalian <3

----

Ricky menatap pria paruh baya di depannya yang telah resmi menjadi ayah kandungnya sejak seminggu yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ricky menatap pria paruh baya di depannya yang telah resmi menjadi ayah kandungnya sejak seminggu yang lalu. Ricky tak begitu mengenal beliau dan seluk beluknya, sebab dengan sang ibunda pun ia sudah lama tak dekat. Ia hanya sekedar memberi restu untuk sang bunda menikah lagi agar bundanya bahagia. Urusan pasangan, ia percaya bundanya bukan bodoh untuk memilih setelah sudah di selingkuhi oleh ayah kandungnya.

"Wah, anak Papa ganteng banget," pujian itu membuat Ricky kikuk. Ia hanya tersenyum menampakkan gigi rapinya sembari menggaruk kening.

"Bunda kamar Ricky dimana?" Ia bertanya. Sebab memang kedatangannya kesini untuk ikut serta pindah. Bundanya melarang ia tinggal sendirian di rumah lama dan memaksa untuk tinggal seatap bersama Papa dan Saudara tirinya yang sejak tadi tak terlihat.

"Oh iya, ayo bun-"

"Loh? Bunda udah dateng?" Seseorang menyela dari belakang.

Ricky dan Bunda menoleh bersamaan. Beberapa saat Ricky tampak terkesima karena pemuda yang kini berjalan kearahnya itu sangatlah tampan. Tatapan keduanya bertemu. Ricky merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Belum lagi tatapan mata yang tajam itu seolah membuatnya tunduk seketika.

"Lijeong, dari mana aja?" Bunda Xiaoting bertanya.

Wajah yang semula menatap datar kearah Ricky langsung berubah lembut. Yang bernama Lijeong bergerak menyalimi Bunda tirinya. "Main, Bun." jawabnya.

Ricky mencerna. Ia merasa tidak asing dengan nama yang baru saja disebutkan oleh Bundanya.

"Sekalian aja nih kamu ke kamar anterin Ricky ke kamar barunya ya, kak?" Papa berujar setelah teringat bahwa tadi anak tirinya bertanya letak kamar.

Tanpa menyahut Lijeong hanya mengangguk. Menoleh sekilas kearah Ricky bermaksud mengajak pemuda itu untuk mengikutinya. Ricky yang paham langsung mengangkat kopernya yang berat itu dan berjalan perlahan mengikuti kakak tirinya.

Ricky mendengus. Bahkan kakak tirinya itu sama sekali tak ada niatan membantu membawakan koper atau tas ransel miliknya saat menaiki tangga.

"Ini kamar lo."

"M-makasih kak"

Lijeong berlalu ke kamar yang letaknya persis didepan kamar miliknya. Pintu kamar mereka memiliki warna yang beda. Pintu kamar Ricky berwarna coklat sedangkan milik kakak tirinya berwarna hijau.

Ricky mendengus kesal. Menurutnya kakak tirinya itu sok cool dan kelewat jutek. Ia memasuki kamar dan langsung merebahkan diri. Membiarkan koper dan tasnya tergeletak begitu saja di depan pintu.

Ricky memegang dadanya dimana jantungnya perlahan berdetak dengan normal tak seperti tadi. Ia dibuat bingung oleh dirinya sendiri. Pipinya tanpa sadar bersemu merah ketika mengingat wajah tampan kakak tirinya.

"Bodoh itu kakak tiri kamu sendiri Ricky." Monolognya.


-
--
---
------
---------
-------------
---------
------
---
--
-


"Denger-denger kak Lijeong baru saja nolak kak Hanbin-"

"Uhuk!" Ricky tersedak jus strawberry miliknya sendiri.

Wonyoung, Haruto, dan Jeongwoo terkejut. Ketiganya menatap Ricky dengan khawatir. Ricky yang paham pun mengangguk dan mengacungkan jempol tanda bahwa dirinya tidak apa-apa

"Lo gak pa-pa? Kok bisa keselek gitu sih njir?" Haruto bertanya tapi nada suaranya julid membuat Jeongwoo mendelik kearahnya.

"Pelan-pelan aja, Ky. Kita gak minta kok," ujar Wonyoung sembari menepuk pelan punggung sahabatnya.

"Lijeong? Lijeong itu kakak kelas kita?" tanya Ricky.

Ketiganya mengangguk serempak. "Emang lo gak kenal?" tanya Jeongwoo terkejut.

Ricky menggeleng. "Aku baru tau."

"Nolep lo" ejek Haruto dengan tampang tengilnya. Mengundang rasa jengkel Ricky dan berakhir melempar Haruto dengan sendok.

"Aku ke toilet dulu."

Sepanjang jalan menuju toilet, Ricky tak henti-hentinya memilin jari. Ia begitu terkejut. Pantas saja nama Lijeong terasa tak asing baginya karena rupanya kakak tirinya itu adalah kakak kelasnya juga di sekolah.

Saat sudah sampai di toilet, Ricky menghadap kaca dengan wajah yang ditekuk. "Nyebelin." Ujarnya.

Ia membasuh wajah dan mencuci tangan berkali-kali. Ada sepercik perasan yang mengganjal di dalam lubuk hatinya tapi ia tak tahu pasti tentang apa.



Cklek


Salah satu bilik dalam kamar mandi terbuka. Dan begitu melihat siapa orangnya ketika menoleh, Ricky dibuat terkejut sebab rupanya itu adalah Lijeong--kakak tirinya.

Ia meneguk ludah dengan kasar dan buru-buru kembali menghadap kaca dengan terus berpura-pura mencuci tangan.

Saat hendak keluar dari toilet. Seseorang menahan tangannya. Yang lain tak bukan ialah Lijeong.

Lijeong menatap Ricky dengan datar namun tajam. Membuat Ricky tak berani balas menatap dan memilih menunduk.

"K-kenapa kak?"


"Jangan kasih tahu siapapun soal hubungan kita."

"Hubungan a-apa kak?"

Lijeong berdecak. Maju selangkah membuat Ricky semakin kikuk.

"Kalo lo adek tiri gue" sahutnya dengan tegas.


Ricky mengangguk. Setelah itu Lijeong melepaskan cekalan tangannya dan keluar dari toilet lebih dulu meninggalkan Ricky yang kini tengah menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba menggila.


"Aku kenapa sih? Masa iya suka sama Kak Lijeong? Dia kan kakak aku," monolognya.









.
.
.
.
.
Tbc...

Oneshot ZB1 bxb✓Where stories live. Discover now