05. Gambling Passion (2)

13 3 0
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.

Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • • ☠️ • • •

Wileen mengembuskan napas gusar, merasa lelah setelah menghadapi kawan-kawannya yang telah mengulur waktu untuk memuaskan hasratnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wileen mengembuskan napas gusar, merasa lelah setelah menghadapi kawan-kawannya yang telah mengulur waktu untuk memuaskan hasratnya. Ia murka karena waktu berharganya telah terbuang sia-sia hanya untuk meladeni makhluk berhati busuk seperti mereka. Dan kini, ia akhirnya bisa melajukan mobilnya menuju tempat yang sedari tadi menjadi alasan dirinya ingin segera hengkang dari tempat pesta--tempat yang akan menenangkan aura menggugah dalam benaknya itu.

“Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi,” serunya, arkian meningkatkan laju mobilnya.

• • • ☠️ • • •

Kali ini, ruangan megah dengan banyak tatanan meja bergambar ruang penyimpanan kartu terpampang jelas di mata Wileen. Banyak puluhan manusia yang berkumpul pada tempat tersebut hanya untuk memuaskan hasrat yang sama seperti Wileen.

Tanpa menunggu lama, Wileen melangkahkan kakinya menuju salah satu meja yang masih kosong pengunjung. Ia duduk di sana, berhadapan dengan seorang pria berseragam hitam putih yang diketahui merupakan seorang dealer. Ya! Tempat yang Wileen datangi tidak lain adalah Kasino--tempat orang-orang berkumpul untuk bermain judi. Dan tempat inilah yang sering kali dirinya kunjungi di setiap malam, tentunya hanya untuk menuruti nafsu aneh miliknya.

“Hai, Nona! Anda datang sendiri?” tanya pria tersebut sambil merapikan kartu yang tampaknya sempat digunakan.

Spontan, Wileen mengindahkan kata-kata pria tersebut dengan berkata, “Ya. Dan aku ingin bermain seperti ini tanpa ada saingan tambahan.”

Pria berseragam tersebut mengangguk, lalu melakukan apa yang seharusnya dirinya lakukan. Dengan segera, ia masukkan tumpukan kartu yang telah dirapikannya itu ke dalam mesin pengocok. Setelah terkocok dan tertata kembali, sang dealer menaruhnya di atas meja untuk dirinya tunjukkan kepada Wileen. Tentunya untuk diberi pembatas khusus di bagian tertentu yang Wileen inginkan.

Lalu setelahnya, ia bagi kartu tersebut menjadi 2 bagian dengan jumlah kartu yang berbeda, lalu kembali disatukan dan dirinya taruh di sepatu--kotak tempat kartu yang digunakan dalam permainan disimpan.

Sedangkan Wileen, ia terlihat mengeluarkan sebuah kotak berlapis tembaga yang entah sejak kapan ada di tangannya. Ia taruh kotak tersebut tepat di atas meja--seakan-akan kotak tersebut adalah tempat dirinya menyimpan uang.

[TERBIT] Pandora: Pandora Two-side Secret [18+]Where stories live. Discover now