Bab. 05

254 120 33
                                    

Tum mere ho iss pal mere ho
Kau adalah milikku pada saat ini
Kal shayad yeh aalam na rahe
Namun esok mungkin saja bisa berubah

Kuch aisa ho tum, tum na raho
Sesuatu bisa saja terjadi, kau tak lagi dirimu
Kuch aisa ho hum, hum na Rahein
Sesuatu bisa saja terjadi, aku tak lagi diriku

Ye raaste alag ho jaaye
Jalan kita ini bisa saja terpisah
Chalte chalte hum kho Jaayein
Di tengah perjalanan bisa saja kita terpisah

Lelaki itu duduk di kursi vokalis, bersama satu pianis dan satu gitaris menemani Allen membawakan syair lagu; phir bhi tumko chahunga yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya asal India, Arjit Singh. Salah satu penyanyi kesukaannya setelah Udit Narayan.

Setelah tarik suara kekasih selesai. Allen mengajukan diri ingin menghibur penonton dengan suaranya yang sejujurnya ada bakat di sana. Jika saja malaikat tanpa sayap itu mengizinkan anaknya meniti karier di bidang musik, bisa saja jadi penyanyi.

Lirik pertama; kau adalah milikku saat ini, namun esok mungkin berubah. Dan dilanjut lirik lagu setelahnya seolah lelaki ini ingin menjabarkan makna.

Hari ini, malam ini, jam ini, menit ini, detik ini mereka masih jadi pasangan walau berstatus tanpa ikatan pernikahan. Namun esok, lusa atau dari waktu yang belum ditentukan pasangan ini harus berpisah.

Semua terangkum dalam satu kata; perjodohan.

Ada batu besar berusaha mendorong, mendesak, dan menggores benak. Lara tak tertahan, tak mudah mendeskripsikan lewat kata tapi sakitnya begitu terasa.

Dia bukan wanita baik Allen.

Jangan mau dimanfaatkan, buka pikiran kamu!

Orang tuanya saja nggak jelas kerja apa, anaknya cuma lulusan sma terus kerja jadi penyanyi kafe!

Sadar! Jangan cuma pakai perasaan, gunakan logika kamu buat mikir Allen!

Sadar Allen! Sadar, astaghfirullah!

Dia pasti manfaatin kamu!

Jangan bodoh!

Perkataan Mama terulang lagi di otak, visual wajah wanita itu terlintas di netra. Bisa dibayangkan mata wanita marah itu menyorot bengis, tajam dan penuh kebencian, alis memusat ke jidat, hidung mungilnya mendengkus kesal dan wajahnya semerah warna bibir yang dipakai.

Jika saja kepala keluarga diam saja, mungkin bola mata wanita itu keluar dari kandang dan sampah serapah tidak tersangkut di tenggorokan.

Sehina atau seburuk apapun kekasih di mata Mama;

Main phir bhi tumko chahunga
Namun aku akan tetap mencintaimu
Main Phir bhi tumko chahunga
Namun aku akan tetap mencintaimu

Seperti Adam yang mencintai Hawa begitu sebaliknya, kasih cinta Ibu yang tulus sepanjang masa, dan selayaknya burung merpati yang tetap setia pada pasangan mau menerima kelebihan maupun kekurangan. Bagaikan yin dan yang tidak dapat dipisahkan. Begitu kiasan perasaan Allen pada Jeha.

Iss chahat mein marr jaaunga
Aku akan mati demi cinta ini
Main phir bhi tumko chahunga
Namun aku akan tetap mencintaimu

TAUT | Kim Mingyu✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant