01

210 13 0
                                    

Menyingkir. Dasar alpha jelek.

Jihoon tersentak karena ucapan sang inner omega. Dengan wajah tak enak, Jihoon melirik ke arah sahabatnya, "Maaf ya, Kak."

Seungcheol hanya bisa tersenyum maklum. Ia tahu bagaimana perangai inner omega sang sahabat. Omega milik Jihoon sangat galak dan angkuh. Seungcheol yang sudah biasa pun tak pernah mengambil pusing dengan sikap omeganya Jihoon, "Santai saja. Kenapa Woozi? Heat kalian sudah dekat?"

Jihoon menghela napas lelah sebelum mengangguk, "Iya Kak. Woozi tidak bisa diajak bekerja sama. Aku sangat ingin segera bertemu dengan mate-ku, tetapi Woozi bilang ia ingin menjadi omega independent saja. Mana bisa begitu? Apa ia mau kami tersiksa seumur hidup karena tidak punya mate yang membantu ketika heat?" Curhat Jihoon setengah kesal. Wooziㅡsang inner omega hanya bisa menggeram marah.

Jika kau mau aku menuruti keinginanmu untuk segera bertemu dengan mate, setidaknya bawakan aku calon alpha yang pantas. Alpha di sekitarmu benar-benar mengecewakan.

"Woozi!" Raung Jihoon tak terima. Ia benar-benar merasa tak enak terhadap Seungcheol yang notabennya adalah seorang alpha. Tak ingin alpha sahabatnya merasa tersinggung. Jihoon tak mau berurusan dengan alpha. Ia kan omega cinta damai.

"Hei, tenang saja. Scoups sama sekali tak masalah. Ia dan aku tahu bagaimana sifat Woozi, jadi kau tenang saja Hoon. Lagipula yang dikatakan Woozi cukup benar. Beberapa alpha di sini kurang berkualitas dan mungkin aku satu-satunya alpha yang termasuk lumayan di sini," bisik Seungcheol di akhir kalimat. Jihoon hanya bisa tersenyum, tak ingin mengangguk dan menggeleng. Tipikal tak mau mencari masalah.

"Ah, ngomong-ngomong apa kabar dengan Kak Jeonghan?"

Seungcheol yang mendengar nama mate-nya menjadi topik pembicaraan langsung tersenyum lebar. "Baik. Ia baik-baik saja. Kami berencana akan makan bersama nanti sehabis kelas selesai. Apa kau mau ikut?"

Jihoon jelas menggeleng. Bagaimana mungkin ia ikut dan duduk di antara pasangan kekasih itu? Ia kan tidak mau menjadi nyamuk.

"Tidak, Kak. Aku jadi orang ketiga nanti kalau ikut," tolak Jihoon halus. Seungcheol tertawa lalu menggeleng pelan, "Hei, tenang saja itu tidak akan terjadi. Yang ada aku yang akan jadi orang ketiga karena kalau ada kau, Jeonghan akan menempel terus padamu, kau lupa?"

Jihoon menimbang-nimbang tawaran sahabatnya. Ia berpikir tentang masa heat-nya yang akan datang sebentar lagi, itu artinya ia akan selalu berada di rumah untuk tiga sampai lima hari ke depan. Mungkin menghabiskan waktu di luar sebelum ia tidak bisa pergi ke mana-mana bukan ide yang buruk. Woozi juga nampaknya tidak masalah, buktinya sang omega hanya diam tidak berkomentar apa pun.

"Oke Kak, I'm in!"

"Nah, bagus! Sebentar aku akan hubungi Jeonghan duluㅡLoh, panjang umur. Dia meneleponku. Halo?"

Tak ingin menguping, Jihoon memutuskan untuk kembali menyibukan diri dengan ponselnya.

"ㅡOke. Sampai jumpa nanti, Sayang." Setelah menutup panggilan, Seungcheol menyentuh pundak Jihoon meminta atensi. Jihoon pun menoleh, "Ya Kak?"

"Hoon, temannya Jeonghan juga akan ikut kita makan nanti, tidak apa kan?"

"Ya ampun Kak, tentu saja tak apa." Terkadang Jihoon bingung dengan sikap Seungcheol yang terlalu baik dan terlalu memikirkan orang lain. Mungkin karena inilah Seungcheol termasuk dalam jajaran alpha yang paling diincar satu kampusㅡDan Jeonghan merupakan pria yang beruntung karena menjadi mate dari Seungcheol.

"Baguslah! Semoga teman Jeonghan cocok denganmu dan Woozi ya."

MATE || SoonHoonМесто, где живут истории. Откройте их для себя