Invitation

1 0 0
                                    


Hisqi menikmati waktu luangnya dengan makan dan minum di salah satu kafe pusat perbelanjaan. Ia sudah berkeliling melihat-lihat. Ia tidak berencana menonton film. Namu, langkah kakinya menuntun sampai ke depan bioskop. Hisqi memilih film secara acak. Menuju weekend, pusat berbelanjaan semakin ramai.

Saat di bioskop banyak terdapat pasangan dan kelompok keluarga yang menonton film. Meskipun sendirian, Hisqi nyaman melakukannya. Ia duduk di tengah bioskop. Menyesal tidak membawa jaket, ia memindahkan ranselnya ke depan agar tidak terlalu dingin.

"Butuh ini?" Sebuah jaket tersulur ke hadapannya. Hisqi melihat jaket sebelum menengok.

"Pakai saja, sepertinya Anda memerlukannya," Meskipun butuh, Hisqi tidak serta merta menerima. Ia masih bisa mentolerir rasa dinginnya.

Rasanya ia ingin ikut berteriak dan memakai senjata juga seperti adegan dalam film yang saat ini ada dalam pandangannya. Selalu terkagum dengan adegan ekstrem yang dilakukan tokoh dalam film laga. Ia ikut tegang. Jantungnya seperti akan melompat.

*

"Hai, tadi kita bersebelahan saat di tribun bioskop." Hisqi berhenti saat  lelaki yang menawarkan jaket di bioskop menghentikan langkah kakinya.

"Hai," Hisqi menatap lelaki yang berdiri tepat di depannya.

"Kama Mahasura, Anda bisa memanggil saya Kama," Kama mengulurkan tangan kanannya seraya tersenyum

"Gira," Hisqi tidak mungkin memberikan nama aslinya pada orang yang baru saja ditemuinya. Meskipun enggan, Gira mengikuti Kama untuk mengikuti Kama ke food court. Mereka duduk di dekat kaca. Hisqi memandang keluar, melihat suasana luar dari ketinggian pusat perbelanjaan. Entah sebuah kebetulan atau memang takdir, Kama adalah teman Abhiraka. Kama bercerita bahwa ia sengaja mencari Hisqi dan tahu jika Hisqi tidak memberikan nama aslinya saat berkenalan tadi.

"Lalu, apa tujuanmu?" Hisqi menatap Kama dengan tajam. Kama mengambil undangan dan menyerahkan padanya. Halaman depan menampilkan dua buah nama, Abhiraka dan Ayunasfa. Kama menawarkan kesepakatan untuk datang ke pesta pernikahan Abhiraka dan Ayunashfa. Hisqi menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Baiklah, kita bertemu di parkiran tempat acara," Kama menggeleng. Lelaki itu akan menjemput Hisqi.

"Di parkiran acara atau kita bertamu secara terpisah," Hisqi bangkit melenggang pergi. Ponselnya bergetar dengan tampilan nomor baru.

"Itu nomor saya. Saya dapat dari Abhiraka. Kalau kamu butuh dijemput atau berubah pikran bisa hubungi saya"

*

"Hisqi, mobilnya papa bawa ya nak. Papa buru-buru, kamu minta antar Adis saja" Suara dari balik pintu menyadarkannya.

"Kak, kakak naik gocar atau taksi ya. Aku ada praktikum setengah jam lagi" Hisqi berjalan sampai jalan besar. Ia akan menunggu taksi yang dipesan. 

"Butuh tumpangan?" Kama membuka jendela kaca mobilnya.

"Tidak, saya sedang menunggu taksi yang sudah saya pesan" Hisqi duduk di halte. Kama yang mendapat penolakan keluar dari mobil. Ia ikut duduk sembari menunggu taksi Hisqi. Mereka berangkat dengan kendaraan yan berbeda. Suasana parkiran telah ramai oleh berbagai kendaraan. Hisqi dan Kama berjalan bersama masuk ke tempat acara.

"Mau makan dulu?" Kama sengaja mengajak Hisqi makna terlebih dahulu. Bisa saja jika nanti akan ada hal tidak terduga yang membuat mereka enggan makan.

"Kama, wih sama siapa nih?" 

"Hai Leo, temanku Hisqi. His ini Leo," Hisqi tersenyum dan mengangguk sebagai bentuk sopan santun lalu melanjutkan kegiatan makannya. Leo dan Kama masih lanjut mengobrol. Hisqi tidak memperhatikan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BADAMA ACARYAWhere stories live. Discover now